10

1K 171 19
                                    

Tidak banyak yang mereka rencanakan hari ini, karena bagi Taeyong yang paling penting adalah bagaimana ia menghabiskan waktunya berdua dengan Seulgi. Itu saja. Jadilah mereka berakhir di apartemen Taeyong, dengan setumpuk cemilan dan berbagai macam genre DVD.

Ini pertama kalinya Seulgi  berkunjung ke apartemen Taeyong. Biasanya mereka lebih sering menghabiskan waktu di apartemen Seulgi, tapi karena saat ini Seulgi tidak lagi tinggal sendiri maka kali ini apartemen Taeyong yang dijadikan markas.

Gadis itu asyik menikmati design minimalis apartemen Taeyong ketika ponsel Taeyong berdering di atas meja. Sepertinya Taeyong terburu-buru pergi dan tidak ingat ponselnya tertinggal. Atau dia sengaja meninggalkannya karena tidak pergi terlalu jauh, hanya membeli beberapa minuman soda di minimarket ujung jalan.

Seulgi menimang-nimang apakah ia harus menerima panggilan dari ponsel Taeyong atau tidak, pasalnya ia tidak ingin terlalu mencampuri urusan pribadi pria itu. Masalahnya ini adalah dering kedua setelah dering pertama hanya dilihat saja dari kejauhan oleh Seulgi.

Pada akhirnya, gadis itu memberanikan diri mengangkat panggilan yang terus masuk di ponsel Taeyong.

“Ehmm…”

“Tentang Kang Miyoung, aku sudah menyelidiki kasusnya dan……”

Senyum canggung di wajahnya menghilang, berganti dengan ekspresi yang lebih serius. Seulgi mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan si penelepon itu tentang Kang Miyoung. Rahangnya mengeras saat Taeyong berdiri gugup di hadapannya.

Noona…” Taeyong meletakkan kantung plastik berisi beberapa kaleng soda yang baru ia beli dengan gerakan kaku. Wajahnya memucat melihat Seulgi memegang ponselnya.

“Apa ini? Kau tahu sesuatu tentang Kang Miyoung?” tanya Seulgi mendesak. Ia meletakkan ponsel Taeyong sebelum memutuskan panggilan secara sepihak. Fokusnya kini tertuju penuh pada Taeyong.

Seulgi ingat ia pernah menemani Taeyong untuk mencari buku My Last Heaven milik Kang Miyoung, pria itu juga banyak membicarakan hal aneh. Jika Taeyong hanya sekedar ingin tahu, kenapa ia harus bertindak sejauh ini?

“Aku…” bola matanya bergerak gelisah, karena Taeyong sadar betul dirinya sudah tertangkap basah. Ia begitu ceroboh karena meninggalkan ponselnya bersama Seulgi.

“Katakan, Lee Taeyong!” pekik Seulgi keras, ia bahkan menarik lengan jaket pria itu.

Taeyong menelan ludah, ia belum pernah menghadapi kemarahan Seulgi seperti ini. Memang disini dirinyalah yang bersalah karena mencoba untuk memasuki kehidupan pribadi Seulgi tanpa ijin dari gadis itu. Tapi ia tidak memiliki niat buruk sama sekali, sungguh.

“Jelaskan padaku, untuk apa kau menyelidiki kasus Kang Miyoung?!” tukas Seulgi tak sabar.

“Aku…aku akan jelaskan semuanya, tapi…ku mohon tenanglah dulu!” ucap Taeyong tergagap. Ia menahan lengan Seulgi yang semakin kuat mencengkeram jaketnya. Mencoba membimbing gadis itu untuk duduk di sofa dan menenangkan dirinya.

***

Ada alasan mengapa Seulgi menutupi identitasnya. Bukan, bukan karena ia menyesal dilahirkan dari seorang wanita bernama Kang Miyoung. Sesungguhnya Seulgi pun begitu mengagumi sosok wanita itu. Hanya saja ada banyak hal buruk yang terjadi dalam kehidupan masa lalu Kang Seulgi, segala hal yang berusaha ia sembunyikan untuk bisa tetap melanjutkan hidupnya.

Kang Miyoung adalah seorang penulis buku terkenal di masanya. Tetapi masa kejayaannya tidak berlangsung lama karena pada tahun-tahun berikutnya, Kang Miyoung tidak lagi produktif menerbitkan buku atau menulis naskah seperti sebelumnya. Hingga namanya menghilang begitu saja, dan dengan mudah digantikan oleh nama-nama baru yang lebih mumpuni.

The Pieces Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang