6. Sebuah Permintaan

8.5K 452 9
                                    

Jika seorang pria benar-benar menyayangi seorang wanita, maka dipastikan seribu wanita cantik pun jika dia hanya mencintai satu, untuk apa dia mencari yang keseribu?

~Raka

****

"Woy! Ngelamun aja lo." Riki menepuk pundak Raka setelah mendapat pelototan cowok tinggi itu.

"Kenapa lo? Semenjak ada si Mile-mile itu, lo jadi sering ngelamun tau gak? Apa segitu berpengaruhnya seorang Mile buat lo? Apa iman lo gak kuat kawan?" Riki menatap Raka dengan pandangan prihatin.

Sedangkan Raka, ia hanya bisa mengusap wajahnya kasar.

"Bacot lo."

Riki tertawa pelan lalu kembali berbicara, kali ini dia merangkul pundak Raka lebih erat.

"Itu wajar bro! Lo kan udah terbiasa sendiri, kakak lo mulai kuliah, bokap lo banyak dinas, nyokap lo lagi jalanin bisnis di luar jadi jarang ada di rumah. nah sekarang? Ada si Mile, lo jadi goyah saat seorang cewek cantik bukan siapa-siapa, tiba-tiba satu atap sama lo. Gue ngerti! Gue ngerti banget perasaan lo sobat!" ucapnya panjang lebar membuat Raka mengerutkan alisnya kesal sekaligus geli.

"Ngerti apa lo nyet? Ngerti apa huh? Nih makan ngerti! Nih makan!" Raka memiting kepala Riki sambil terus menggetok kepalanya.

"Ah! Aduh! Aduh! Woy Sakit wooyy!! Lepas! Tega lo sama kembaran sendiri!" Riki mencoba melepaskan tangan Raka dari kepalanya.

"Kembaran? Sejak kapan gue punya kembaran kaya lo kampret?! Dasar remah rengginang." Raka melepaskan tangannya dari kepala Riki lalu duduk di bangkunya kembali.

Raka tak sengaja melihat Milenia berjalan memasuki kelas dengan wajah kesal.

Kenapa dia?

Saat sedang asyik memperhatikan Milenia, tiba-tiba Zico bertanya kepadanya.

"Weh weh! Rak!"

"Ck, apaan?"

"Rencana lo... Udah dilakuin belom?" Tanya Zico membuat Raka segera tersadar.

"Udah."

"Wah?! Serius lo? Kapan?" tanya Zico semakin penasaran. Sedangkan Raka mulai mengingat kembali kejadian semalam, saat ia mencoba untuk menakuti Milenia.

"Tadi Malem." Jawab Raka dengan raut wajah dingin.

"Serius lo?! Terus gimana? Gimana? Sukses gak?"

Raka menoleh dengan perlahan ke arah Zico, dia menatap Zico datar lalu kemudian tersenyum meremehkan.

"Sukses dong, rencana gue mana ada yang gagal."

Raka tersenyum lebar sedangkan di dalam hati ia meringis mengingat kejadian semalam. Saat semua rencana yang ia susun gagal total.

kenapa juga bisa gagal?

***

"Ada yang mau gue omongin. Bentar." Milenia tiba-tiba mendekati meja Raka, saat cowok itu sedang asyik-asyiknya memakan mie ayam.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang