23

831 156 27
                                    

Ada yang nyari aku nggak? Hahaha😂😂😂

Maap yak kelamaan semedi jadi gini nih....

Langsung aja deh buat reader-nim yang masih setia nungguin update cerita ini😘😘😘😘

☺☺☺☺

Tidak ada yang bisa menjamin kapan kebahagian itu akan datang untuk Seulgi. Selama ini yang terjadi kepadanya hanya rasa sakit dan rasa sakit yang semakin lama semakin menumpuk hingga membuat hatinya seolah mati.

Kehidupannya tidak pernah berubah menjadi tenang, sedikit pun. Sekali pun ia selalu berpikir untuk bahagia, nyatanya ia tidak pernah merasa bahagia.

“Boleh aku masuk?”

Seulgi mendongak ketika mendapati eksistensi Irene di ambang pintu kamarnya. Seharian ini Seulgi memang mengurung dirinya di dalam kamar, enggan keluar atau melakukan aktivitas apa pun. Perasaannya masih sangat kacau sejak Wendy datang menemuinya.

Irene dengan kedewasaannya juga sikap keibuannya menggapai tubuh rapuh Seulgi, memeluknya erat lalu mengelus pelan punggung gadis itu, “Ini berat untukmu. Aku tau.”

“Aku tidak ingin kau salah mengambil keputusan kali ini…” ujar Irene penuh arti, gadis itu menatap Seulgi, ikut merasakan kesedihan yang dialami adiknya ini. Sekian tahun bersama, membuat Irene merasa begitu dekat dan terikat dengan Seulgi. Meski pada akhrinya, ia harus ikut andil menjerumuskan gadis itu dalam permainan Chanyeol demi Yerim.

Tapi Seulgi tetaplah seorang adik yang sangat disayangi oleh Irene.

Irene menggenggam lembut tangan Seulgi, memberinya kekuatan, lalu tersenyum tipis, “Aku akan mendukung apa pun keputusanmu, tapi…coba pikirkan sekali lagi. Jangan sampai kau menyesal nantinya!”

Mendengar cerita Taeyong, membuat Irene berpikir keras bahwa mungkin saja kebahagiaan Seulgi bukanlah dengan menjauh dari Sehun. Irene hanya tidak ingin apa yang dijalani Seulgi nantinya justru membuatnya semakin menderita.

“Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Taeyong mengatakan padaku bahwa ini lebih baik untukku. Aku…tidak lagi bisa memilih, eonnie. Semuanya terasa sama untukku.” Sahut Seulgi parau, gadis itu kembali menunduk dalam. Semuanya terasa abu-abu, tidak jelas, sehingga Seulgi takut untuk kembali salah langkah.

“Ya. Pada awalnya aku juga berpikir bahwa membawamu jauh darinya adalah pilihan terbaik. Tapi Seul….semua orang pernah melakukan kesalahan, entah sekali atau dua kali, entah besar atau kecil. Dan mereka semua berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat meminta maaf dan dimaafkan.”

Irene menarik napas panjang sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, “Sehun melakukan kesalahan besar, aku tau itu. Aku yakin pasti ada alasan kenapa dia memilih jalan seperti ini dan berakhir dengan menyakitimu.”

“Mungkin sulit bagimu untuk memaafkan kesalahannya, tapi cobalah untuk berdamai dengan rasa sakit hatimu. Jika kau terus memendamnya, kau akan terus merasa sakit dan semakin sakit.”

“Tapi Eonnie…Sehun memiliki wanita lain. Ahh…tidak, aku yang menjadi wanita lain dalam rumah tangganya.” Ucap Seulgi putus asa, ia menatap nanar Irene yang berusaha membuka hatinya untuk memahami situasi ini dalam kondisi yang lebih tenang.

“Tentang Wendy, aku rasa sebaiknya kalian perlu duduk bersama dan saling berbicara. Selanjutnya keputusan sepenuhnya ada padamu. Jika kau tetap ingin berpisah maka akhiri dengan sebuah perceraian, karena kau dan Sehun terikat dalam pernikahan.”

“Bercerai?” gumam Seulgi pelan. Sebelumnya tidak pernah terbersit dalam pikirannya untuk mengajukan perceraian pada Sehun. Toh pria itu sejak awal sudah menipunya. Seulgi bahkan tidak ingat bahwa dia masih berstatus sebagai istri Sehun secara hukum.

The Pieces Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang