Chapter 8(Feeling)

11.9K 1K 24
                                    

Di sebuah kedai sushi di Jepang kini keluarga Kim berada.. Mereka duduk tanpa percakapan kali ini.. Ada yang sibuk dengan pikirannya, ada pula yang memang malas bicara.. Jeon Jungkook, pemuda manis ini masih bergelut dengan pikirannya, sungguh dia sangat ingin bertemu dengan Taetae hyungnya itu setelah bertahun-tahun tak berjumpa.. Dalam pikirannya dia merasa iba pada hyung bungsunya itu.."waeyo, Taetae hyung dapat perlakuan tak adil?? Begitu besarnya kah kesalahannya?? Eomma, hyungdeul jebal jangan benci Taetae hyung lagi.. Bukan Taetae hyung saja yang sakit, bahkan aku merasakannya, tapi aku tak bisa melakukan apapun untuk Taetae hyung.. Aku terlalu takut dengan kalian.. Tapi di setiap doa selalu ku sebut nama Taetae hyung, agar dia tak merasakan sakit karna kalian lagi.." Jungkook membatin lirih, hingga tanpa sadar cairan bening itu jatuh kepipinya..
"Kookie-ah.. Kau gwenchana?? Wae uljima??"tanya Jin bingung
"A..ah.. Aku gwenchana Jin hyung, tadi mataku masuk debu jadi berair hyung.."Jungkook beralasan dan Jin mengangguk percaya
Tak lama pesanan mereka datang.. Mereka melahap sushi mereka dengan tenang..




Mereka telah kembali ke tempat mereka masing-masing.. Jungkook ke asramanya, sedang keluarganya ke kamar hotel mereka.. Sedikit terbesit ingatan masa lalu dalam benak ny.Kim, sepintas dia kembali ingat dengan mendiang suaminya.. Saat dia juga pernah berlibur dengan tuan Kim, membina rumah tangga yang harmonis hingga belasan bahkan puluhan tahun jika tak ada si perusak itu.. Sedetik kemudian ny.Kim sadar dari lamunannya, membuang jauh-jauh rasa rindunya pada sang mendiang suami dan khususnya pada putranya yang dia benci -Taehyung-..




"Tuan muda Taehyung, mari kita makan, ini sudah sore. Tuan belum makan dari pagi tadi.."ajak ahjuma Jung untuk kesekian kalinya pada Taehyung
Taehyung tetap menatap lurus ke arah jendelanya tapi sedetik kemudian dia mengangguk sangat pelan.. Lalu dengan cepat ahjuma Jung duduk di sebelah Taehyung dan menyuapi Taehyung yang masih fokus menatap burung-burung yang terbang bebas bagaikan tanpa beban..
Taehyung menerima suapan dari Jung ahjuma, mengunyah sangat pelan, matanya berubah sendu bukan tatapan kosong seperti kemarin.. Matanya sendu tapi dia tak menangis, karna dia sudah tak bisa lagi menangis.. Bahkan mungkin hatinya telah beku dan tak dapat merasakan apapun lagi selain kekosongan..
Ahjuma Jung menatap Taehyung iba dan sedih.. Sakit hatinya melihat Taehyung yang dulu penuh keceriaan sekarang bagaikan hidup tapi tanpa jiwa.. Dia merasa miris dengan apa yang Taehyung alami, sungguh jika dia bisa lakukan sesuatu untuk Taehyung pasti dia akan lakukan, namun apalah dayanya, dia sudah tua, tak banyak yang dapat dia lakukan.. Dia hanya bisa memberikan kehangatan seorang ibu untuk Taehyung walau tak sebanding dengan kasih sayang orangtua kandungnya, tapi Jung ahjuma selalu berusaha mengisi kekosongan di hati Taehyung..
Setelah makanan Taehyung habis, Jung ahjuma menyodorkan 3 pil obat depresi pada Taehyung..
"Tuan muda, sekarang kita minum obat nee.. Ini obatnya tuan.."ucapnya selembut mungkin
Taehyung menatap pil itu sekilas dan menggeleng lalu kembali melihat awan-awan putih dari jendelanya.. Jung ahjuma berusaha membujuk Taehyung agar dapat meminum obatnya..
"Ayolah tuan.. Minum dulu obatnya, jebal tuan.."mohon Jung ahjuma sambil menyodor kan pil-pil itu, dan lagi Taehyung menggeleng kali ini lebih cepat, tandanya dia benar tak ingin..
"Jebal tuan.. Minumlah untuk sore ini saja.."lagi Jung ahjuma memohon pada Taehyung
Taehyung mengeram.."Ergghh... Shireooo!! Shireoo!!" Teriak Taehyung..
gawat!! Taehyung mengamuk!!
Jung ahjuma tersentak kaget sekaligus takut melihat Taehyung yang kalap.. Taehyung melempar bantal, mengacak-acak sprai dan berteriak-teriak.. Jung ahjuma hendak memeluk Taehyung agar tenang namun dia tak bisa, tenaga Taehyung 10 kali lipat tenaga tubuh rentanya.. Dia terjatuh akibat dorongan Taehyung, beruntung kepalanya tak terbentu dinding.. Segera dia menghubungi dokter Choi untuk datang ke rumah, seraya menunggu dokter Choi datang dengan terpaksa ahjuma Jung mengunci jendela dan pintu kamar Taehyung takut Taehyung akan kabur.. Terdengar jelas benda-benda di lempar Taehyung ke segala arah di sertai teriakan yang menyayat hati.. Jung ahjuma menangis sedih mendengar itu dari balik pintu kamar Taehyung..

Tbc

Annyeong readers.. Semoga suka FF nie yach.. Please vomentnya..
#salammaniskimkyungmi😘😘

Fake Smile [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang