Satu-satunya yang tersisa dari kesedihanku adalah bayanganmu.
~Milenia
****
"Dih, kenapa juga gue harus nurut?""Karena lo pacar gue!"
"Apa?"
Raka yang tersadar, gugup seketika. "I-iya kan? Pacar pura-pura lo?"
"Eh iya, tapi..."
"Udah deh lo jangan kebanyakan mikir, mending lo tidur lagi. Masih pusingkan?" Raka menyela ucapan Milenia, sedangkan gadis itu menatap Raka sebentar sebelum mengangguk lalu memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian, Milenia telah sepenuhnya terlelap sedangkan Raka sedari tadi hanya bisa memperhatikan dalam diam.
Tanpa Raka sadari ia menghela napas lega. Cukup lama Raka diam memperhatikan Milenia, sampai beberapa murid dengan suara gaduh masuk ke dalam UKS.
"Gue bilang apa Ta! Di sini bau obat tau!"
Ataya menatap Vivian jengah. "Yaiyalah bego, namanya juga UKS."
"Tapi kan bauu!" Rengek Vivian sedangkan Sabrina yang baru saja datang langsung memasuki UKS disusul dengan Sabila dan Narima di belakangnya.
"Lo mau gue sumpel lagi pake tangan gue?" Tanya Ataya.
"Dih, ogah! Tangan lo bau terasi!"
"Nah makanya! Cepetan masuk!"
Dengan terpaksa akhirnya Vivian masuk ke dalam UKS meski ia harus menutup hidungnya.
"Berisik amat." Celetuk Raka saat mereka mendekati ranjang UKS yang di tempati Milenia.
"Yeh, dia tuh yang mulai!" Kesal Vivian seraya menunjuk Ataya membuat yang lainnya menatap tajam.
"Diem Vivi! Nanti Mile bangun lho," Narima meletakan jari telunjuknya di depan bibir, memperingati gadis itu untuk jangan berisik.
"Iya, iya."
"Ada apa nih?" Milenia mengerjapkan matanya, dia menatap satu persatu temannya.
"Tuh kan Mile jadi bangun!"
"Kalian ngapain di sini? Emang gak ada guru di kelas?" Raka menatap tidak suka kepada mereka.
"Udah pulang dari tadi juga,"
Milenia melotot kecil, yang benar saja?
Sedangkan Raka sendiri langsung menoleh pada jam tangan yang dikenakannya. Sudah pukul tiga sore, dan sudah dua jam lamanya ia memperhatikan Milenia tadi. Suatu rekor pencapaian Raka karena menatap seseorang selama itu.
"Serius nih?" Tanya Milenia memastikan, jika benar maka sudah dua jam ia tertidur pulas.
"Iya Mil yampun, lagian lo kebluk banget si? Pingsan atau kurang tidur semalem?" Sabrina menatap Milenia heran. Gadis itu menoleh pada Raka lalu menarik lengan cowok itu.
"Jam berapa nih? Gue mau pulang."
Raka menarik tangannya dengan kesal. "Jam tiga, udah sono lu pada balik! Gue juga mau balik."
"Siapa juga yang mau nginep di sini?" Kesal Sabrina.
"Yaudah kalian pulang aja, Mile juga mau pulang kok."
"Yaudah, kita duluan ya Mil!" Pamit Vivian, ia dengan terburu-buru keluar dari UKS masih dengan tangan yang menutupi hidungnya.
"Yuk pulang," Milenia mengangguk, lalu bangkit sebelum turun dari ranjang UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka's Missions! [COMPLETED]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Is it possible to fall in love when all you know is hate? Milenia baru saja kehilangan Ayahnya, dan harus tinggal bersama keluarga Andara yang tak lain adalah keluarga Raka. Serangkaian rencana yang Raka susun untuk mengusir gadis itu...