Chapter 27 (Tears)

7.4K 758 54
                                    

~V POV~

Aku terus melangkah tak tentu arah, mengabaikan tatapan aneh dari orang yang melihatku berjalan sambil menangis seperti orang gila.. Ya, aku menangis, menangisi nasibku tepatnya..

Lelah berjalan, ku dudukkan diriku di trotoar jalan.. Ku angkat kepalaku melihat langit berawan dan menikmati angin yang mulai dingin karna akhir tahun akan segera datang.. Itu artinya musim dingin akan tiba juga..

Aku tak tahu, keputusan ini tepat atau tidak.. Yang jelas aku marah, benci dan kecewa di bohongi dan di permainkan layaknya sebuah robot yang bisa di atur-atur..

"Siapa aku?? Keluargaku dimana??"

Pertanyaan itu terus menggema di telingaku seperti kaset rusak.. Aku mengusak rambutku kasar, ku lanjutkan berjalan.. Berjalan tanpa arah, menaiki bus setelah membayar dengan beberapa lembar uang yang ada di dompetku saat ini..

~V POV end~

V menatap miris dompetnya setelah dia berhenti di halte dekat taman waktu itu, isinya hanya tersisa tiga lembar uang Won disana.. Sementara perutnya sudah minta untuk di isi..

Kakinya terus melangkah menapaki taman yang di penuhi anak-anak itu, kembali duduk kala kaki itu pegal.. Hanya bisa menahan laparnya karna jika dia beli makanan dia takkan bisa untuk beli minum juga karna uangnya akan habis..

"Aku haus dan lapar sekali.." Gumamnya

Matanya mencari tukang es krim di taman itu, dia berharap makan es krim akan membuatnya tak haus dan bisa sedikit mengganjal perutnya belum terisi sejak siang tadi..

Senyuman samar tersemat di bibir agak pucatnya efek belum makan, saat dia melihat tukang es krim di dekat lampu taman.. Dia beranjak dan membeli satu es krim, beruntung es krimnya tak mahal, dia masih punya sisa uang meski hanya beberapa lembar di dompetnya..

Dia duduk dan memakan es krimnya pelan.. Meresapi sensasi dingin dan manis kala krim cokelat perpadu dengan es itu menyapa lidahnya..

"Manis dan segar.. Setidaknya ini bisa membuat aku kenyang beberapa saat.." Monolognya




Setelah pertengkaran hebat yang berujung perginya V, Baekhyun dan Chanyeol masih enggan membuka suara.. Keduanya tenggelam dalam pemikiran mereka, terbayang kembali wajah polos namja yang mereka beri nama V itu.. Terngiang lagi suara khas dan tingkah imutnya..

Baekhyun menunduk dalam, menangis dalam diam.. Menyesal?? Dia tak menyesal setelah semuanya terungkap.. Dia merasa bebas sejenak, namun sisi lainnya dia merasa sakit.. Sakit karna harus melihat sang hyung yang hanya diam menatap kosong lantai kayu itu.. Sakit karna telah memukul wajah sang hyung untuk menyadarkannya..

"Mianhae hyung.. Ini demi kebaikkan kita semua.." Lirihnya dalam hati




Tak terasa sore telah berubah menjadi malam, V melangkah ke sebuah komplek dekat taman itu, entah mengapa kakinya melangkah ke komplek cukup elit itu.. Tubuhnya amat lemas, bibirnya sudah pucat, udara dingin menerpa tubuh kurus berbalut lengan panjang ke besaran itu menambah mirisnya keadaan V saat ini..

"Aku tak ada pilihan selain tidur di sini sementara.."

Gumam V saat mendudukkan dirinya sambil membuka sepatunya di teras rumah seseorang yang terlihat sepi walau masih pukul 7 malam.. Dia menyandarkan tubuhnya di dekat pot hias, memeluk tas punggungnya mencoba menghalau angin dingin menerpa bagian depan tubuhnya..

Menatap sekeliling rumah cukup besar, namun tak ada penjaga seperti di kebanyakkan rumah mewah pada umumnya.. Tak berpagar hanya di lengkapi sistem password dan cctv di beberapa tempat dan beberapa pos satpam di ujung komplek..

"Hoamm.. Aku lelah dan lapar.. Lebih baik aku tidur saja.. Mungkin laparnya akan hilang.." Gumamnya

Matanya perlahan menutup dan dengkuran halus keluar darinya.. Terlalu lelah dan lapar membuatnya lebih cepat tidur..

CEKLEK

Tiba-tiba pintu rumah terbuka, namun namja itu masih terlelap karna sangat lelah.. Lalu keluarlah seorang namja dengan hoodie birunya dia berjalan, namun langkahnya terhenti kala ekor matanya menangkap sosok V yang tengah lelap dengan posisi yang sangat tak nyaman..

Keningnya bertaut antara terkejut dan heran.. Dia diam beberapa memperhatikan namja kumal itu.. Rambutnya agak berantakkan, bibirnya pucat dan telapak kakinya lecet..

"Kasihan dia.. Apa dia pengemis atau orang tersesat?? Hmm.. Bawa masuk tidak yah??"

Namja berhoodie biru itu ragu untuk membawa namja yang terlihat tak baik itu ke dalam rumahnya, namun satu sisi dia merasa kasihan, aniyo, bukan kasihan rasanya 'Hangat' begitu melihat namja itu meski tak terlihat jelas karna namja itu menutup wajahnya dengan sweater kebesarannya menghalau cahaya lampu yang mengganggu tidurnya..

Tbc

Holla double update nie hehe.. Maaf yah pendek, idenya lagi kurang nie..😂😂😂

Keep votmen juseyo..

Saranghae readersdeul..😘😘😘

Vot: 50 comment: 30 Vira usahain fast up..😉😉😉

Long words: 718

Fake Smile [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang