Part 7

13.8K 765 26
                                    

inget dedek-dedek yang dibawah umur

apa ucapan kakak di part sebelumnya....

yak betul, jangan baca

+17, 

.

.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya, seperti janjinya kemarin, Sakura sudah berangkat pagi-pagi buta masuk kedalam hutan bagian dalam untuk mencari tanaman-tanaman herbal untuk neneknya. Dia menelusuri hutan yang sudah dia hafal jalanannya, mengingat dia tumbuh dan sempat bermain-main dihutan kala masa kecilnya dulu, jadi dia tidak takut jika tersesat didalam sana. Baginya, hutan adalah tempat rekreasi baginya, banyak hal yang ditemuinya disini. ditambah suasana hening dan tenang membuatnya rileks, sepanjang mata memandang hanya ada pepohonan yang tinggi menjulang, tapi dia menyukainya. Udaranya juga sejuk, dan nyaman untuk dihirup.

Mata emeraldnya berbinar kala menemukan tanaman yang dia cari sudah berada didepan matanya, tanaman ashitaba, dan bahan herbal lainnya terpampang didepan matanya, dan jumlahnya juga lumayan banyak.

Sakura bergegas mencabut, memetik, dan memasukkan semuanya kedalam keranjang yang dia bawa.

SREG SREG

Sakura mendengar suara aneh dari arah belakangnya, dia menoleh untuk melihat sumber bunyi suara itu, hingga .....

GREB

Seseorang membekapnya dari belakang, Sakura memekik takut, tapi suaranya tertahan tidak ada yang keluar selain suara lirih yang teredam karena bekapan seseorang padanya. Sakura terus meronta dalam dekapan seseorang, dia merasakan matanya ditutup oleh secarik kain, tangannya hendak melepaskan penutup matanya, tapi sebuah tangan mencegahnya. Kedua tangannya ditarik kebelakang tubuhnya, disatukan dalam ikatan yang amat kuat, Sakura sampai merasa tangannya memerah sangking kuatnya. Kakinya mulai memendang kesana-kemari, tapi lagi-lagi orang itu mengikatnya, kakinya diikat sedemikian rupa hingga dia merasa tidak berdaya sekarang, dia terduduk ditanah yang terasa lembap. Sakura menangis meraung dalam bekapan seseorang, tangan itu menjauh dari area mulut Sakura, dia tidak menyia-nyaiakan kesempatan, dia segara berteriak sekencang kencangnya.

"TOLOOOOOOONG, TOOOLOOOOONG, TOLOOOONG AKUUUUU, HIKS TO_hepmh",

Bibir Sakura disumpal dengan saputangan, hingga jeritannya tidak terdengar lagi,

Sakura meraung-raung, 'kami-sama, kumohon selamatkan aku, hiks nenek... hiks nenek tolong aku, hiks aku takut', dia ketakutan setengah mati, tubuhnya tidak bisa dia gerakkan.

"tugas kita sudah selesai, ayo kita bawa dia",

"hn, ayo",

Sakura mendengar dua orang sedang berdialog didekatnya, 'oh tuhan, apa yang akan mereka lakukan padaku? Apa mereka akan menjualku? Menjadikanku ... budak? Atau lebih buruk lagi.... seorang pelacur?'

Sakura merasakan tubuhnya melayang dibopong oleh seseorang, Sakura melancarkan aksi berontaknya, hingga kedua orang itu sedikit kesusahan memboyong tubuh Sakura.

Sakura merasa tubuhnya diturunkan disebuah tempat yang terasa hangat, 'dimana ini?'.

Dia mendengar sedikit percakapan diluar sana, tapi tidak terlalu jelas. 'apa peduliku?!', sentak Sakura pada dirinya sendiri, perduli setan dengan apa yang tengah mereka perdebatkan, saat ini yang terpenting adalah melarikan diri dari sini. Dia kembali menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, berharap ikatan itu sedikit kendur agar dia bisa kabur dari sana. Tapi harapannya tidak terkabul, bukannya lepas dia merasa ikatan itu semakin menyiksanya, rasanya ikatannya semakin mengetat, dan tangannya sakit, tergores  karena bergesekan dengan tali yang mengikatnya. Sakura lelah sendiri. 'kami-sama, kumohon tolong aku'. dia benar-benar pasrah, memohon keajaiban datang padanya.

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang