"hey, ini ada kartu ucapannya disini”, Naruto menemukan secarik kertas ucapan yang terselip dibungkusan yang dia terima, “ ‘semoga lekas sembuh, dari H. Sakura’ , siapa itu H. Sakura, Sasuke?”,
Tubuh Sasuke menegang ditempat, “berikan padaku”, Sasuke merebut kertas yang dipegang oleh Naruto, dia berharap si bodoh itu salah membaca.
“sial!”, Sasuke mencabut jarum infus dari tangannya dengan kasar, dia segera bangun dan berlari terpincang keluar dari kamar, dia mengabaikan teriakan Naruto dibelakangnya.
‘tidak tidak tidak …. Sakura, kumohon’
.
.
.
Sai berjalan dilorong-lorong rumah sakit, matanya menangkap warna merah muda bersandar didinding. ‘Sakura?’.
Dia berjalan mendekatinya, “Sakura”,
Wanita itu tidak menoleh, dia tetap bersandar membelakangi Sai.Ternyata wanita itu memang Sakura. Sai berdiri dihadapan Sakura, alisnya mengerut melihat Sakura yang tetap diam dengan tatapan kosong, wajahnya pucat pasi.
“Sakura”, Sai menyentuh bahu Sakura lembut. Akhirnya Sakura mengangkat kepalanya, dia menatapnya.
PLAK
Sebuah tamparan keras diterima Sai tanpa peringatan, dia menatap kearah Sakura meminta penjelasan atas tamparan yang dia terima. Tapi lidahnya membeku kala mendapati mata hijaunya yang memerah dengan air mata yang tergenang disana lalu jatuh dengan lembut membasahi pipinya. Sai bisa melihat rasa sakit, amarah, dan sesuatu yang hancur disana. Otaknya segera menghubungkan amarah Sakura dengan dirinya.
‘tidak mungki, kami-sama, kau tidak bisa memberitahunya’, Sai merasakan oksigen terenggut darinya. Dia tidak bisa berkata-kata, badannya menggigil takut, tangannya terulur kepadanya.
“Sakura…”, suaranya tercekat ditenggorokannya.
“JANGAN MENYENTUHKU”, Sakura menepis kasar tangan Sai, “pembohong”, isakan kecil lolos dari bibirnya, “brengsek! Bajingan”, Sakura berjalan mundur. Matanya tetap terpaku pada manik gelap Sai. Dia melihat penyesalan disana, tapi dia mengacuhkannya, hatinya terlanjur sakit dengan kenyataan yang baru saja dia ketahui.
“Sakura!”, sebuah seruan menyela keadaan.
Sakura melihat Sasuke yang berlari dengan tertatih kearahnya, kaki dan kepalanya masih terbungkus perban. Mata onyx miliknya beradu pandang dengannya.
“JANGAN MENDEKAT”, Sakura yang kalap berteriak nyaring kearahnya. Menyebabkan tatapan orang-orang terarah kepadanya. Badannya bergerar halus menandakan emosi yang tengah dia rasakan.
“K-kau!”, Naruto yang berjalan dibelakang Sasuke terkejut menatap Sakura, tangannya terulur menunjuk Sakura tidak percaya. raut wajahnya pucat pasi seperti menatap hantu disiang hari. “S-Sasuke dia…”,
“diam!”, Sasuke mengeram padanya. Dengan langkah tertatih dia mendekati Sakura.
“KU BILANG JANGAN MENDEKAT UCHIHA”, Sakura berteriak kepadanya, namun tidak dihiraukan oleh Sasuke. Pria itu tetap melaju dengan mantap disetiap langkah yang dia ambil. Dia mengabaikan jika tubuhnya berteriak kesakitan, kakinya terasa nyeri tak tertahankan, dan punggung tangannya masih terdapat darah dari bekas jarum infus.
Pegawai dirumah sakit mencoba untuk membubarkan kerumunan orang. Dua orang perawat mendatangi mereka, “permisi tuan-tuan, harap untuk tidak menimbulkan keributan disini, dan anda_”,
“Pergi”, mata Sasuke berkilat berbahaya kala menatap perawat yang berusaha mendekati mereka. Dia melepaskan tekanan, membuat perawat itu terpaku ditempat dan bergidik geri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...