Part 18

7.4K 639 55
                                    

Sai sedang menerima telepon dari Naruto, si dobe bodoh itu mengajaknya untuk mengunjungi Sasuke, sahabat buntut ayamnya itu katanya baru saja tiba di konoha.

“haruskah?”, tanya Sai pada Naruto, dia tengah mengemudikan mobilnya untuk pulang kerumahnya sekarang.

“iya, mumpung si brengsek itu kemari. Ku harap si jenius itu sudah sembuh dari amnesianya”, celoteh Naruto dari seberang sana.

“memang kenapa jika dia masih amnesia huh, dia amnesiapun dia masih ingat dengan lubang hidungmu idiot”,

“sialan kau”, Sai terkekeh kecil.

“pokoknya nanti malam kita akan menemui Sasuke dirumahnya oke, kutunggu kau disana. Bye Sai”,

Tut

Naruto mematikan sambungan telponnya.

Sai tersenyum singkat. Tapi senyumnya menghilang kala mobiil yang ditumpanginya tiba-tiba berjalan tersendat-sendat sebelum akhirnya berhenti total. Dia sedikit beruntung karena mobilnya berhenti dipinggir jalan.

Sai keluar dari mobilnya, “ada apa ini”. Dia membuka kap depan mobilnya. Melihat mesin mobil yang tampak baik-baik saja. dia berusaha untuk mengutak atik mesinnya, tapi dia malah tersengat panasnya mesin. ‘sial’.

Sai menutup kembali kap mobilnya, dia menghubungi bengkel langganannya untuk segera menderek mobilnya.

Sai melihat kesekeliling. Dia beruntung karena mobilnya mogok tidak jauh dari halte bis. Dia segera merapat kesana.

.

.

.

Sudah 10 menit lebih dia menunggu, tetapi busnya tidak juga datang, Sai melirik jam tangannya. Sudah jam 4 sore, bisiknya dalam hati. Sai mengeluarkan ponselnya, dia mengutak atik sesuatu dikontaknya mencari nama seseorang. Layar ponselnya tidak dapat terlihat dengan jelas diposisinya yang sekarang, karena menghadap arah cahaya secara langsung. Dia berinisiatif untuk menyebrang saja. dia menyeberang sambil mencari-cari kontak hanphone seseorang, dia terlalu fokus hingga dia tidak memperhatikan ada sebuah truk yang melaju dari arah kanannya.

“AWAAAAS”, seseorang berteriak begitu keras kearahnya. Sai mengangkat wajahnya. Matanya melotot kala melihat sebuah truk melaju kearahnya, dia terlambat untuk mengelak. Tapi tiba-tiba dia merasakan seseorang mendorongnya begitu keras hingga dia terjungkal keseberang jalan terhindar dari tabrakan. Sai mendengar decitan ban yang bergesekan dengan aspal dan suara tubrukan.

“SAKURAAA”, seseorang meneriakkan nama seseorang.

Sai terkejut melihat seorang gadis tergeletak tidak jauh dari tempatnya. Gadis itu terbaring tidak bergerak. Sai segera mendekati gadis itu.

“nona”, Sai membalikkan posisi gadis itu yang semula memunggunginya. Kekagetannya bertambah dua kalilipat kala melihat rupa sang penolongnya.

‘gadis ini’, ya dia mengenalinya. Gadis bersurai pink yang pernah menjadi korban kebiadapan dia dan komplotannya dulu. ‘bagaimana bisa?’, Sai masih bergeming ditempatnya.

Seseorang merangsek maju menyenggol Sai.

“Sakura, hiks hey Sakura buka matamu”, seorang gadis berambut pirang panjang tengah menepuk-nepuk pipi gadis pink tadi.

Sai menatap lekat-lekat wajah penolongnya, yah dia tidak salah mengenalinya, gadis itu memang ‘dia’. Sai sendiri yang membawanya dengan kedua tangan kotornya. ‘ya tuhaan’.

“APA YANG KAU LAKUKAN?!! KENAPA DIAM SAJA, CEPAT PANGGILKAN AMBULANCE BODOH”, Ino yang sedang kalap membentak Sai yang dari tadi hanya diam terbengong seraya memandangi Sakura. ‘dasar tidak punya otak’.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang