Part 32

4.6K 380 37
                                    

“Sasuke-chan~”

“...”

“kau disana?”,

“hm”,

“ah, bedebah kecil ini”, Izumi mengertutu diseberang sana.

“ku tutup”,

“eh, tunggu-tunggu kau bocah, jangan berani-beraninya kau menutup telponnya atau ku patahkan lagi kakimu!”,

“ck, kau mau apa”,

“hanya ingin mengabarkan jika ibu dan ayah tidak bisa datang ke rumah sakit, kau baik-baik sendiri dirumah sakit”,

“hm”,

“kau mendengarku?”,

“Aa”,

“kau tidak ingin bertanya jika aku atau Itachi-kun bisa menemanimu disana?”,

“tidak”

“...”

“...”

“aku benar-benar ingin mengalahkanmu hingga mati”, suara Izumi terdengar lirih,

“apa katanya?”

“tanyakan bagaimana keadaannya sekarang?”

“apakah Sakura-chan sudah pulang?”,

“tidak mungkin bocah itu sudah pasti menahannya disana”,

“kau saja yang berbicara! tensi darahku naik hanya dengan berbicara dengannya”,

Sasuke dapat mendengar percakapan rusuh diseberang sana. Dia mendengar suara Itachi dan ibunya. Sasuke mengusap wajahnya tampak frustasi.
Dia merasa jika ayahnya juga sama, dia pasti menjadi pendengar diantara penghuni kartu keluarga uchiha.

‘great family’,

Bisa disimpulkan jika mereka memang sengaja tidak datang dan meninggalkannya sendirian disini. dia juga merasa jika mereka berempat pasti sudah tahu kejadian dilantai bawah antara dirinya dan Sakura. anehnya , mengapa dia belum dicaci maki oleh mereka. ‘mungkin mereka tidak sepenuhnya tahu’. Itu yang dapat Sasuke simpulkan disini.

“halo, Sasuke-kun”, sekarang Mikoto yang menerima telpon.

“iya Kaa-san”,

“kau baik-baik saja kan disana”,

“hmm, aku baik”,

“ah, baguslah. Maafkan Kaa-san dan Tou-san tidak bisa menemanimu dirumah sakit malam ini. kau baik-baik disana ya. Jangan berbuat macam-macam, ingat kau masih sakit, jangan banyak bergerak. Ingat cidera kaki dan bahumu”,

“baik Kaa-san”,

“apakah Sakura-chan masih... ah, maksudku apakah Sakura-chan sudah menemuimu? Kudengar dia juga menjengukmu”,

“Aa”, dia melirik Sakura yang masih duduk disofa menatapnya dengan malu-malu. Sasuke menarik bibirnya menjadi senyuman, “dia disini”.

“ah, baguslah. Pintalah Sakura-chan untuk menemanimu satu malam ini Sasuke-kun”,

“bukankah tidak baik meninggalkan mereka berdua dalam satu ruangan?”, suara ayahnya terdengar dari ponsel.

“kau diam saja Fugaku-kun!”, terdengar Mikoto memarahi Fugaku diseberang sana.

Sasuke menggigit bibirnya menahan tawa. Dia dapat membayangkan situasi disana.

“Sasuke-kun?”,

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang