25. Berbeda

5.3K 310 11
                                    


Pacaran itu bukan akhir dari ketidakpastian, melainkan awal dari sebuah kepercayaan.

~Milenia

****


"Ma? Raka mana? Kok aku cari di kamarnya gak ada."

Nida yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan, menghentikan kegiatannya.

"Di WC mungkin lagi mandi,"

"Gak ada ma, udah aku cari juga." Milenia duduk di kursi.

"Yang bener? Biasanya dia jam segini lagi pake baju, gak mungkin kan dia berangkat sekolah duluan?"

Milenia tertegun sejenak,

Apa mungkin Raka udah berangkat duluan?

"Terus Mile kamu berangkat sama siapa kalo Raka berangkat duluan? Bentar, biar mama cek ke kamarnya siapa tau dia emang habis mandi dan lagi ganti baju."

Milenia hanya diam mendengar perkataan Nida. Gadis itu meraih gelas berisikan susu sebelum meminumnya, ia mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada seseorang.

MileniaA : bisa jemput gue?

Regafadillo : bisa. Otw🏂

Milenia menghembuskan napas panjang, kenapa Raka pergi ke sekolah tanpa mengajak dia seperti biasanya? Apa cowok itu sedang marah kepadanya? Tapi kenapa?

Jika benar Raka marah kepadanya, atas alasan apa? Apa karena semalam ia menanyakan hal yang membuat Raka marah? Seharusnya kan dia yang marah bukan cowok itu, di sini ia yang merasa dibohongi lalu kenapa pula ia yang harus dijauhi?

Raka dari dulu memang tidak bisa ia tebak. Cowok itu terlalu banyak menyembunyikan sesuatu.

Milenia kembali tersadar saat Nida datang dengan wajah bingung.

"Kayanya Raka emang udah berangkat duluan, mama cari-cari juga gak ada."

"Yaudah deh gak papa ma, Mile berangkat sama temen aja."

"Yasudah, nanti di jalan hati-hati ya. Sekarang kamu sarapan dulu."

"Iya ma,"

Setelah menyelesaikan sarapannya Milenia segera pamit kepada Nida untuk berangkat sekolah.

Milenia menunggu Regaf di depan rumahnya. Tak berapa lama mobil cowok itu pun datang. Regaf membukakan pintu untuk Milenia, dan gadis itu hanya bisa tersenyum menerima perlakuan dari Regaf.

"Kemana Raka?" Tanya Regaf, saat mobilnya telah melaju menuju sekolah mereka.

"Gak tau, mungkin berangkat duluan."

"Ooh, Raka gak bakal marah lo gue jemput?"

"Gak tau. Kenapa juga dia harus marah? Emangnya dia siapanya gue?"

"Yakali kan dia marah, dia itu kakak angkat lo kan?"

"Iya, tapi cuma kakak angkat doang. Dia gak punya hak buat ngatur gue pergi sama siapa aja."

Regaf tersenyum miring mendengar perkataan Milenia.

Rencana gue pasti berhasil.

"Kenapa? Lo kaya yang lagi marah sama dia."

Milenia menoleh seketika, "Gue? Marah sama dia?" Ia mendengus kesal.

Yang ada dia yang marah sama gue.

"Iya, lo marah sama dia?"

"Engga."

"Tapi kok lo kaya yang lagi kesel gitu sama dia. Lo boleh cerita sama gue kalo emang lo punya masalah sama dia."

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang