Ini adalah minggu ke 3 setelah kejadian bunuh diri Sakura, dan selama itu juga Sakura sudah mengikuti terapi yang diberikan dokter kabuto padanya. Perlahan tapi pasti, keadaan Sakura sudah mulai membaik. Setidaknya Sakura kini sudah bisa sedikit tersenyum dan kesadarannya pun kian memulih. Matanya sudah mulai memancarkan ekspresinya, walaupun terkadang sorot matanya masih terdapat kesedihan tapi mereka yakin, sakura hanya butuh waktu untuk menerima keadaannya sekarang saja.
"JIDAAAAT", Ino berseru memasuki kamar rawat Sakura.
Sakura yang tengah bersandar diranjang ditemani bibi Koharu menatap kearah Ino. Seyum kecil tersungging dibibir Sakura.
"hey, bagaiaman kabarmu? Kau minum obat dengan baik kan?", sapa Ino padanya. Sakura mengangguk. Dia mengamati baju Ino yang masih berupa seragam sekolah. Ino mengikuti arah mata Sakura.
"aku tahu aku tahu, kau ingin mengatakan agar aku mengaganti bajuku terlebih dahulu kan?", tebak Ino. Sakura mengangguk kecil. "aku sudah tahu itu".
Plak
Ibu Ino memukul lengan putrinya.
"Aush, Kaa-chaaaan", seru Ino manja, dia sedikit mengusap lengan kirinya yang menjadi korban pukulan ibunya.
"cepat kau pulang dulu dan segera ganti bajumu anak nakal", tegur nyonya Koharu padanya.
"ish, iya nanti aku akan menggantinya, tapi biarkan aku bersama Sakura terlebih dahulu, aku sangat merindukan permen kapasku.", Ino dengan manja memeluk Sakura. Sakura menerima pelukan dari Ino dengan raut wajah senang.
"kapan kau akan pulang Sakura? aku kesepian disekolah, tidak ada yang meminjami ku PR lagi sekarang. Otakku rasanya terbakar karena kupaksakan untuk belajar. Kau harus cepat sembuh ne, aku bisa gila menghadapi semua PR yang serasa ingin menguburku hidup-hidup. Aduh malangnya nasipku", keluhnya pada Sakura. Sakura memutar bola matanya.
Nyonya yamanaka memukul lengan putrinya kembali.
"ITTAI", seru Ino seraya mengusap lengannya yang sakit.
"kau ini, kapan kau akan serius dengan kehidupanmu", seru Koharu pada putrinya.
"kapan aku tidak serius dengan kehidupanku. Asal tahu saja ya, anak Kaa-san yang paling cantik ini bercita-cita menjadi super model, artis terkenal bertalenta. Lihat saja tubuh seksi ku ini. Haaah, bisa Kaa-san bayangkan, wajah anak Kaa-san ini akan menjadi sorotan media masa, berada di koran, majalah, papan reklame, t....-hup",
Koharu langsung menutup mulut sang anak yang sangat crewet, "kau terlalu banyak berkhayal",
Ino merengut, "Yak, Kenapa Kaa-chan tega sekali berkata begitu. Harusnya Kaa-san mendukungku", gerutunya pada sang ibu.
"kaa-san tahu kenapa aku ingin menjadi model?",
Koharu mengangkat sebelah alisnya.
Ino tersenyum lebar, "tentu saja karena hanya didunia model saja aku tidak perlu berpikir keras Kaa-san. Saat aku dipotret oleh fotografer, aku tidak akan ditanya berapa berat kuantum suatu molekul. Atau seberapa cepat cahaya flas kamera mengenaiku. Atau, seberapa...", Ino menghentikan omongannya kala melihat kedua wanita didekatnya memberikan tatapan 'are you seriously?'.
"apa?", tanyanya dengan wajah polos.
"sangat dirimu sekali sayang", puji sang ibu, entah itu pujian atau sindiran sebenarnya. Sakura menatap Ino sama persis dengan sang ibu.
"terima kasih kaa-san, aku pintar kan hehehe",
"sangat pintar hingga aku malu mengakuimu sebagai putriku. Haish", sindir koharu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...