19. Rasa kesal yang hilang

5.7K 332 13
                                    


Aku pernah merasa diinginkan kemarin, lalu tidak diperdulikan hari ini.
Aku pernah merasa dilambungkan kemarin, lalu dijatuhkan hari ini.

~Milenia

****

Hari ini Milenia akan pergi ke rumah Narima untuk menghabiskan waktu bersama sahabatnya.

Dia mengikat rambut, setelah itu mengambil sebuah tas selempang kesukaannya. Setelah semuanya rapi, Milenia langsung keluar dari kamarnya.

Kemarin ia pulang bersama Regaf, ia bertemu dengan cowok itu ketika Milenia sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Milenia tidak ingin memusingkan bagaimana sikap Raka jika ia pulang bersama Regaf. Dia benar-benar sudah tidak perduli.

Bahkan setelah makan malam pun, Milenia langsung pergi ke kamarnya tanpa berniat berbicara dengan cowok itu. Sedangkan Raka sendiri justru memilih diam ketika melihat sikap Milenia kepadanya.

"Ma, Mile mau ke rumah Narima dulu." Milenia mencium tangan Nida.

Nida tersenyum seraya mengelus kepala gadis itu. "Iya, tapi nanti pulang nya jangan kemaleman ya,"

"Oke mama, itu mah gampang hehe,"

"Yaudah kalo gitu, kamu ke sana sama siapa?" Tanya Nida.

Milenia menggaruk belakang telinganya. "Ng-- itu Mile.. naik taksi online aja."

"Kenapa bukan sama Raka?"

"Eh? Ngga deh ma, Mile pengen mandiri, gak mau kemana-mana dianterin terus sama Raka, kasian Raka nya juga."


"Gue anterin."

Milenia terkejut melihat Raka sudah ada di sampingnya.

"Kemana?" Tanya cowok itu, namun Milenia masih tetap dengan ekspresinya. Hingga beberapa saat kemudian ia menggeleng pelan.

"Gausah, Mile udah pesan taksinya."

"Batalin." Milenia menatap Raka jengah, sikap cowok itu dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah.

"Gak. Taksinya udah nunggu di depan, Mile berangkat sekarang ya ma."

"Yaudah deh. Hati-hati ya Mile, ingat pesan mama jangan pulang kemaleman." Milenia mengangguk patuh.

"Iya ma." Milenia pamit sekali lagi pada Nida, lalu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun pada Raka.

Tentang dia sudah memesan taksi online, itu hanya kebohongan belaka. Milenia mengatakan hal itu karena dia tidak ingin Raka mengantarnya. Saat ini dia sedang menjaga jarak dengan Raka. Dia tidak ingin jika Raka berbicara dulu kepadanya.

Entah kenapa, tapi Milenia masih merasa sesak dengan apa yang ia lihat kemarin. Kejadian itu terus terngiang di pikirannya, membuat Milenia langsung mengusap wajahnya kesal.

"Ish! Kenapa kepikiran terus sih?!"

***

"Jam berapa nih?"

"Jam setengah delapan. Emang kenapa?" Tanya Vivian. Dia menoleh pada Milenia yang langsung beranjak dari tempatnya.

"Yang bener?! Yampun gue kemaleman ini! Mampus!!" Milenia memasukan ponsel beserta earphonenya kedalam tas selempangnya dengan terburu-buru.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang