Part 9

11.8K 867 71
                                    


Sakura sudah kembali ke sekolah sejak 3 hari yang lalu, dan sudah sejak itu pula ino merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Dia tidak seperti Sakura yang sebelumnya, dia lebih banyak melamun dan wajahnya terlihat murung. Saat dia bertanya ada apa, Sakura selalu menjawab tidak ada apa-apa. Hell, jawaban macam apa itu.

Nah sekarang lihatlah, si pinky itu kembali melamun dibangkunya.

Ino yang sudah tidak tahan melihat kondisi sakura segera menghampirinya, "cukup, Sakura ikut aku", ino yang melihat keadaan sahabatnya yang semakin memprihatinkan segera menyeret Sakura keluar dari kelas. Tidak perduli sebentar lagi anko sensei akan segera masuk kedalam kelas mereka.

Ino membawa Sakura keatas gedung sekolah.

"untuk apa kau membawaku kemari pig", sakura masih bingung apa yang hendak dilakukan oleh sahabat gilanya itu sekarang. mengapa dia membawanya keatap sekolah.

ino membalikkan badan sakura menghadapnya, dia memegangi kedua pundak sakura. sakura hanya diam menanti apa yang hendak dikatakan oleh ino.

"jelaskan, kenapa kau berubah, kau bukan Sakura yang kukenal dulu"

sakura mengeleng tidak mengeri, "apa maksudmu sebenarnya? aku? berubah?",

"sikapmu berubah forhead, apa kau sadar akhir akhir ini aku sering melihatmu termenung dengan wajah yang murung, bahkan sempat menagis, tapi saat aku bertanya kau selalu menjawab tidak apa-apa. sekarang katakan padaku sakura, ada apa denganmu? Apa....  Apa ada  sesuatu yang terjadi  saat kau pulang kemarin?", lirih ino pada akhir kalimatnya.  raut wajah Sakura menegang, terlihat pendar ketakutan dimata hijaunya.

"katakan padaku Sakura, aku sahabatmu, kau bisa membaginya padaku, jangan kau pendam sendiri", ino yang melihanya semakin menekan sakura untuk bercerita kepadanya,

Sakura masih terdiam menundukkan kepalanya. Ino melepaskan cengkraman tangannya pada bahu Sakura, "apa kau tidak percaya padaku jidat? Apa kau sudah tidak menganggapku sahabatmu lagi?",

Sakura masih tetap diam menunduk. "baik,...", ino memelankan suaranya, "... aku pergi", ino berbalik arah.

"ino, hiks", Sakura memeluk ino dari belakang, "jangan... hiks .... jangan tinggalkan aku, hiks...",

Ino kembali berbalik menghadap Sakura, memeluknya untuk menenangkannya, ino menunggu Sakura mengatakan sesuatu. Sakura menceritakannya.

Lalu semua keluar dengan sendirinya dari bibir Sakura. Kejadian yang menimpanya dihutan tanpa dia tutup-tutupi sedikitpun. Tentang sakit hatinya, tentang perasaannya yang hancur dan rasa jijik yang begitu sangat ketika dirinya tengah bercermin. Rasanya dia tidak sanggup untuk membuka matanya ketika dia melihat potret dirinya dicermin, dirinya yang rusak dan kotor.

Ino menahan isak tangis nya mendengarkan kisah tragis sahabatnya. Dia memeluk tubuh Sakura yang bergetar hebat, "sudah hiks sudah cukup forhead, cukup hiks, aku mengerti hiks",

"apa salahku ino, hiks mengapa semua itu terjadi kepadaku, hiks mengapa kami-sama tidak menolongku disaat aku teramat sangat membutuhkan pertolonganku. Aku benci padanya ino hiks aku benci hiiiiks, rasanya aku sudah tidak sanggup hidup lagi inoo, aku wanita kotor menjijikkan", Sakura mengusap kasar kulit lengannya hingga memerah.

Ino memegangi tangan Sakura yang berusaha melukai dirinya sendiri. "tidak Sakura, kau jangan pernah berpikir seperti itu, ini adalah cobaan dari kami-sama, aku yakin kau bisa melewatinya, aku akan selalu ada untukmu. Kau tidak kotor ataupun menjijikan, kau adalah perempuan baik-baik, dan kejadian itu tidak akan merubah apapun dalam dirimu ingat itu. Kita akan melewatinya bersama-sama, kau masih mempunyai aku ingat, jadi jangan berpikir kau sendirian, aku akan selalu ada untukmu forhead",

Let's say in Love ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang