TigaPuluhLima- [ATARA]

87 1 0
                                    

Drtttt...drttttt...drtttt...

Handphone Reyna bergetar menandakan ada telfon masuk. Reyna mengangkatnya dan pas sekali Reyna sedang menunggu taxi di halte bis.

"Hallo Tar"

"Reynaaa.. Gw malam ini pulang ke rumah"

"Hah? Serius? Jadi lu besok bisa sekolah donk?"

"Hemm.. Gw malam ini emang boleh pulang ke rumah, tapi kalo untuk sekolah gw belom bisa Rey"

"Yahhh.. Padahal gw kangen banget sama lu"

"Ahahaha.. Padahal kemarin ketemu udah kangen aja"

"Iya, makanya jadi orang jangan ngangenin donk" Reyna terkekeh

"Yee.. Pake basa-basi segala lo"

Saat sedang telfon ada taxi lewat, baru saja ingin memanggil tapi taxi itu lewat begitu saja.

"Besok gw sama Salsa ke rumah lu ya"

"Boleh bangettt"

"Aaa oke dehhh"

"Okey"

"Istirahat yang cukup yaa Tar, biar cepet sembuh biar bisa masuk sekolah lagi"

"Iyaaa pasti kok"

"Gw tutup nih ya telponnya"

"Oke dehh"

"Bye"

"Byee"

Tut...tut..

Panggilan terputus.

Reyna menatap jalanan dengan tatapan kosong.

Tanpa Reyna sadari, Zen memerhatikan Reyna dari kejauhan. Dari dia tertawa saat menerima telfon sampai saat ini ia menatap jalanan dengan tatapan kosong.
Zen menghela nafas pelan, lalu menghampiri Reyna dengan motor ninjanya.

Zen memberhentikan motornya di depan halte dan melepas helmnya.

Reyna menyadari ada Zen di depannya langsung menghampiri Zen.
"Zen? Lu-- lu ngapain disini?" Tanya Reyna gugup

Zen menatap Reyna dengan tatapan teduh "lu lagi nungguin cowo lu?"

Reyna terkejut "hah? Ya--ya ga lah, gw disini lagi nunggu taxi"

"Yaudah lu bareng gw aja"

Reyna mengernyit "serius?"

"Harusnya gw yang nanya boleh ga gw tebengin cewe yang udah milik orang lain?"

Reyna tertohok dengan ucapan Zen barusan. Ia merasa sakit di bagian dadanya saat mendengar yang Zen lontarkan.

Reyna memilih untuk diam dan tidak menyahuti ucapan Zen.

"Udah ayo naik" Zen memakai helmnya kembali.

Reyna mengangguk pelan dan menaiki motor Zen dan Zen mulai menancapkan gas nya untuk mengantar Reyna ke rumahnya.

Di perjalanan hanya ada keheningan diantara keduanya, cuma angin dan suara kendaraan lainnya yang bersuara.

Reyna berfikir. Tak disangka saat ini dirinya bisa lagi bareng dan di antar oleh Zen. Karena semenjak 2 minggu yang lalu, Reyna hanya bisa di antar dan dijemput oleh taxi. Bukan pacarnya, Angga.

Tapi kali ini dirinya di antar oleh orang lain bukan pacarnya sendiri. Ia juga sempat berfikir bagaimana jika Angga tau dirinya di boncengi dengan cowo lain? Entahlah.. Mungkin dia akan mengakhiri hubungannya dengan dirinya. Reyna menepis pikirannya itu dan hanya menatap Zen dari kaca spionnya. "Gw rindu lu Zen" batinnya dalam hati.

ATARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang