Part 17

7.1K 603 57
                                    

Ino dan Sakura masih berdiri diambang pintu apartemen kakaknya, “jadi... ini apartemenmu Nii-chan?”, ada nada suara tidak percaya dan terkesan menolak dari Ino.

Ino memperhatikan apartemen yang jauh dari kata layak. Oh tuhan, lihatlah semua sampah dan baju-baju bau yang tercecer didalam apartemen kakaknya. Oh meeen... mereka akan mati kebauan didalam sana.

Sakura melongok menyusuri apartemen kakak temannya. Dia sedikit meringis mendapati betapa kotornya apartemen hunian mereka.

“hei, ini tidak seburuk yang kalian pikirkan”, bela Deidara yang melihat reaksi kedua adiknya.

Ino memukul keras punggung kakaknya, “apanya yang tidak buruk hah, kau tidak lihat semua sampah dan baju-baju kotormu itu membuatku jijik, dasar jorok. Tidak adakah inisiatif darimu untuk membersihkan apartemenmu terlebih dahulu sebelum kami datang”, omel Ino padanya.

“aku sudah membersihkannya Ino-chan, tapi semalam teman-temanku tiba-tiba datang, mereka mengadakan makan malam sekaligus mabuk-mabukkan disini”,

“alasan saja kau Nii-san, lihat saja akan ku adukan kau...”

“KYAAAA”, Sakura menjerit memotong ucapan Ino matanya terpejam rapat-rapat kala mendapati pemandangan indah dihadapannya. Ino mengalihkan padangannya pada mahluk seksi didepan sana yang bertelanjang dada hanya mengenakan celana jean tanpa kaus menampakkan tubuh bagusnya beserta abs yang saling bertonjolan, jangan lupa tahu kotak yang tertata rapi diperutnya. Ugh sangat menggoda. Tampang pemuda terlihat sangat imut, berbanding terbalik dengan badannya yang tergolong maco. Rambutnya merah dan terlihat masih basah, sebuah handuk bertengger diperotongan lehernya.

Hampir-hampir Ino nosebles melihat pemandangan menyengarkan didepannya. Oh kami-sama, dia rela melihat pemandangan seperti ini seumur hidupnya.

“GYAAA, Sasori-baka cepat kau pakai pakaianmu, kau merusak moral kedua adikku bodoh”, Deidara berusaha menghalangi pandangan Ino dari Sasori didepan sana. Ino yang merasa terganggu berusaha menyingkirkan kakaknya menjauh.

“menyingkir Nii-san, minggir kau menghalangi pemandangan bagus didepan sana”, Deidara tetap tidak menggubris omongan adiknya yang sedikit pervert. Dia tetap menghalangi Ino untuk melihat lebih jauh. Dia tidak mengkhawatirkan pandangan Sakura, karena gadis kecil yang sudah dia anggap adik sendiri itu pasti sudah menutup matanya rapat-rapat, sangat berbeda dengan Ino.

“Aa, maafkan aku”, si pria imut manis itu masuk kedalam kamar didekatnya.

Deidara bernapas lega, dia melepaskan tangannnya dari wajah Ino.

“gezzz menyebalkan”, gerutu Ino pada Deidara.

“a-apa sudah aman?”, suara Sakura yang sedikit bergetar.

“Aa, kau sudah bisa membuka matamu Sakura-chan”, ucap Deidara padanya.

Sakura sedikit bernapas lega, dia membuka matanya. Pria merah itu memang sudah tidak ada disana.

“tadi itu siapa Dei-Nii, pacarmu? uke mu ya? Ya tuhaaaan, jika semua pria tampan berkelainan semua, bagaimana aku bisa dapat jodohku?”, seru Ino yang mulai ngelantur.

Deidara menjitak kepala adiknya, “dasar sinting, yang kau lihat itu temanku, dia memang tinggal bersamaku disini, hitung-hitung hemat uang, tapi berhubung ada kalian, dia kusuruh pindah ke apartemen sebelah”, jelas Deidara.

“teman mu itu tampan sekali Nii-chan, menggemaskan. Kenapa wajahmu tidak seperti dia”,

Sasori sudah keluar dari kamar, dia sudah berpakaian dengan kaus V neck berwarna merah menyala, tapi tetap saja, kaus itu tidak dapat menyembunyikan lekukan otot liatnya, apalagi lengannya yang terlihat sangat ngepres dengan kausnya, beuh... pikiran hentai sudah bercokol dalam otak baaang.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang