Part 11

9.4K 753 24
                                    

Sejak kematian neneknya, kini Sakura terpaksa tinggal bersama Ino. Si pirang ini lah yang memaksa Sakura untuk tinggal bersamanya dan keluarganya di ibu kota Sunnagakure. Sakura sudah tidak memiliki siapapun sekarang sebagai penopangnya, dia tidak mau sahabat pinknya ini terlalu larut dengan kesedihannya.

Sudah 4 hari semenjak dirinya pindah kerumah Ino, tapi suasana hati Sakura tetap saja murung, dia menolak makan bicara atau apapun, dia sering mengurung dirinya dikamar, sekedar merenung ataupun menangis sendirian. Ino dan kedua orang tuanya sampai bingung harus bagaimana agar bisa meringankan beban hati Sakura.

“Sakura”, Ino mengetuk pintu kamar Sakura, dia membawakan sarapan untuknya.

Tak ada jawaban dari si empunya. Ino memutar gagang kenop pintu Sakura dan mendorongnya kedalam.

PYAR

Nampan yang dibawa oleh kedua tangan Ino menuncur jatuh kelantai.

“SAKURAAA!!!”, Ino menjerit histeris kala menemukan Sakura dalam keadaan tidak sadarkan diri, terdapat luka sayatan melintang dipergelangan tangannya. Darah mengucur deras dari luka sobekan dipergelangan tangannya hingga menggenang dilantai.

Ino menyerbu tubuh Sakura yang terasa mendingin, wajahnya pucat pasi, denyut nadinyapun lemah sekali.

“KAA-SAAAN, TOU-SAAAN”, Ino menjerit memanggil kedua orang tuanya.

Terdengar bunyi debuman yang menandakan seseorang tengah berlari menuju kekamar mereka.

Inoichi dan sang isteri terlihat kaget didepan pintu kamar Sakura,

“SAKURA!!!”, Nyonya Yamanaka itu segera berlari kearah Sakura yang tergeletak tak berdaya dipangkuan putrinya.

Inochi segera membopong Sakura, “Ino cepat keluarkan mobil”, perintahnya pada sang putri.

Ino mengangguk, dengan cepat dia segera berlari turun kelantai satu menuju garasi mobil keluarganya. Dia segera menghidupkan mobil.

Inoichi segera membaringkan Sakura dikursi belakang mobil keluarganya, sang ibu menemaninya dikursi belakang, sedangkan sang ayah yang mengemudikannya, Ino menatap cemas Sakura dikursi depan.

‘Sakura’, dia menggigit bibir bawahnya menahan isak tangis yang terasa sudah pelupuk mata.

Mobil melaju dengan kencangnya, tak ada yang protes mengenai cara mengemudi Inoichi yang ugal ugalan, yang penting cepat sampai dirumah sakit.

Sepuluh menit kemudian mobil sudah terparkir sembarang di rumah sakit. Inoichi segera mengeluarkan Sakura dari dalam mobil, berlari masuk kedalam rumah sakit.

Pihak security yang melihat Inoichi tengah membawa Sakura dalam gendongannya segera menghubungi suster dan Dokter bagian UGD untuk segera menyiapkan brankar pasien.

Begitu Inoichi sampai didepan rumah sakit sudah tersedia brankar untuk Sakura. Dibaringkannya gadis malang itu disana. Dokter dan suster dengan sigap segera membawa Sakura keruang UGD.

Keluarga Yamanaka terus memanjatkan doa mereka untuk seseorang yang sudah dianggap keluarga oleh mereka. Ino bahkan sampai menangis terisak dipelukan ibunya.

Setelah menunggu selama 3 jam lamanya mereka baru bisa mendapatkan kabar kalau keadaan Sakura sudah membaik dan segera dipindahkan keruang inap. Ino dan ibunya mengikuti brankar Sakura yang dibawa oleh petugas medis sana.

“bagaimana keadaan putri saya Dokter?”, tanya nyonya Yamanaka setelah Sakura selesai dipindahkan keruang rawat.

“mari ikut saya nyonya, kita bicarakan keadaan nona Haruno didalam ruangan saya”, ucap sang Dokter padanya.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang