ATARA [END]

Tigabelas -[ ATARA ]

Wii Atara comeback again..
Kuyy kuyy silahkan di baca.

                  ***

"Hey Tar" sapa Bella kepada Atara yang sedang membaca buku

"Hey" balas Atara merespon
"Loh? Bella? Kapan balik?" tanya Atara lanjut

"Hmm.. Semalam Tar" jawab Bella

"Ohh cepet banget"

"Hehehe.. Iya Tar di sana gw ga betah"

"Kenapa?"

"Ga ada temen" ucap Bella dengan cengirannya

"Ohh, hahaha"

"Gimana kabar lu Tar?" tanya Bella

"Baik kok" jawab Atara

"Hmm Bagus deh"

"Ke sini sendiri?" tanya Atara

"Ya iyalah Tar, gw kan ga bawa siapa siapa ke sini"

"Biasanya kan sama Zen" ucap Atara langsung

"Tau tuh Zen lagi kemana, di cariin ga nemu nemu"

"Sabar yah" ucap Atara mengelus pundak Bella

Sebenarnya Atara tidak mengerti kenapa perasaannya menjadi biasa saja, tidak ada rasa apapun di dalam hatinya.

"Tara, lu ga balik ke kelas?" tanya Reyna yang langsung mendekati Atara dan Bella

"Ga udah PW gw di sini" jawab Atara

"Loh? Bella?" tanya Reyna bingung

"Hay Rey" sapa Bella

"Iyah hay juga, lu kpn balik?" tanya Reyna lagi

"Semalem" jawab Bella

"Ohh, kok tumben masih di sini?"

"Ini gw lagi ngobrol sebentar tadi sama Atara"

"Ohh, yaudh kita balik yuk ke kelas udh mau bel juga"

"Okee" ucap Atara dan Bella serempak

Mereka pun kembali ke kelas mereka masing-masing. Sampai Atara dan Reyna pisah dengan Bella yang sudah masuk ke kelasnya duluan

"Tar, tumben lu sama si Bella?" tanya Reyna

"Gapapa, gatau kenapa perasaan gw sekarang ga kaya waktu gw suka sama Zen" jujur Atara

"Lah udah move on donk lu? Hahaha"

"Bisa di bilang begitu"

"Wahh apa udah pindah hati?" tanya Reyna meledek

Atara melirik Reyna dengan tatapan kesal dan malu.

"Ya ga lah, siapa yang gw sukain coba?" jawab Atara asal

"Yakin apa yakin? Hahaha" ledek Reyna

"Ya... Yakin lah" gugup Atara

"Terus Davis?" tanya Reyna meyakinkan

"Temen"

"Temen apa demen? Hahaha" ledek Reyna

"Ish tau ah"

"Hahahaha"

Mereka mulai masuk ke dalam kelas mereka dan mulai mempelajari pelajaran selanjutnya.

                   ***

Di lorong sekolah Atara berjalan sendirian untuk pergi ke suatu tempat di dalam sekolah itu.

Atara merasa merinding melewati lorong sekolah yang mungkin bisa di bilang sangat sepi karena hanya ada dirinya dan bayangannya saja.