25

742 137 10
                                        

Keduanya terpaku sesaat, saling menggali ingatan masing-masing terkait orang di hadapan mereka. Kemudian si pria bersorak gembira. “Kau benar-benar Wendy?”

“Astaga! Dunia sempit sekali ya?” celetuk pria itu, ia menepuk pelan bahu Wendy membuat gadis itu ikut tersenyum lebar.

Min Suga. Seorang senior di kampus dimana Wendy dulu menimba ilmu. Mereka menjadi cukup dekat karena sama-sama memiliki darah Korea. Tapi pria itu tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar setelah menghadiri pernikahan Wendy dengan Sehun.

“Benar. Kita menghabiskan banyak waktu bersama di Kanada, tapi akhirnya kita tetap bertemu di Korea.” Balas Wendy, merasa senang dengan pertemuannya kembali dengan Suga setelah sekian tahun berlalu.

“Kau sendiri saja? Ehm…maksudku suamimu…” tanya Suga, kedua matanya nampak memindai situasi di sekitar mereka, mungkin berharap ada sosok yang dikenalnya sebagai suami Wendy atau mungkin juga tidak. Ia menjadi canggung karena Wendy justru menundukkan wajahnya, dan tersenyum tipis.

“Aku sendiri saja. Sehun sibuk dengan pekerjaannya.” Ujar Wendy, cukup untuk mengobati rasa penasaran Suga terhadap keberadaan pria itu.

Detik berikutnya, Suga tersenyum lebar, “Baiklah, karena kau sendirian. Dan aku juga sendirian. Bukankah lebih baik kita belanja bersama dan pergi minum kopi sebentar?”

***

Tidak ada yang memulai percakapan, setelah memesan kopi hingga kopi yang dipesan datang dan masing-masing dari mereka menikmati kopi. Keduanya masih tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Sejujurnya, pikiran Wendy tidak benar-benar ada pada pria di hadapannya. Tapi pertanyaan Suga tentang Sehun membuatnya kembali memikirkan suaminya itu.

“Kau masih sama saja seperti yang dulu.” Celetuk Suga, memecah keheningan di antara kedua.

Gadis itu tersentak, tapi kemudian mengerti ketika pandangan Suga tertuju pada cangkir kopi di tangannya.

“Aku pikir kau tidak lagi menyukai espresso setelah menikah.”

Wendy tersenyum tipis, “Beberapa hal dari diriku masih sama seperti dulu, kenapa harus berubah?”

“Tidak juga, tidak harus berubah. Kau baik-baik saja kan?” sebenarnya Suga merasa tidak enak hati jika terlalu mencampuri urusan Wendy, hanya saja melihat perubahan raut wajah gadis itu ketika dirinya tidak sengaja menyebut perihal suaminya, membuat Suga mau tak mau menjadi penasaran dengan kehidupan pernikahan Wendy dengan Sehun.

Seingatnya, Sehun adalah pria yang baik. Meskipun tidak mengenal begitu dekat, tapi Suga tahu bahwa Sehun mencintai Wendy begitu pun sebaliknya. Hanya saja, jika ia boleh menjadi sok tahu sepertinya kehidupan Wendy saat ini tidak sebahagia yang dipikirkan.

“Sebenarnya ada banyak hal yang terjadi. Hal baik, hal buruk, semuanya datang silih berganti. Tapi…aku bisa apa? Kehidupan memang seperti itu…” ucap Wendy tenang.

“Bagaimana kabarmu sekarang, Oppa? Kau menetap disini?” tanya Wendy, mengalihkan pembicaraan. Karena begitu mengenal Suga, ia juga tahu betul bahwa terkadang pria ini kelewat peka.

“Ya…baru sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu. Aku mengurus cabang perusahaan ayahku disini. Sebenarnya aku juga berencana menikah tahun ini, tapi sepertinya butuh waktu lebih banyak untuk mencari calon pengantin wanitanya…” celoteh Suga disambut kekehan ringan gadis di hadapannya.

“Ishh…kau ini! Berani sekali berpikir tentang menikah sementara calon pengantin wanitanya belum ada.” Sahut Wendy, ia kembali menyesap kopinya sedikit. Suga masih sama sepertinya Suga yang dulu. Entah apa yang membuatnya menghilang begitu saja saat itu, Wendy juga tidak ingin membahas apa yang sudah terjadi di masa lalu.

The Pieces Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang