“Apa yang terjadi padamu?” tanya Chanyeol, keningnya berkerut heran saat mendapati Baekhyun meringkuk di sofa sembari mengaduh kesakitan di bagian vitalnya.
“Aku…ditabrak sepeda tadi pagi. Argghh….sakit sekali!” jelas Baekhyun menahan rasa sakitnya. Seharusnya dia pergi ke Rumah Sakit untuk memastikan semuanya baik-baik saja, tapi alasannya terdengar sangat lucu hingga akhirnya memutuskan untuk menyembuhkan rasa sakit itu sendiri.
“Apa yang kau lakukan? Dasar bodoh!”cibir Chanyeol, pria itu nampak acuh lalu pergi menuju dapur mencari sesuatu yang bisa ia makan. Sejak mendarat di Korea, ia belum memakan apa pun. Chanyeol memilih untuk pergi ke apartemen Baekhyun daripada apartemennya sendiri. Karena pada dasarnya ia tidak suka merasa sendirian.
“Aku mengawasi Seulgi seperti yang kau perintahkan, tapi dia berlari jadi aku ikut mengejarnya.” Sahut Baekhyun kesal. Ia merasa bahwa ‘akibat’ yang ia dapatkan kini juga disebabkan oleh Chanyeol. Pria itu menitipkan pesan padanya agar tidak melepaskan pandangan dari Seulgi dan mengawasi semua gerak-gerik gadis.
“Ck.” Chanyeol berdecak, merasa disalahkan. “Itu kau yang bodoh. Kenapa mengejarnya? Aku hanya memintamu mengawasinya. Jangan sampai dia bertemu pria lain agar kita yakin dia memang mengandung anak dari Sehun nantinya.”
Sejujurnya Baekhyun senang bisa membantu sahabat-sahabatnya, terlebih ini pertemuan pertama mereka setelah sekian tahun dipisahkan oleh jarak karena Sehun dan Chanyeol berada di Kanada. Tapi semakin lama ia mengikuti alur cerita yang dibuat Chanyeol, ia justru semakin menaruh rasa iba pada gadis bernama Kang Seulgi itu.
Bagaimana tidak? Seulgi tidak tahu bahwa dirinya hanya istri kedua Sehun. Dan setelah ia melahirkan anaknya nanti, Sehun akan meninggalkannya begitu saja. Ahh…terkadang Baekhyun bisa menjadi begitu sensitif dengan situasi di sekitarnya.
“Tapi…sepertinya dia sering menemui pria bernama Lee Taeyong.” Tutur Baekhyun. Ia baru ingat tentang pria itu saat Chanyeol menyinggungnya.
“Lee Taeyong?!”
***
Seulgi membuat keputusan untuk melibatkan Sehun sepenuhnya. Ia sudah terlanjur menikahi pria itu, ia juga sudah terlalu setuju dengan segala macam pernjanjian yang telah dibuatnya bersama Sehun. Maka Seulgi berpikir bahwa tidak ada salahnya Sehun juga ikut terlibat dalam masalahnya. Bukan begitu?
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, gelisah, menanti reaksi seperti apa yang akan diberikan oleh Sehun setelah ia menceritakan segalanya tanpa celah termasuk masalahnya dengan Irene dan Taeyong belakangan ini.
“Ini serius. Kenapa kau tidak melaporkannya pada polisi?” tanya Sehun bingung. Setelah cukup lama mencoba mencerna dan mendalami masalah yang dihadapi Seulgi. Hanya kalimat itulah yang berputar-putar di otaknya.
“Aku tidak percaya lagi pada mereka sejak mereka menutup kasus ibuku begitu saja.”
Tanpa sadar, Sehun mengangguk setuju. Ternyata hukum masih bisa diperjual-belikan dengan cara yang sangat cantik. Dari sini Sehun menilai bahwa si pelaku adalah orang yang memiliki pengaruh cukup besar. Tidak banyak orang seperti itu, harusnya mereka bisa dengan mudah menemukan pelakunya.
“Kau…tau sesuatu tentang ayahmu?” tanya Sehun kemudian, ia menanyakan begitu hati-hati karena sedari tadi Seulgi tidak sekali pun menyinggung tentang pria yang bisa disebutnya sebagai ‘ayah’.
Seulgi membisu. Ayah. Kapan terakhir kali ia menyebutkan kata itu? Ia bahkan tidak mengingatnya. Tidak ada satu pun kenangan tentang ayahnya yang masih ia ingat sampai detik ini. Seulgi bahkan gagal mengingat siapa nama Ayahnya. Yang ia pahami bahwa pria yang seharusnya ia panggil ‘Ayah’ itu pergi begitu saja meninggalkan tanggungjawabnya atas ibu juga putri kecilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/132666046-288-k396034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pieces Of Happiness
Fanfiction"Awalnya aku pikir aku sudah hidup bahagia, tapi setelah bertemu denganmu, aku sadar bahwa sebelumnya aku hanya mengingkari robekan di hatiku dengan sebuah tawa" (Kang Seulgi) "Kau memberikan sepotong kebahagiaan yang menyempurnakan hidupku, tapi me...