Malampun tiba, Shikamaru dan kawan-kawannya tengah berada dihalaman belakang villa sedang menikmati pesta barbeque, ditemani bintang-bintang yang menyelimuti desa sunagakure, tepatnya dikaki gunung kage.
Sai tengah memanggang daging, sosis dan paprika bersama Jugo, sedang Naruto dan Kiba tengah beradu mulut tentang games atau sesuatu, sangat tidak penting.
Shikamaru? Jangan ditanya, dia tengah tiduran dengan berselonjor dikursi panjangnya. Sasuke, dia sedang melamun sambil memainkan gitar milik Shikamaru, Suizetsu sendiri sedang makan potongan daging dan sosis yang dibakar oleh Jugo,
“mengapa tidak ada ramen ttebayo”, protes Naruto pada teman-temannya.
“tidak ada ramen yang dibakar idiot”, Sai menanggapi omongan Naruto sebal sendiri.
“apa yang ada diotak kecilmu itu hanya ramen Naruto”, ejek Suizetsu seraya memasukkan potongan daging besar kedalam mulutnya,
“YAK apa salahnya jika aku menyukai ramen”, belanya.
“hn, berisik usuraton kanci”,
“aku bukan pecundang teme”, seru Naruto tidak terima dihina oleh Sasuke,
“bagaimana jika kita membuat permainan disini”, usul Kiba dengan semangat.
“hm, merepotkan”, Shikamaru angkat suara dari tidurnya.
“aku setuju, pasti sangat menyenangkan”, Sui menyetujuinya
“hey, mau bermain TOD”, Naruto yang sekarang berbicara.
Semuanya mengangguk, kecuali sasuke
“cih, permainan anak-anak”, celetuk Sasuke yang terlihat tidak setuju. Sasuke mendengus menanggappinya, dia sedikit malas dengan permainan ini, entah mengapa dia merasa ini bukan usul yang bagus.
“bilang saja kau takut teme”, cibir Naruto.
Sasuke menatap tajam kearah Naruto, “simpan kata-katamu untuk dirimu sendiri dobe. Aku. Tidak. Takut. Dengan. Permainan. Bodohmu ini”,
“jadi, tidak ada alasan untukmu menolak kan”, Naruto nyengir merasa menang atas Sasuke.
Sasuke mendecih membenarkan ucapan Naruto.
Mereka berkumpul dalam satu meja, mengelilinginya. Sebuah botol anggur kosong telah mereka siapkan ditengah meja,
“siap, kita mulai”, Sai memutar botol itu, botol kaca itu berputar lalu berhenti, ujung botol itu mengarah kearah shlikamaru.
“SHIKA”, Naruto berseru dengan semangat, sementara Shikamaru sendiri terlihat malas menanggapinya.
“truth or dare”, tanya Sai kearah Shikamaru
“hm, truth”, pilihnya asal.
“oke, baiklah, apakah kau sedang kencan dengan dosen akuntansi kelas kita?”, tanya Sai.
Raut wajah itu terlihat terkejut, matanya melotot, tangannya mengusap tengkuknya yang entah mengapa terasa tidak nyaman, semburat kemerahan terlihat dikedua pipi hingga telinganya, “ehem.. ya”, jawabnya lirih.
Sorakan dan tepuk tangan membahana ditempat.
“bwahahaha, ternyata kau menyukai dosen galak kakak gaara itu ya”, tawa Naruto terdengar paling keras disana,
Yang lainnya juga ikut tertawa bersama Naruto,
“tidak kusangka seleramu galak-galak serem begitu shika”, Sui menimpali omongan Naruto.
“cih uruSai”, Shikamaru menelungkupkan wajahnya dimeja, guna menyembunyikan rona diwajahnya semakin ketara.
“baiklah, kita lanjutkan”, Sui memutar kembali botol itu, dan sasarannya menuju kearah ... Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...