Lama banget ya?
Maaf karena bikin kalian nunggu kelamaan.
Maaf juga buat kalian yang masih berharap story ini dilanjutin.
Makasih atas dukungannya, yang udah kasih semangat. Aku benar-benar terharu karena baca komentar dukungan juga semangat kalian.
Karena itu, akhirnya aku putuskan buat tetep lanjutin story ini😊😊😊😊
Semoga kalian tetep bisa menikmati apa yang aku tulis meskipun harus nunggu cukup lama untuk next part nya.
Happy reading!😉😉
***
Kehidupan pernikahannya dengan Sehun ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan, selama keduanya masih taat pada perjanjian pra nikah yang mereka sepakati maka semuanya akan baik-baik saja.
Seulgi bahkan diam-diam bersyukur karena Sehun tidak bertanya tentang masa suburnya. Hahaha….
Tidak, sebenarnya memang satu hal itu yang membebani pikiran Seulgi meskipun hal itulah yang mendasari adanya pernikahan ini.
Berbicara tentang pernikahan, Sehun hanya tinggal di apartemen ini di hari pertama pernikahan mereka saja. Selebihnya pria itu bertingkah seolah apartemen ini adalah milik Seulgi, sesekali ia berkunjung dan selebihnya ia hanya menghubungi Seulgi lewat telepon. Itu pun jika berurusan dengan uang saja.
Seharusnya Seulgi merasa aneh dengan sikap Sehun, toh awalnya pria itu yang memintanya untuk memberikan seorang anak tapi sepertinya dia juga yang melupakan tujuan awalnya. Tapi sejak percakapan canggung malam itu, Seulgi menyadari betul perubahan sikap Sehun yang menghindarinya dengan cara yang sangat jelas.
Untuk mengurangi kebosannya berada di apartemen, Seulgi memutuskan untuk mengundang Irene. Rasanya cukup lama mereka tidak bertemu. Entah Taeyong juga Irene menjadi sangat sibuk belakangan ini, atau mereka seperti kompak untuk menghindari Seulgi setelah pernikahan itu.
“Bagaimana kabar Yerim?” tanya Seulgi berbasa-basi. Pasalnya terakhir kali Irene mengatakan akan mengunjungi adik semata wayangnya di Jepang. Irene memang tidak mengijinkan Yerim pulang ke Korea meskipun hanya berlibur. Entahlah, mungkin ia tidak ingin Yerim mengetahui kehidupan yang dijalani kakaknya selama di Korea.
“Eum…dia baik.” Jawabnya singkat, tapi Irene seperti berusaha untuk menghindari tatapan Seulgi dengan memfokuskan dirinya pada design mewah apartemen yang ditinggali Seulgi kini, milik Sehun.
Dan Seulgi dengan begitu cermat menangkap gerak-gerik aneh itu, “Baguslah. Jadi…Eonnie menghabiskan banyak waktu dengannya sampai tidak bisa mengangkat teleponku?”
Sudah dua minggu berlalu sejak pernikahan itu. Dan selama itu pula tidak ada komunikasi antara Seulgi dan Irene, padahal sebelumnya hampir setiap hari mereka berbincang bahkan membicarakan hal yang tidak penting sekali pun.
“Eum…” Irene bergumam pelan sebagai jawaban. Puas melihat-lihat isi apartemen Sehun, baru ia duduk di hadapan Seulgi. “Dia menahanku di sana sedikit lebih lama, jadi aku tinggal lebih lama.”
Bohong. Seulgi tahu betul bahwa Irene sedang berbohong. Kedua bola matanya terus bergerak-gerak gelisah, tangannya saling meremas kuat. Ada hal yang sangat menganggunya.
“Kau bahkan tidak menanyakan kabarku sama sekali, Eonnie?” Seulgi memandang gadis di hadapannya dengan berani. Mencoba untuk mengorek lebih jauh tentang kemungkinan rahasia yang disembunyikan oleh Irene.
“Ahh…ya, bagaimana kabarmu Seulgi-ah?”
Seulgi mengerenyitkan keningnya. Ada apa dengan gadis ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pieces Of Happiness
Fanfic"Awalnya aku pikir aku sudah hidup bahagia, tapi setelah bertemu denganmu, aku sadar bahwa sebelumnya aku hanya mengingkari robekan di hatiku dengan sebuah tawa" (Kang Seulgi) "Kau memberikan sepotong kebahagiaan yang menyempurnakan hidupku, tapi me...