LimaPuluhTiga- [ATARA]

69 2 0
                                    

"Aduhh ribet banget si ga mau jalan gini kopernya" gerutu Atara

Anna yang memperhatikan Atara dari depan tangga hanya menggeleng lalu bangkit menghampiri Atara.

"Kenapa si kopernya? Daritadi ngoceh aja"

Atara menarik nafas kesal "ini loh mah, masa koper Atara gabisa jalan. Besok kan Atara harus pergi ke Bandung mah buat perpisahan"

Anna mendorong kopernya maju mundur "loh iya ini agak seret"

"Tuh gimana coba Atara mau pakenya? Sedangkan besok harus udah berangkat"

"Yaudah pake koper mamah aja, kalo ini gabisa"

"Ihh gamau mah, koper mamah tuh gede banget, Atara males bawanya"

"Bukannya lebih gede lebih bagus kamu malah nolak"

"Gamau pokoknya. Atara cuma mau pake koper Atara yang ini"

"Haduh amsyong deh, yaudah nanti mamah bilang papah buat perbaiki. Kamu siapin aja baju buat besok"

"Hem yaudah deh, Atara ke kamar ya" Atara meninggalkan Anna yang masih memaju mundurkan kopernya.

Baru saja Atara ingin membuka pintu kamarnya tiba-tiba saja teriak Anna menggelegar nyaring di rumahnya.
"Ataraaa.. Ini kopernya udah bisa ni"

"Astaga mamah" lalu Atara turun menghampiri Anna lagi.

Ferdi keluar dari kamarnya dengan panik "ada apa si mah?"

Anna melongo "eh sorry pah, ini kopernya Atara udah bener"

Ferdi mengelus dada "papah kirain ada apa"

"Tau ni mamah gabisa biasa aja apa gitu teriaknya"

"Ye biar kamu denger" jawab Anna tak mau kalah

Atara memegang pelipisnya "yaudah deh, ini beneran udah bener?"

Anna mengangguk lalu mempraktekannya

"Yaudah kalo gitu Atara mau ke kamar. Bye!" Atara menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Anna melipat tangannya lalu bergidik dan menuju kamarnya.

🍀🍀🍀

Seluruh murid kelas dua belas sudah tengah berkumpul di lapangan, mereka menunggu pemberitahuan sebelum mereka berangkat.

"Selamat pagi anak-anak" Ucap panitia

"Pagi pakkkk" jawab murid kompak

"Oke karena semua sudah siap dan barang sudah di naikan ke bis. Mari sebelum berangkat kita berdoa menurut keercayaan masing-masing berdoa dimulai" semua menundukkan kepalanya berdoa.

"Selesai. Oke kalian boleh memilih bisa yang mana aja ya bebas. Asal terus mengikuti aturan sekolah!"

"Siap pak" Mereka semua bubar menuju bis yang mereka pilih. Davis and the geng bersama para ciwi-ciwi memutuskan untuk sebis.

Mereka duduk bersama pasangan-pasangan mereka masing-masing.

Atara duduk di dekat jendela dan Davis yang duduk di pinggir.

Davis menatap Atara lalu menggengam tangannya, Atara membalasnya dengan senyum lalu mengalihkan pandangannya keluar.

"Ih sanaan dikit" Salsa mendorong Fandi

"Gimana si kamu ini aku udh minggir banget ni"

"makanya tas kamu dipangku aja jangan taro di samping aku, biar ga sempit"

"Iya sayang iya" Fandi mengalah.

Bis mulai berjalan menuju Bandung yang akan menjadi pusat acara perpisahan mereka.

ATARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang