28. Her Laugh

5.8K 325 15
                                    


Jangan ketawa, nanti kalo gue suka gimana? Emangnya lo mau tanggung jawab?

~Raka

****

"Raka, nanti anter ke toko buku ya?"

"Ngapain?"

"Beli buku lah," Raka terkekeh pelan, ia mengacak rambut Milenia gemas.

"Raka! Rambut gue jadi acak-acakan ah,"

"Mana sini? Coba liat?"

Milenia yang tadinya asyik dengan ponselnya, langsung menatap Raka saat cowok itu menangkup kedua pipinya sebelum membawa wajah gadis itu tepat didepan Raka.

"Yang mana? Oh iya yang ini ya? Gue benerin ya," Raka menjawab pertanyaannya sendiri seraya memebenarkan rambut Milenia dengan lembut.

Sedangkan Milenia, ia mengerjapkan matanya sebelum memalingkan mukanya kembali.

Sial, muka gueee panas bangeet.

"Mil?" Panggil Raka membuat jantung Milenia berdegup semakin kencang. Mati-matian Milenia menahannya. Gadis itu menghembuskan napas pelan sebelum berbalik menatap Raka.

"Iya?"

Raka menatapnya lekat seraya mendekatkan wajahnya. Milenia menelan salivanya susah payah.

"Lo... Gak dikeramas ya?"

Milenia terkejut, saking terkejutnya ia sampai tebatuk-batuk. "Hah? Apa?"

"Lo tadi mandi gak keramas ya?"

Milenia langsung menatap Raka kesal. Tangan kanannya menjambak jambul Raka keras, sedangkan tangannya yang lain menjewer telinga cowok itu.

"Gue dikeramas tau! Enak aja!"

"Aduh Mil! Iya-iya gue tau, rambut lo harum kok. Gue cuma becanda doang yaelah."

"Makanya jangan becanda!"

Dengan kesal Milenia melepaskan tangannya dari kepala dan telinga Raka.

"Lucu deh kalo lagi kesel," Raka tertawa pelan tanpa mengetahui efek yang ditimbulkan ucapannya bagi jantung Milenia.

Milenia segera mempercepat langkahnya menuju kelas tanpa menghiraukan kehadiran Raka. Raka sendiri malah memainkan rambut Milenia dari belakang.

Beberapa murid menatap mereka aneh, terutama murid perempuan yang menatap Raka dengan berbinar membuat Milenia langsung memutar bola matanya malas. Ia langsung masuk kedalam kelasnya saat sudah sampai.

Raka pergi menuju bangkunya.

"Gue kira lo gak bakalan sekolah." Celetuk Zico saat Raka duduk di kursinya.

"Tapi sayangnya, perkiraan lo salah." Raka tersenyum miring.

Sean yang berada satu bangku dengannya langsung menatap Raka datar. "Jangan kabur-kaburan lagi. Gak lucu, lo bukan anak kecil."

Raka menoleh dengan kesal. "Gue kabur juga karena lo bocorin semua."

"Itu demi kebaikan lo juga, daripada lo tersesat di jalan yang salah lebih lama lagi kan? Mending kita tobat selagi ada waktu."

"Anjir Yan, lo kenapa jadi gini? Lo sehat?" Zico dengan bodohnya menyentuh kening Sean kuat membuat cowok itu hampir saja terjungkal ke belakang.

"Gue sehat."

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang