32

681 123 17
                                        

Taeyong panik karena tidak menemukan Seulgi di tempat dimana ia meminta gadis itu menunggu. Ia yakin Seulgi melihat siapa yang ditemuinya di dalam penjara.

Hari ini Taeyong memang berniat untuk mengatakan segalanya pada Seulgi meski Sehun masih melarangnya.

Maka setelah mendapati Seulgi sudah berada di apartemen, kekesalannya menuncak karena gadis itu pergi begitu saja, “Noona, aku sudah katakan agar kau…”

Plakk!!

Sebuah tamparan melayang di pipi kiri Taeyong, Seulgi menatapnya penuh amarah. Sementara Yena dan Irene yang sedang bermain boneka nampak terkejut menyaksikan pertengkaran kedua orang dewasa tersebut.

“Berapa banyak lagi yang kau sembunyikan dariku, eo?!” tanya Seulgi emosi.

Menyadari banyak hal yang tidak seharusnya dilihat oleh Yena, dengan sigap Irene segera membawa gadis kecil itu keluar dari apartemen, “Ehmm…Yena-ah, ayo beli es krim!”

Keduanya terdiam sejenak, menunggu sampai Yena benar-benar menghilang dari pandangan mereka. Baru setelah itu kembali melanjutkan pembicaraan mereka.

Noona, aku bisa jelaskan padamu…”

“Kali ini kau akan membuat kebohongan macam apa lagi?” potong Seulgi telak, ia benar-benar tidak siap jika harus kembali dibohongi. Ia sudah lelah dengan semua yang terjadi.

Taeyong memegang kedua sisi lengan Seulgi dengan erat, mencoba menarik perhatian gadis itu agar mau mendengarkan penjelasannya. “Aniya, dengarkan aku dulu! Aku mengajakmu kemari karena aku akan menceritakan semuanya padamu. Aku bersumpah kali ini aku akan menceritakan kebenaran yang selama ini aku sembunyikan.”

“Aku sudah tau semuanya. Apa yang terjadi malam itu, aku tau.” Tukas Seulgi, menyentak tangan Taeyong. Lalu mengambil satu langkah mundur. Jika memang ingin jujur, maka Taeyong terlambat. Karena Seulgi sudah mendapatkan kebenaran yang ia inginkan dari mulut orang lain, Wendy.

Noona…”

“Tinggalkan aku sendiri!”

Diam. Berkoar-koar memberikan pembelaan diri atas kebohongan yang ia ciptakan tidak akan ada gunanya. Seulgi marah, sangat marah padanya. Dan Taeyong memahami hal itu, reaksi yang ditampilkan oleh Seulgi sangatlah wajar.

Dalam hal ini, Taeyong memang memegang peranan penting untuk ikut andil membohongi Seulgi. Tapi jelas bahwa kebohongannya sangat beralasan.

Meskipun pada akhirnya, Taeyong menyadari bahwa apa yang ia lakukan tetap menyakiti Seulgi.

“Pergi!!”

“Aku mohon dengarkan aku kali ini saja, setelah ini bahkan jika kau tidak ingin melihatku lagi maka aku akan pergi. Tapi dengarkan dulu penjelasanku!” bujuk Taeyong, ia tidak pernah menduga sebelumnya jika ada orang lain yang akan membeberkan kebenaran tentang Sehun pada Seulgi.

Keduanya kembali terdiam. Seulgi nampak berusaha keras untuk menenangkan diri dari tidak lagi membiarkan amarahnya meledak-ledak, ia duduk di sofa, cukup jauh dari Taeyong.

“Aku tidak tau sebanyak apa yang kau ketahui.” Ujar Taeyong, kembali memulai pembicaraan.

Setelah dilihatnya Seulgi tidak bereaksi, ia melanjutkan kalimatnya, “Memang benar, selama ini Sehun hyung menjalani hukumannya di penjara setelah mengakui telah membunuh Park Chanyeol.”

Seulgi menatapnya tajam, dari cara Taeyong memanggil Sehun sudah dapat terlihat bahwa hubungan mereka jauh lebih baik dari perkiraan Seulgi. Tapi ia berusaha memberi kesempatan pada Taeyong untuk membela diri, mungkin.

“Masa hukumannya lebih ringan dari tuntutan jaksa karena tindakannya dianggap sebagai perlindungan diri. Aku membawamu kembali karena ini adalah tahun terakhir hukumannya.”

The Pieces Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang