Part 22

5.8K 557 33
                                    

Hari sudah beranjak malam, namun Sasuke belum juga menemukan kedua keponakannya, rasa cemas mulai menggerayangi hatinya, sesetan apapun kedua keponakannya, tetap saja mereka adalah  bagian dari uchiha, keluarganya.

Dia sudah mengerahkan anak buahnya untuk membantu mencari keberadaaan kedua keponakannya, tapi sampai kini belum ada satupun dari mereka yang memberikan kabar bagus untuknya.

‘kemana kalian’, mata Sasuke selalu awas mencari disetiap sisi jalan, siapa tahu nanti dia bisa menemukan mereka,

Rasanya dia sudah sangat frustasi mencari keberadaan kembar setan berdua itu. Selain mencemaskan keadaan keduanya, dia juga mencemaskan dirinya jika nanti dia pulang tanpa membawa kedua keponakannya. Semburan kemarahan Itachi, Izumi dan kedua orang tuanya saja sudah membuatnya menelan ludah berulang kali. Dia tidak yakin kepalanya akan tetap utuh ditempat.

Ponsel Sasuke berbunyi nyaring, dia segera mengangkatnya,

“hn”,

“hallo Sasuke-sama”,

Ternyata salah satu anak buahnya yang menelpon dirinya,

“apa kau sudah tahu dimana kedua keponakanku sekarang?”, tanya Sasuke to the poin.

“ya Sasuke-sama, aku mendapatkan informasi jika kedua tuan muda Uchiha sudah dibawa pulang kerumah besar sekarang”,

Tanpa sadar Sasuke menginjak rem mendadak, beberapa mobil dibelakannya mengumpati mobil Sasuke yang berhenti seenaknya.

Sasuke berdecak sebal, dia segera menepikan mobilnya dipinggir jalan.

“hallo”, Sasuke kembali berkomunikasi dengan bawahannya.

“ya Sasuke-sama”,

“apa kau yakin dengan ucapanmu”,

“ha’i Sasuke-sama, pukul 3 tadi kedua tuan muda uchiha sudah dibawa pulang oleh tuan Sai, teman anda”,

“Sai?”,

“ha’i”,

Klik

Sasuke mematikan sambungan teleponnya, ‘jadi, dua bocah setan itu sudah pulang?’, mata sasuke berkedut kesal.

rasanya kepulan asap sudah terlihat diatas kepala Sasuke, ‘lalu untuk apa aku mencemaskan kedua bocah sialan itu jika nyatanya mereka sudah enak-enakan dirumah sejak tadi’, geram Sasuke murka.

Hilang sudah perasaan bersalah dan kecemasannya, ternyata tidak ada gunanya dia mengkhawatirkan mereka, nyatanya mereka memang tidak perlu untuk dicemaskan atau dikasihani olehnya.

Sasuke merasa dibodohi oleh mereka, kedua bocah nakal itu benar-benar menyulut emosinya hingga keubun-ubun.

Sasuke segera melesatkan mobilnya pulang kerumah, ‘tunggulah pembalasanku bocah tengik’.

.

.

.

Sakura sedang mengajari kedua bocah itu membaca diruang perpustakaan kediaman uchiha, Sakura dengan tekun mengajari keduanya membaca dengan lancar, sesekali mereka akan bertanya menganai hal yang tidak mereka pahami dari buku kepada Sakura,
Gadis itu akan menjawab dengan penjelasan yang mampu menarik minat keduanya, ekspresi Sakura saat menjelaskan beberapa hal membuat keduanya tersenyum semakin lebar.

Mereka menghabiskan banyak waktu dengan membaca dan juga bermain puzel besar yang dihadiahka paman mereka saat ulang tahun mereka tahun lalu. puzel itu hampir berukuran satu meter panjangnya dan lebar lebih dari 70 cm. Dan tentunya denga potonga  puzel yang jumlahnya ratusan. Pertanyaannya, mengapa paman bodohnya itu memberikan mereka puzel alih-alih mainan trasformer yang mereka gandrungi?
Menurut Haru, pamannya itu memang sengaja ingin membuatnya pusing dengan potongan-potongan puzel hadiahnya. Dia hanya berniat membuat mereka kesal saja.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang