29. Rahasia yang terbongkar (4)

5.7K 306 7
                                    


Apa yang bisa kuperbuat selain menunggu dibalik jendela. Berharap kau melakukan hal yang sama sambil memandang bulan yang sama. Namun aku tersadar, kau mungkin memandang bulan disana tapi aku disini memandang sang surya.

~Milenia

****


Raka berjalan santai menyusuri koridor. Cowok itu bersiul dan sesekali membalas sapaan dari orang yang menyapanya.

"Seneng banget lo hari ini." Zico dan Sean yang berada di sisinya menatap Raka heran.

Raka menoleh dengan senyuman di wajahnya. "Iya dong."

"Kenapa? Lo lagi punya rencana lain buat ngusir si Mile?" Tanya Sean curiga.

Raka menggelengkan kepalanya kuat. "Bukan! Jangan nethink dong,"

"Terus apa?" Tanya mereka bersamaan membuat Raka semakin mengembangkan senyumannya.

"Gue udah putusin kalau.."

"Kalau apa? Jangan di gantung-gantung!" Kesal Zico.

"Cieee yang gak suka digantungin, ciee."

Sean dan Zico menatap Raka datar sebelum menggetok kelapa cowok itu secara bersamaan.

"Hehe, aduh! Gue udah putusin kalau gue gak akan buat rencana aneh-aneh lagi buat ngusir Mile."

"Halah, OMDO lo!" Seru Zico tak percaya. Sedangkan Sean tertawa sinis.

"Omong doang kan lo?"

Raka mengernyit tak suka. "Gue serius kok."

Ucapan Raka membuat Sean dan Zico menatap Raka terkejut. Keduanya saling berpandangan sebelum menyentuh kening Raka cepat.

"Lo.. sehat kan?" Tanya Zico.

"Lo.. gak mabok kan?" Tanya Sean.

Raka berdecak kesal, dia menyingkirkan tangan Zico dari keningnya. "Gue sehat kok! Sehat wal'afiat!"

"Terus ada apa sama lo? Kenapa lo berubah pikiran? Kemana Raka yang dulu benci sama Mile? Kemana Raka yang dulu terobsesi buat ngusir si Mile? Gue lama-lama jadi curiga lo punya kepribadian lain Rak."

"Gue cuma gak mau terus-terusan larut dalam kebencian yang gak jelas. Lagi pula apa salahnya punya adik? Dan lagi, sekarang.. Gak tau kenapa gue ngerasa aneh setiap kali berduaan sama dia."

"Maksudnya?" Tanya Zico bingung.

Raka mengacak rambutnya gemas. Ia menggeleng pelan.

"Engga, bukan apa-apa."

"Itu biasa. Rasa benci bisa berubah jadi cinta kapan saja, gue udah peringatin tentang hal ini dari awal. Seharusnya lo kalo benci, jangan benci-benci banget. Sekarang lihat apa yang udah terjadi? Lo harus nerima konsekuensinya." Ucap Sean membuat Raka terdiam cukup lama.

"Apa mungkin?"

Sean tertawa sinis. "Gak ada yang gak mungkin."

"Apa mungkin gue.. Suka sama dia?"

***

"Ada yang pengen gue tunjukin sama lo."

Milenia menoleh dengan terkejut saat Michella menariknya keluar dari kantin.

Michella terus membawa Milenia pergi menuju taman belakang sekolah, beberapa kali Milenia berusaha melepaskan cekalan tangan gadis itu, tapi ia langsung terkejut saat mendengar teriakan dari seseorang yang sudah tak asing baginya.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang