Chapter 11 (Cold Taehyung 1)

12.8K 1K 20
                                    

Pagi hari pun tiba.. Namun Taehyung enggan beranjak dari kasurnya.. Sebenarnya dia sudah bangun sejak pukul 5 subuh seperti kebiasaannya dulu.. Tapi kini semenjak menderita depresi berat, sifat dan sikapnya berubah 180°.. Tak ada kata hangat atau senyuman yang biasanya terukir walau dengan paksa..
Taehyung hanya duduk di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya..

"Sikap dan sifatku ini bukan aku yang ingin.. Tapi keadaan dan kalian yang memaksaku berubah.. Kalian sumbernya yang membuat hatiku saat ini membeku.." Monolog Taehyung seraya meremas erat selimutnya mencoba melampiaskan emosi yang sesaat naik saat mengingat perlakuan keluarganya

Tak lama terdengar suara anggota keluarganya yang sibuk di pagi hari.. Pagi ini adalah awal bagi mereka yang bekerja atau sekolah untuk kembali ke aktifitas rutin mereka..
Dapat Taehyung dengar keributan akibat mereka bangun kesiangan.. Namun Taehyung tak peduli, dia lebih memilih mandi dam mendengarkan gemercik air shower yang hangat daripada melibatkan diri dengan mereka..




"Yakk.. Hyung mana sarapannya?? Aku bisa telat ke kampus kalau begini.." Protes Hoseok
"Aishh kau tak lihat!! Aku sedang memasak membantu eomma.. Kau diam saja.." Sergah Jin
"Jin hyung kau lihat sepatu hitamku??" Tanya Namjoon
"Aku tak tahu Namjoon.. Kemarin kau simpan dimana??" Tanya Jin sambil menaruh makanan di meja
"Huftt.. Kalau aku ingat, aku takkan tanya padamu hyung.." Namjoon mendengus sambil mengobrak-abrik lemari sepatu
"Astaga.. Jangan di acak-acak begitu Namjoon hyung!! Itu sudah ku rapikan.." Omel Hoseok

Dan begitulah mereka pagi ini.. Ribut dan saling menyalahkan.. Nyonya Kim hanya bisa memijat pelipisnya dan menghela nafas.. Lalu dia bertanya pada anak-anaknya tentang Taehyung yang belum kelihatan padahal sudah siang..

"Kalian tahu dimana anak pabboya itu??" Tanya nyonya Kim
Anaknya saling pandang lalu kompak angkat bahu..
"Mollayo eomma.. Mungkin masih tidur.. Dia kan pemalas.." Jawab Jimin sakartis
"Dasar pemalas.." Gumam nyonya Kim dengan nada tak bersahabat

Lalu dia beranjak ke kamar Taehyung untuk memarahinya habis-habisan.. Dia membuka pintu kamar Taehyung kasar, Taehyung yang sudah mandi dan berpakaian lengkap sampai terlonjak kaget.. Lalu dia menatap nyonya Kim datar..

"Heh.. Anak pabboya, waeyo kau enak-enakan di kamar?? Tahukah kau kami sibuk hari ini.." Tegur nyonya Kim dengan nada marah
Taehyung hanya menampilkan wajah datarnya setelahnya duduk di meja belajarnya.. Menyibukkan dirinya dengan menggambar apapun daripada harus melihat wajah nyonya Kim..
"Hei!! Kau mengabaikanku?? Dasar tak tahu sopan santun.. Anak kurang ajar, tapi memang tak heran jika sikapmu begini, karna ibu kandungmu jalang dan ayahmu tukang selingkuh!!" Hina nyonya Kim
Taehyung berhenti menggambar, tangannya menekan pensil yang dia pakai tadi hingga patah jadi dua..
"Kau!!" Tunjuk Taehyung seraya berdiri
"Tak sadarkah kau apa yang kau ucapkan hanya kebohongan?? Dapatkah hubungan anak dan eommanya hanya berdasarkan kertas tak berguna itu?? Bisakah seorang anak di anggap bukan anaknya hanya karna sebuah tulisan di atas kertas 'bayaran'?? Cihh.. Jika ya maka dunia ini takkan ada hati nurani seorang ibu lagi.." Baru nyonya Kim akan bicara namun dia keduluan Taheyung..
"Ku pikir kau seorang ibu, ku pikir kau bisa mengerti apa yang ku katakan tadi.. Jika kau seorang ibu harusnya kau paham, harusnya kau bisa merasakan.. Tapi sayang kertas itu lebih mendominasi ketimbang perasaan murni seorang ibu.. Jujur aku nyaman denganmu, aku menghangat saat melihatmu namun itu semua tinggal kenangan dan takkan terulang lagi.. Aku membencimu!!" Taehyung menatap tajam tepat ke manik hitam nyonya Kim
Nyonya Kim terdiam dan menunduk sebentar, hatinya tertohok kata-kata Taehyung tadi, dadanya berdenyut nyeri saat Taehyung bilang membencinya.. Kata-kata kemarahan dan caci makinya tertelan kembali olehnya.. Dan sekali lagi dia menatap manik hazel Taehyung, dia baru dapat melihat tatapan itu sarat dengan kemarahan, kebencian namun ada banyak luka di sana..
Taehyung memutus kontak mata mereka dan memilih keluar meninggalkan nyonya Kim yang masih mematung disana dengan sejuta pemikirannya.. Dia melangkah menuju dapur untuk minum, dia merasa perlu mendinginkan tenggorokkan dan kepalanya saat ini.. Namun lagi dia harus melewati tatapan tak suka dan umpatan kasar dari para hyungnya..
Taehyung perduli?? Tidak.. Dia acuh tak acuh lalu meminum air es yang baru dia ambil..
Jungkook melihat ekspresi Taehyung yang datar dan penuh dengan misteri, dia merasa sedih karna terlambat menyadari bahwa Taehyung benar.. Dia merasa Taehyung yang dilihatnya bukanlah Taetae hyungnya, dia merasa asing dengan Taehyung di depannya..
"Tae-hyung.. Kembalilah seperti dulu.. Appa bantu Tae-hyung untuk melewati semuanya.. Beri aku petunjuk agar aku bisa menolong Tae hyung juga.. Walau harus diam-diam aku tak masalah yang penting aku bisa menebus kesalahanku pada Taetae hyung.." Monolog Jungkook sebelum keluar bersama para hyungnya untuk sekolah
"Ini bukan keinginanku.. Ini adalah pelampiasanku, untuk semua sakit dan luka yang kalian beri.. Ini bukan niatku, niatku ingin tetap menjadi Taehyung yang dulu, namun aku tak bisa.. Hatiku telah kalian bentuk menjadi sebuah bongkahan es yang mengeras dan tak tahu kapan akan menjdi cair.. Mianhae saranghae eomma, hyundeul, Kookie-ya.." Lirih Taehyung dalam hatinya
Lalu beranjak menuju atap rumahnya..

Tbc

Holla nae back.. Moga masih suka yach..

Keep votmen guys..😊😊😊

Saranghae readersdeul..😘😘😘

Fake Smile [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang