Atara terkadang melamun, menatap apapun dengan tatapan kosong. Bahkan saat ini ia sedang makan dan makanan itu hanya ditatap. Tidak di makan, hanya di acak-acak.
Anna melihat anaknya itu sangat miris, dan sedih. Atara yang ceria dan antusias kini menjadi Atara yang pendiam dan pemurung.
Semua keluarganya turut prihatin atas kejadian apa yang dirasakan Atara. Dan memberikan waktu untuk Atara sendiri, mungkin di waktu saat-saat ini Atara masih membutuhkan waktu privasi.
Hubungannya dengan Davis memang benar-benar berakhir malam itu. Dan tak ada sama sekali kabar satu sama lain lagi. Atara tersenyum miris. Berarti memang ya harus benar-benar melupakannya.
Atara pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya lalu turun ke bawah. Ia pamit dengan Anna bahwa ia ingin mencari udara di luar.
Ia pergi ke salah satu kafe di dekat perumahannya. Dan Atara pergi ke sana berjalan kaki, tidak memakai mobil. Padahal Anna mengizinkannya tapi Atara menolak.
Di kafe itu ia memesan es kopi dengan es krim vanila di atasnya. Menatap kosong minuman di depannya itu. Seperti percuma saja ia memesan tapi hanya untuk dilihat.
Tiba-tiba saja Reno menyapa Atara. "Hai tar"
Atara menengok lalu tersenyum singkat tanpa membalas sapaan Reno
"Tumben sendirian"
"Gapapa lagi pengen sendiri"
"Ehm sorry deh gw pindah aja kalo gitu"
Pintu kafe terbuka menampakkan geng Davis datang. Kenapa mereka bisa ada disini?
Atara menarik tangan Reno "eh Ren, sini aja temenin gw"
"Beneran?"
Atara mengangguk.
Dan...
Geng Davis duduk di depannya. Benar dugaannya, mereka pasti akan duduk di hadapannya."hai gimana keadaannya udah membaik?" Davis bertanya
Bisa-bisanya Davis bertanya seperti itu seolah tak terjadi apa-apa.
Atara tersenyum lalu mengangguk pelan padahal hatinya berkata sebaliknya. Masih dengan perasaan yang terjadi malam itu."luka tangan udah sembuh?" Tanya lagi
"udah" jawab Atara
Reno memperhatikan kedua sejoli di depannya ini terlihat berbeda. Sangat berbeda.
Akhirnya Reno membuka topik "lu udah daftar di Ui?" tanya Reno pada Atara
Atara menggeleng "gajadi Ren, gw mau ke Jepang aja"
Davis melotot tak percaya
"beneran mau ke Jepang tar?" tanya Zen
"Serius lo tar?" tanya Fandi
"Serius kok gw. Gw berubah pikiran dan emang orang tua gw bener kok. Gw harus kuliah di jepang"
Reno tersenyum senang.
Atara mengeluarkan uang berwarna biru "yaudah gw cabut duluan ya. Ini uang pesenan gw tolong bayarin ya"
Atara pergi meninggalkan kafe itu diikuti Reno di belakangnya.
Davis menatap minuman yang ia yakini Atara tak meminumnya. Perih. Itu yang dirasakan Davis, melihat Atara menjadi sosok yang dingin dan cuek.
Fandi dan Zen hanya mengelus pundak Davis seolah memberikan kekuatan.
🍀🍀🍀
"Tar" panggil Reno
Atara menengok "kenapa ren?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARA [END]
Teen Fiction[ BELUM DIREVISI ] Seorang gadis yg bernama Atara Chrisayna Dessell dengan sikapnya yg tomboy, ribet, bawel, gampang badmood, ga suka di paksa, dan ga suka di atur ( kecuali ortunya). Atara memang tidak suka dekat dengan cowo apalagi berhubungan, ka...