"tunggu disini sebentar", Sai keluar dari mobilnya. Dia berjalan masuk kedalam apotek.
Tidak lama, dia keluar membawa sebuah bungkusan plastik ditangannya.
"ulurkan tanganmu",
Menanggapi Sakura yang tak kunjung mengulurkan tangannya, dia berinisiatif untuk menariknya sendiri. Dia dengan lembut mengoleskan krim yang dibelinya dari apotek diatas pergelangan tangan Sakura yang memerah.
Sakura tetap terdiam menerima segala perlakuan Sai. Hatinya menghangat dengan perlakuan lembut pria itu. Diamatinya wajah Sai yang sangat serius mengobati tangannya. 'tampan', hanya itu yang bisa Sakura simpulkan dari pengamatannya.
"berkedip",
Teguran dari Sai membuat Sakura gelagapan, dia sangat malu karena tertangkap basah tengah memandangi Sai begitu lama.
Sai mengangkat kepalanya, dia mendengus geli mendapati Sakura yang memalingkan wajah darinya, dia bisa melihat warna merah cerah diujung telinga Sakura, 'manis sekali',
"apakah aku terlihat sangat tampan?",
"kau sangat narsis", Sakura masih enggan untuk bertatap muka dengannya.
"benarkah? Apakah aku tidak terlihat tampan bagimu?", Sai kembali menggodanya,
Sakura tidak menanggapi ucapan sai, dia sibuk menenangkan dirinya.
"kemarikan tanganmu yang satunya",
Sakura menurutinya, dia menjulurkan tangan satunya lagi padanya. tangannya dapat merasakan kesejukan dari krim yang dioleskan Sai diatas kulitnya, sangat nyaman, "terimakasih", dia mengucapkannya dengan bersungguh-sungguh.
"tidak masalah, seharusnya aku yang meminta maaf karena aku yang membuat tanganmu terluka", dia merasa menyesal sungguh.
"tidak, tidak apa-apa, ini hanya merah biasa, besok juga sembuh sendiri", sakura memberikan senyum tulus kepadanya.
Sai menatap sakura penuh syukur, "terimakasih", dia mengusap kepala Sakura dengan lembut.
Sakura menunduk malu, dadanya berdegup kencang kembali karena usapan tangan Sai diatas kepalanya. Padahal dia sering mendapatkan perlakuan seperti ini dari sai, tapi tetap saja dia terus merasa malu setiap kali dia melakukannya.
"jadi, akhirnya kau menerima pekerjaan dirumah Uchiha?", sai mengubah topik bahasannya.
Sakura mengangguk kecil, "begitulah",
Sai mengerti, dia kembali menjalankan mobilnya, "aku tidak akan menghentikanmu, hanya mengingatkan untuk menjaga diri saja",
Alis Sakura mengertu kecil , "kamu mengkhawatirkanku?",
"yah, tentu saja aku khawatir. hiro dan haru bukanlah anak-anak normal yang bisa diam, mereka sering membuat onar dan aktif bukan main, aku khawatir kamu akan kerepotan dan juga kelelahan",
"terimakasih, kamu tidak usah khawatir, aku yakin bisa mengatasinya", dia meyakinkan sai jika dia akan baik-baik saja nantinya.
"sebenarnya bukan hanya itu yang ku khawatirkan", dia memberikan ekspresi masam, "ada kekhawatiran terbesarku jika kamu bekerja disana",
"apa itu?", Sakura tampak menantikan jawaban dari Sai.
Sai masih fokus dengan jalanan, dia agak ragu untuk mengutarakannya, dia menatap Sakura, "aku hanya takut kamu akan jatuh cinta dengan Sasuke",
DEG
Sakura merasakan hatinya terpukul oleh sesuatu, dia terdiam tak mampu untuk berkata-kata. Tidak dapat menyangkal maupun membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...