Sasuke mempercepat langkah kakinya memasuki bandara, dia sedikit berlari menerobos barisan orang-orang, matanya terus melirik jam tangannya.
‘semoga belum terlambat’, doanya dalam hati.Beberapa jam yang lalu, dia mendapatkan telepon dari keluarganya yang berada dikonoha kalau kakak iparnya izumi hendak melahirkan. Itachi sang kakak terus menerornya sepanjang malam hingga dia sulit untuk sekedar memejamkan mata, dia meminta dirinya cepat kembali ke Konoha untuk meneruskan tender besar perusahaan mereka yang tadinya diberada ditangan itachi kini dia alihkan pada adiknya. dia terus merengek agar Sasuke kembali kesana untuk sementara waktu, dia tidak bisa meminta ayahnya yang kini juga masih sibuk mengurusi perusahaan pusat. Akhirnya dengan berat hati Sasuke menyetujuinya.
Pagi ini Sasuke langsung meminta sekretarisnya untuk menyiapkan tiket pesawat untuknya kembali kekonoha. Sialnya dia mendapatkan tiket pesawat dadakan yang jadwal pemberangkatannya 30 menit dari sekarang. Jadilah dia pontang-panting berlarian dibandara.
Dia sedikit bernapas lega kala mendapati pesawatnya belum lepas landas.
Dia segera menyerahkan tiketnya pada petugas. Setelah itu dia langsung masuk kedalam kabin pesawat, mencari tempat duduknya di kelas pertama.
Dia segera menghempaskan dirinya dikursi tempatnya, sedikit menghela napas lega.
‘kau harus membayar mahal haniki’, batin Sasuke yang masih memejamkan matanya sembari menarik napas teratur. Dia sedikit mengantuk karena semalam dia bergadang memperlajari proposal tender dikonoha ditambah belasan telponan dari baka anikinya yang terus mengganggunya sepanjang malam, setiap jamnya, kalian bisa bayangkan hal itu. alhasil sekarang tubuhnya benar-benar terasa sangat lemas kurang tidur serta capek juga karena berlari-lari tadi.
Sasuke meminta penutup mata pada seorang pramugari cantik disana, pramugari itu dengan senang hati mengambilkan apa yang diminta Sasuke. lihat saja saat dirinya kembali membawa penutup mata yang diminta oleh Sasuke, dua kancing pramugari yang tadinya rapi tiba-tiba putus entah bagaimana, hingga dada atasnya terekspose jelas oleh setiap mata.
Tapis sayang usahanya sia-sia, Uchiha bungsu itu bahkan tidak menggubris keberadaannya sesaat setelah dia menyerahkan penutup mata yang diingin kan Sasuke, si empunya malah dengan santai memakainya dan langsung terlelap mengacuhkan si pramugari.
Dia bahkan tidak mau repot-repot melirik kanan kiri depan belakang. Dia tidak menyadari bahwa seseorang yang tengah duduk disebelahnya adalah gadis yang beberapa waktu lalu sempat menjadi objek favoritenya.
.
.
.
.
.
.
Sakura memperhatikan lelaki yang baru saja menempati kursi disebelahnya, parasnya yang rupawan menjadi pemandangan tersendiri untuknya. diam-diam Sakura mengagumi wajah tampan lelaki itu. Sakura akui lelaki yang sekarang duduk disampingnya itu benar-benar sangat tampan, jika dalam keadaan normal Sakura pasti akan menjerit senang dengan mata yang berbinar memuja paras tampan lelaki itu. Tetapi setelah mendapatkan pelecehan dihutan waktu itu, semuanya sudah berubah, ada perasaan takut dan tekanan tersendiri jika dia berdekatan dengan lelaki manapun. Seperti sekarang, Sakura terus menerus melirik lelaki disebelahnya. Dia cukup bersyukur lelaki itu tampak cuek dan acuh terhadap dirinya maupun sekitarnya.
Sakura berusaha untuk tetap tenang tanpa harus kembali menjerit ketakutan seperti beberapa waktu lalu, dia mensugesti dirinya, ‘tidak apa-apa Sakura, kau sudah sembuh, semua akan baik-baik saja’, Sakura menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan, dia melakukannya selama beberapa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...