Part 24

5.8K 532 41
                                    


sudah dua hari sejak insiden memalukan Sakura dimansion Uchiha, gadis itu masih belum mau membuka suara jika diharuskan menjawab mengenai tawaran yang diajukan izumi untuk mengasuh kedua anak kembarnya itu, ada sisi positif dan negatif yang membuat Sakura bimbang menentukan pilihannya.

Memang benar, tidak ada salahnya jika dia menerima tawaran tersebut, toh dia juga tidak punya kegiatan yang berarti selain kuliah, masih ada banyak waktu luang yang belum bisa dimanfaatkannya dengan maksimal. Dan juga, bukanlah lumayan jika dia bisa part time disini, dia menjadi bisa mandiri dengan menghasilkan uang sendiri, tidak selalu bergantung pada keluarga yamanaka. Benar bukan?

Tapi, ada sisi yang membuatnya_ragu, amat sangat ragu jika harus ditambahkan. Kehadiran seseorang disana yang membuat semua persetujuan Sakura lenyap tak berbekas.

Uchiha Sasuke. nama yang sangat kramat bagi Sakura. pemuda dengan paras menawan itu membuat Sakura sangat ragu untuk menerima pekerjaan itu. Mungkin mengambil pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pria itu jauh lebih baik untuknya.

Jangan tanyakan mengapa, Sakura sendiri juga tidak yakin dengan jawabannya.

Pria itu...

Akh bagaimana ya...

Dia mampu menarik perasaan asing yang membuat kehidupan Sakura tidak tenang, berantakan, seperti habis terkena terjangan badai. Setiap dirinya mengingat pemuda itu, jantungnya akan bereaksi dengan terus berdebar tidak wajar, wajahnya akan memerah dengan sendirinya, dan juga...perasaan takut yang tiba-tiba saja terasa menyelubunginya, hatinya seperti menerikakan dirinya untuk tetap jauh dari pemuda tampan itu.

Tapi.... mengapa ada perasaan tidak rela?

Separuh hatinya menginginkan kedekatan diantara mereka?

'apakah aku sudah mulai tertarik dengannya?'

'tertarik?'

'suka?'

'cin – ta?'

Sakura menggeleng—gelengkan kepalanya, 'Kami-sama, ini benar-benar gila'

Astagaaa, sampai saat ini wajah pria itu masih saja mengganggu konsentrasi Sakura. tidak dirumah, dikampus, maupun dijalan, wajah itu selalu menghantui dirinya.

'ada apa denganku',

Sakura hampir frustasi untuk mengenyahkan perasaan aneh dan errr... aneh... entahlah dia harus menyebutnya apa, yang pasti dia tidak suka ini. Sangat absud dan abstrak. Tidak bisa dijelaskan.

'ini benar-benar menjengkelkan'.

.

.

.

"jidaat, hari ini giliranmu untuk berbelanja, kulkas didapur sudah mulai kosong", teriak Ino dari arah belakang.

Sakura segera menghampirinya, "apa saja yang kosong?", tanya Sakura seraya menengok kedalam isi kulkas, dia memperkirakan barang-barang apa saja yang habis didalam sana.

"kurasa cukup banyak, kau pakai daftar belanja yang kemarin saja, tapi telurnya kau kurangi, disini masih terisi beberapa. Lumayan banyak sih, oh jangan lupa, beli snack juga forhead, kalau bisa yang rendah lemak dan karbohidrat, aku sedang diet, hehehe", pesan Ino padanya.

Sakura mengangguk paham, "baiklah, kau mau ikut bersamaku ke supermarket pig?",

"tidak, hari ini aku ada jadwal kuliah siang, maaf ya tidak bisa menemanimu, tapi aku bisa mengantarmu terlebih dahulu ke swalayan, bagaimana?", tawar Ino padanya.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang