Sasuke melihatnya, dia melihat punggung gadis itu menjauh darinya.
Dia menangis, demi tuhan Sasuke benar-benar tidak bermaksud membuat gadis itu menangis, dia malah tidak tahu alasan gadis itu menagis, apakah karena dirinya.
'apakah wajahku semenakutkan itu?', pikirnya, karena dirinya melihat gadis itu menatapnya dengan ketakutan dimatanya, dan itu membuatnya merasa sakit. 'mengapa dia takut padaku?'. Dia akan memaklumi jika gadis pink itu melihat wajah naruto atau suigetsu, dia ketakutan itu wajar, bisa menjelaskan mengapanya. Tapi demi tuhan ini dia, Uchiha Sasuke. 'apakah tampan itu menakutkan?'. Ugh dia tidak menyukai perasaan ini.
Dan lebih anehnya lagi, mengapa hatinya merasa tidak asing dengan wajah gadis itu. Bukan... bukan karena dia pernah menjadi stalker dirumah sakit untuk melihat gadis itu setiap harinya, bukan. Ini jelas berbeda. Dia bahkan merasa tidak asing dengan wajah itu. Rasanya wajah itu tidak lagi asing dimatanya. dia merasakan sebuah ketertarikan khusus padanya. Tapi mengapa, dia bahkan tidak mengenalnya.
sungguh, entah bagaimana perasaannya merasakan sebuah sesak dirongga dadanya. Seperti ada yang meremasnya kuat-kuat. Ada yang salah dengan dirinya, dia merasa begitu tersiksa melihat gadis itu menangis.
Sasuke tidak menyukai perasaan ambigunya, karena perasaan itu terasa tidak jelas dan membuatnya tidak tenang.
Ini bahkan lebih sulit untuk dimengerti dari pada ujian orochimaru dosennya dulu.
'Argh PERSETAN'.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sakura memasuki salah satu bilik toilet pesawat. Dia mengunci biliknya, lalu dia duduk dikloset dengan perasaan campur aduk. Ya tuhaan, perasaan takut itu kembali menyeruak dalam ingatannya. Ingatannya tentang kejadian pemerkosaan itu. Segalanya tampak kembali seperti semula. Sakura menangis tergugu, namun berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Dia sebisa mungkin menenangkan dirinya. 'aku sudah sembuh, hiks... aku sudah sembuh', Sakura merasakan tubuhnya bergetar hebat. dia bahkan melihat tangannya bergetar. Dia bahkan melupakan tujuannya ketoilet untuk buang air kecil.
Duk duk duk
Seseorang mengetuk pintu biliknya, "Sakura,... duk duk duk ... Sakura kau ada didalam? Jawab aku", suara Ino terdengar dari luar.
Sakura segera menghapus lelehan air matanya. Dia membuka biliknya, didepannya Ino tengah berdiri dengan raut wajah cemas.
"Sakura", Ino segera memeluk Sakura yang tampak kuyu karena habis menangis. "ada apa denganmu? Kau habis menangis? Apa yang terjadi?".
Ino mengelus punggung Sakura pelan. Sakura menggeleng pelan, "tidak ada apa-apa Ino",
Ino melepaskan pelukannya, "jangan bohong padaku, ceritakanlah for head",
"a-aku tidak apa-apa sungguh, aku hanya sedikit ketakutan karena ada laki-laki asing yang duduk disebelahku", karang Sakura yang memang tidak sepenuhnya berbohong.
"apakah orang itu berbuat sesuatu kepadamu?", mata Ino memicing padanya.
"ti-tidak, dia hanya memegangi tanganku karena turbulance tadi, itu saja. kau tahukan kalau aku masih punya... trauma, jadi....",
"oh, jadi si brengsek itu berani mencari-cari kesempatan terhadapmu huh?! Biar ku beri pelajaran padanya sekarang, lihat saja, akan ku buat dia bungkam dan kapok", salak Ino, dia pergi meninggalkan toilet dengan amarah yang menggebu-gebu, bahkan dia sempatkan mengumpat disetiap langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...