5

990 175 14
                                    

Makasih banget atas respon kalian di part sebelumnya. Aku suka kalo ada yang kritik soal alur cerita ini karena dengan begitu aku ngerasa ada yang memperhatikan cerita ini dengan baik, dan aku sangat sangat menghargai itu.

Aku juga berusaha untuk memenuhi keinginan reader dan coba buat mengerti apa sebenarnya yang kalian mau dari cerita ini dari segi alur, tokoh dan lain-lain.

Tapi untuk update tiap hari, aku bener-bener nggak bisa. Aku minta maaf banget soal itu. Aku janji untuk selalu update kapan pun aku punya waktu luang. Semoga kalian bisa memaklumi ketidakmampuan aku yang satu itu.

Happy reading….

***

Mencoba mengabaikan ancaman juga terror yang datang pada akhirnya menjadi pilihan Seulgi. Meski terus diliputi dengan rasa takut dan khawatir, ia harus memastikan bahwa pernikahannya dengan Sehun bisa segera dilaksanakan.

Hanya itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan Seulgi untuk bertahan.
Dan pergi berkencan dengan Taeyong sepertinya menjadi salah satu obat paling ampuh untuk mengatasi keresahannya.

“Jadi…noona, apa kita tidak bisa pergi berkencan lagi jika kau benar-benar menikah dengan si brengsek itu?”

Seulgi mengacak-acak spageti di piringnya, tidak berselera makan. Karena ternyata Taeyong benar-benar memupuk rasa ingin tahunya tentang hubungannya dengan Sehun.

“Lalu kau akan pergi berkencan dengan wanita hamil?” tanya Seulgi kemudian. Sebenarnya ia juga berpikir tentang kebebasannya yang mungkin akan sedikit terganggu dengan kehamilan itu. Pria mana yang akan mengencani wanita hamil?

Astaga!

“Jika itu kau, aku tidak keberatan.” Sahut Taeyong acuh. Anak ini terkadang sangat santai dalam menanggapi suatu hal yang sebenarnya serius, tapi terkadang juga bisa menjadi menggebu-gebu dan tidak terkendali seperti saat bertemu dengan Sehun tempo hari.

Haruskah Seulgi tersanjung dengan perkataan Taeyong? Ahh…pria ini masih sekali. Diam-diam, seulas senyum tipis menghiasai wajah letihnya. Tapi kemudian netranya menangkap sosok pria yang ia kenali dengan berpelukan akrab dengan pria lain. Dunia ini terasa sempit sekali.

“Oh Sehun?” ujar Seulgi tanpa sadar mengucap nama itu. Gadis itu bahkan mengamati setiap gerak-gerik Sehun dengan pria itu secara seksama.

Mereka berpelukan, Sehun bahkan tidak segan mengusap puncak kepala pria itu sementara pria itu membalasnya dengan mencubit gemas pipi Sehun.

Eo?” Seulgi terkejut mendapati pemandangan seperti itu disini, di restoran yang padat pelanggan.

“Aishh…kenapa mereka berani sekali di tempat seperti ini?”

Ada perasaan was was juga lega ketika Seulgi menemukan sendiri fakta bahwa Sehun adalah pria penyuka sesama jenis.

Seulgi lega karena setidaknya dengan terungkapnya fakta itu, ia akan berpikir berjuta-juta kali untuk memiliki perasaan lebih pada Sehun yang sialnya luar biasa tampan itu.

Juga merasa was was apakah Sehun benar-benar bisa menghamilinya atau tidak? Astaga Kang Seulgi, kau benar-benar terlihat seperti wanita nakal sekarang.

Jika kehamilan itu tidak terjadi, apakah mereka benar-benar harus terjebak dalam sebuah ikatan pernikahan?

Noona…jangan mengabaikanku!” Taeyong merajuk merasa ia berbicara sendiri karena Seulgi sibuk dengan objek lain. Seulgi mulai mengabaikannya bahkan sebelum gadis itu resmi menikahi dengan Oh Sehun.

The Pieces Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang