Sai melangkah dilorong-lorong rumah sakit, dia datang kesana untuk menjenguk penyelamatnya. Ditangannya sudah ada seikat bunga dan sekantung buah untuk Sakura. Sai berhenti didepan pintu kamar VIP ruang rawat Sakura, sejenak dia ragu untuk mengetuk pintu didepannya, dia khawatir, dan mungkin agak sedikit takut ...
bagaimana jika wanita itu mengenalinya?
Bagaimana jika nanti kejahatannya akan terbongkar?
Tapi... apakah mungkin?
Dia cukup yakin saat itu Sakura tidak dapat melihat apapun atau siapun karena matanya tertutup oleh saputangan miliknya. Jadi kemungkinan Sakura mengenalinya sangatlah minim. Tapi ...
PLUK
Saat Sai sedang bimbang dengan pillihannya, sebuah tepukan dibahunya membuatnya terkejut, hampir-hampir Sai reflek ingin menggampar siapapun yang mengagetkannya. Tapi itu semua hanya rencana. Dia hanya bisa ngelus dada menenangkan jantungnya yang hampir lepas dari sarangnya. ‘SETAN’, makinya pada wanita dihadapannya.
Si pelaku Cuma cengar-cengir dihadapannya lengkap dengan rona yang begitu ketara di kedua pipinya. Gemas sekali melihatnya,... sangking gemasnya Sai berencana menariknya sekuat tenaga supaya impas. ‘kagak tau apa, anak orang hampir masuk ICU karna dia’.
“hehehe hai Sai-kun”, sapa Ino dengan raut WATADOS. (*mohon bersabar, ini ujian).
Sai memaksakan sebuah senyum kecil diwajahnya, “ohayou Ino-san”, ujar Sai membalas sapaan Ino.
“hehehe, jangan terlalu formal padaku Sai-kun. Oh ya, kau ingin menjenguk Sakura ya, ayo ayo cepat kita masuk, jangan malu-malu”, rasanya ada kedutan kecil dibawah matanya saat mendengar sufix ‘kun’ yang di gunakan Ino padanya.
Sai melotot kala diseret paksa oleh Ino masuk kedalam ruangan.
SREEG
Pintu digeser dan terbuka. Tangan Ino masih setia menggandeng (menyeret) Sai masuk mendekati ranjang pasien.
Sakura yang mendengar pintu kamarnya digeser lantas menengokkan kepalanya.
Disana, Sai melihatnya, ... seorang wanita berambut pink tengah menatapnya lekat-lekat. Mata hijaunya tertangkap oleh iris mata Sai. Dalam hati, dia sempat mengagumi mata indah itu. Sangat indah hingga ia rela berlama-lama menatapnya. Sejenak Sai merasa dirinya terlalu intermezo, merasa jika waktu berjalan begiiitu lambat kala dirinya bertatapan dengan gadis itu. Sangat berlebihan tapi ... begitulah.
Ada sebuah kalimat yang melintas di otaknya sekarang, tapi pleasse... itu tidak mungkin. ‘ini gila... benar-benar gila’.
Sai masih tidak berkedip menatap Sakura, membuat si empunya merasa sedikit takut padanya.
“hai Sakura jidat, bagaimana keadaanmu”, sapa Ino padanya, mereka berdua sudah berdiri disamping ranjang Sakura.
Sakura tersenyum kecil, “jauh lebih baik sekarang”, mata Sakura menatap seseorang yang datang bersama Ino. Sakura mengeryitkan dahinya, pasalnya pria yang dibawa Ino sedari tadi terus saja menatap dirinya tidak berkedip.
“oh hampir saja lupa, Sakura ... perkenalkan ini Shimura Sai, pria yang kau tolong kemarin”, Ino menepuk pundak Sai sedikit keras,menyadarkan Sai dari lamunan nistanya.
Sakura membungkukkan badannya sedikit, “hai, Shimura-san. Senang berkenalan denganmu”, Sakura memaksakan sebuah senyum tipis kepadanya.
“Aa, aku juga, haruno-san”, balas Sai padanya, “ehm, ini kubawakan bunga dan buah untukmu, semoga kau suka”, Sai memberikan sebuket bunga yang dia bawa tadi beserta buah-buahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...