Setelah diam cukup lama untuk berfikir akhirnya namja berhoodie biru itu melangkah mendekati namja asing yang terlihat lelah itu.. Dengan hati-hati dia berjongkok di dekat namja itu, memperhatikan lebih dekat lagi..
Tangannya terulur untuk sekedar menepuk pelan lengan yang menahan sweater kebesaran itu agar tak merosot ke bawah.. Sedikit ragu di awalnya, namun rasa penasaran membuatnya membuang rasa ragu itu..
"Hei.. Bangunlah.."
Tegurnya pelan dan menepuk beberapa kali lengan ringkih itu.. Namja itu bergumam tak jelas karna efek mengantuk dan lelah luar biasa.. Dan dia berbalik memunggungi namja berhoodie biru itu..
Tak menyerah, namja berhoodie biru itu menepuk bahunya agak keras agar dia bangun, hanya untuk memintanya pindah ke dalam dan tidur di kasur yang lebih nyaman ketimbang di lantai dingin dan keras..
"Bangunlah.. Ayo, pindah ke dalam, kau akan sakit jika di sini terus.."
Bujuknya masih tetap memukul pelan bahu namja itu.. Sang namja merasa terusik, dia menggeliat dan menguap sebentar tanpa menghadap namja berhoodie biru itu dia mulai membuka mata kucingnya itu, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya..
Lalu dia duduk dan berbalik menghadap namja berhoodie biru itu.. Sang namja berhoodie biru, melongo melihat sang namja lusuh itu..
"Tak mungkin.. Aku pasti mengkhayal.."
Gumamnya sambil menggeleng pelan dan menatap namja di depannya dengan shock.. Sedang yang di tatap, membalas tatapannya dengan bingung..
Setelah nyawanya terkumpul namja lusuh itu berbicara..
"Mianhae.. Aku hanya menumpang tidur semalam saja.. Tak perlu di dalam, disini saja aku sudah bersyukur.." Pintanya dengan suara serak efek bangun tidur di sertai haus
"Suaranya.. Suara barinton itu.. Aku kenal, jangan-jangan..."
Gumaman dalam hati namja berhoodie biru itu terhenti kala mata hitamnya melihat namja itu berdiri dan bersiap pergi..
"Mianhae tuan.. Aku akan pergi jika aku tak di izinkan di sini.. Permisi.. Mianhae mengganggumu.." Ucapnya lalu menggendong tasnya dan bersiap pergi
Namja itu sudah tiga langkah keluar teras rumah bertingkat dua itu.. Tapi langkahnya terhenti karna sebuah panggilan..
"Tunggu! Jangan pergi.." Pintanya
Lalu namja itu berbalik dan menatap heran pada namja berhoodie biru itu.. Namja berhoodie biru itu mendekatinya, menarik tangannya pelan untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah yang tergolong mewah itu.. Dia tak melawan, dia pasrah mengikuti namja yang terlihat lebih muda darinya itu menariknya masuk..
•
•
•
•"Duduklah dulu di sofa, aku mau ambilkan obat untuk kakimu.. Tenanglah, aku hanya sendiri, orang tuaku sedang keluar negri.." Ucapnya berlalu ke dapur untuk mengambil kotak obat
Namja itu hanya diam tapi dia juga merasa sedikit nyaman..
"Kajja, ku obati kakimu yang lecet.."
Namja itu berjongkok di depannya dan meraih kakinya lalu di naikkan di atas pahanya.. Dengan pelan dia menyapukan salep antibiotik pada luka lecet itu..
"Sudah.. Tunggu yah, aku ambilkan minum atau makanan dulu.."
"Eum.. Sebentar.. Aku mau tanya.." Ucap V menghentikan langkah namja itu"Ahh kau pasti bingung yah.. Maaf ketidak sopananku, aku hanya kasihan padamu tadi.. Aku rasa kau butuh mandi dan makan.. Dan juga tidur di kasur bukan di lantau begitu.." Jelasnya sambil senyum tulus
"Ohh.. Kau sangat baik.. Aku berterimakasih padamu.. Maaf merepotkanmu.." Ucapnya menunduk
"Tak apa.. Lagi pula aku senang malam ini dapat teman.."Namja itu terkekeh kecil di akhir kalimat.. Dia berjalan ke dapur, setelah kembali dari dapur dia muncul dengan semangkuk rameyon, dua potong pizza ukuran sedang dan segelas cola dingin..
"Makanlah.. Aku rasa kau lapar.." Ucapnya mengelus dagunya berfikir
•
•
•
•"Ahh kau sudah mandi yah.. Oh ya kau terlihat lebih tua dariku.. Boleh ku panggil kau hyung??" Ucapnya sambil melepas hoodienya
"Eung! Boleh.." Ucapnya sambil mengangguk
"Ngomong-ngomong, namamu siapa hyung??" Tanya namja itu sambil ganti baju yang lebih santai
"Aku.. Aku tak tahu.. Aku lupa.." Lirihnya
"Lupa?? Apa kau korban kecelakaan yah hyung??" Tanyanya asal sambil mengerjap
"Huh?? Kecelakaan??" Dia bertanya balik dengan tatapan polosnya
"Ahh.. Mollayo.. Aku juga tak tahu tentang kenapa kau bisa lupa ingatan hyung.. Tapi yang jelas kau mirip dengan hyung temanku yang telah tiada.." Ucapnya mengerutkan keningnya sambil mengamati namja di depannya
"Emm.. Semirip apa??" Tanyanya penasaran
"Semuanya yang ada padamu mirip dengan mendiang Tae hyung, hyungnya teman baikku.. Ngomong-ngomong, aku Kim Mingyu hyung.." Ucapnya sopan"Kim Taehyung?? Seperti pernah dengar.." Tanyanya dalam hati
"Ahh hyung, jadi aku panggil kau sebutan hyung apa?? Aku tak nyaman hanya memanggilmu dengan "hyung" tanpa embel-embel nama.."
Pertanyaan Mingyu membuyarkan lamunannya..
"V.. Panggil saja aku begitu.."
Dengan terpaksa dia di menggunakan nama V lagi, padahal ia ingin melupakan nama itu.. Nama yang membuatnya kembali mengingat dua orang yang menipunya dan mempermainkannya..
Mingyu mengangguk pelan.. Lalu dia menyuruh V untuk tidur di ruang tamu..
"Mirip sekali.. Aku kira aku bertemu hantu Tae hyung tadi.. Aku jadi penasaran, benarkah dia orang lain?? Atau hanya perasaanku saja bahwa dia memang Taehyung.. Hmm.. Sepertinya aku harus beritahu Jungkook soal ini, mungkin dia bisa membantuku.." Pikir Mingyu lalu dia tertidur
Tbc
Siang semua.. Semangat yah yang puasa..😊😊😊
Mianhae for typo.. Abaikan judulnya, saia bingung sieh kasih judulnya apa..😅😅😅
Keep votmen juseyo..
Saranghae readersdeul..😘😘😘
Vot: 50 comment: 30 Vira usahain fast up..😉😉😉
Long words: 829
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile [Completed]
FanfictionKim Taehyung adalah pemuda dengan senyum yang manis.. Namun, senyuman yang dulu dia berikan dengan ketulusan, sekarang berubah menjadi senyum kepahitan dan penuh luka.. Tidak ada orang yang tau, di balik senyumannya dia memiliki luka yang amat dalam...