Sai sedang mengemudikan mobilnya menuju apartemen Sakura. wajahnya senantiasa tersenyum bahagia. Mobilnya berhenti tepat dilampu merah, dia mengambil ponsel miliknya, menekan tombol satu lama hingga tertera nama Sakura diatas layar ponsel. Nada sambung terdengar dari ponsel miliknya.
Tut
“moshi moshi”,
“hey cantik”,
“..., Sai? Ada apa?”,
Senyum Sai kian melebar, “i miss you”,
“...”
“kau sehat?”,
Sai terkekeh manis, “ayo kita kencan”,
“hah?”,
“aku akan tiba diapartemenmu dalam 10 menit, berdandan lah yang cantik, jangan lupa mandi”,
“tapi, ... aku sedang tidak ada diapartemen”,
Alis Sai mengerut tajam, “kau dimana?”,
“di...”, ada jeda sedikit lama darinya, “... mansion Uchi-ha”, Sakura sedikit ragu saat mengatakannya.
Tangan Sai mengerat diatas kemudi, “aku akan menyusulmu”,
“tidak usah, ini aku juga akan segera pulang”,
“tunggu aku”, dia mematikan sambungan teleponnya. ‘U-chi-ha’. Giginya mengetat saat mengeja nama marga Uchiha.
Dia menekan pedal gas dengan kuat begitu lampu lalu lintas berganti hijau.
.
.
.
Sakura sedang membantu Sasuke menghapus noda spidol diwajah tampannya. Dirinya sangat gugup hingga tangannya bergetar saat mengusap wajah Sasuke menggunakan kapas yang sudah dicelup alkohol sebelumnya. Dia tidak berani menarik napas dengan cepat karena takut napasnya akan mengenai sasuke. padahal napas pemuda itu sendiri terus menerpa dirinya. Mereka seperti tengah berbagi udara bersama. Sakura semakin tidak karuan memikirkan pekikiran tadi.
Mata Sasuke tak berkedip menatap Sakura, melihat wajah Sakura dalam jarak dekat benar-benar membuatnya bahagia. Dia terlihat sangat manis jika sendang memerah seperti sekarang. Dirinya memperhatikan dahi mulus Sakura yang ternyata cukup lebar, sangat kecupable, turun ke kedua mata Sakura, mengagumi mata emerald miliknya. Lalu hidungnya yang mungil, bibirnya yang kecil montok berisi, yang sesekali dia gigit. ‘apakah dia berencana menggodaku?’.
Hawa panas menguar dari dalam dirinya, setan-setan mulai bersekutu membangkitkan jiwa bajingannya. ‘GOD’.
Sakura bergerak gelisah tidak berani beradu pandang dengan Sasuke. dia mengeryit kala mendengar suara detak jantung seseorang yang terlampau keras didekatnya.
Bathum bathum
Dia dapat mendengar detak jantung Sasuke yang menghentak-hentak, eh tapi tunggu, Sakura ragu, yang didengarnya itu detak jantung Sasuke atau detak jantungnya sendiri.
“tt-tolong tutup matamu sebentar, Sasuke-san”,
Dengan semangat Sasuke menutup matanya rapat-rapat, tapi...
Kenapa wajahnya maju-maju begitu?
PLAK
“otaknyanya dikondisikan”, Izumi menampar bibir Sasuke dengan majalah fasion miliknya, “Sakura Cuma mau membersihkan matamu, bukannya mau menciummu, tidak usah menghayal ketinggian. Pungut kembali harga dirimu”,
Kekehan dan tawa bahagia terdengar dari kubu Mikoto dan duo kembar yang masih berada disana.
Sakura bertambah malu dengan celetukan Izumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's say in Love ????
FanfictionSasuke harus menelan pil pahit karena ulah teman-temannya. Dia tidak bisa lari dari hukuman yang dijatuhkan oleh teman-temannya kepadanya. Dia diharuskan tidur dengan seorang gadis pilihan teman-temannya. Gadis yang tidak pernah dikenalnya Gadis si...