Meski dari awal kita bertemu tanpa sebuah senyuman, tanpa sebuah sapaan, namun aku slalu berharap kita tidak pernah mengalami perpisahan. Karena aku tau itu sangat menyakitkan.
~Milenia
****
"Pulang sono lu. Bikin rumah gue tambah sempit aja."Raka mendengus. "Lo kira gue gajah? Lagi pula rumah lo gede ini, gue duduk dipojokan aja lo masih kebagian tempat."
Zico menaruh stick PSnya lalu menoleh pada Raka.
"Denger ya, rumah gue jadi tercemar gara-gara kedatangan lo."
"Sialan, lo kira gue sampah?"
"Iya. Lo sampah masyarakat yang hobinya ngerokok mulu udah jelas-jelas dibungkusnya itu ada tanda jangan dimakan berbahaya, masih tetep aja dibeli."
"Yakan berbahaya kalo dimakan kampret! Ini cuma diisep doang terus dikeluarin lagi."
"Ya sama aja lah berbahaya."
Raka memutar bola matanya malas. "Kaya lo gak pernah ngerokok aja. Udah sana lo maen game lagi. Jangan ngajak gue berantem, pusing gue."
"Dihh, gue mah engga ngrokok di rumah kaya lo ya."
Dalam beberapa menit hanya ada keheningan diantara mereka. Raka yang sibuk dengan rokoknya dan Zico yang sibuk dengan gamenya. Sampai suara bel rumah Zico berbunyi membuat keduanya sama-sama terkejut.
"Bukain sana, ada tamu tuh!"
"Enak aja, lo yang punya rumah kenapa gue yang harus bukain pintu?"
"Lo gak liat? Gue kan lagi maen nih, ya lo yang nganggur harus gantiin gue."
"Serah lo!" Tak ingin berdebat kembali, Raka segera berjalan menuju pintu utama. Berniat melihat siapa tamu yang datang malam-malam ke rumah Zico.
Raka membuka pintu tersebut dengan malas, sebelum seseorang dibalik pintu itu membuatnya terkejut.
"Raka?"
Milenia?
Raka mengernyit heran kenapa Milenia ada di sini? Apa jangan-jangan Zico yang telah memberitahukan keberadaannya kepada gadis itu?
Dasar Zico sialan.
"Raka, ayo pulang.."
"Engga."
Milenia menghembuskan napas panjang. "Mama dari tadi nungguin, kasian dia."
"Suruh siapa nungguin? Bilangin Raka mau nginep di sini."
Raka hendak menutup pintu kembali ketika tangannya tiba-tiba ditarik keluar.
"Raka kasian mama! Dia dari tadi belom makan gara-gara lo belum pulang!"
Raka tertegun sejenak sebelum berdecak kesal.
"Ck, terus kenapa lo biarin aja? Suruh dia makan kek. Lo kan anaknya?" Raka sengaja menekan kata 'anak' dalam perkataannya.
Milenia merasa Raka terlalu kurang ajar saat ini, gadis itu mengusap matanya yang terasa panas sebelum menarik Raka keluar dari rumah Zico.
"Woy mau ngapain lo?! Gue bilang gak mau pulang!"
Milenia menghempaskan tangan Raka setelah itu ia berbalik menatapnya. "Lo tau kelakuan lo tuh kurang ajar?"
Raka mendengus. "Iya gue tau, itu sebabnya gue gak mau pulang. Puas lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka's Missions! [COMPLETED]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Is it possible to fall in love when all you know is hate? Milenia baru saja kehilangan Ayahnya, dan harus tinggal bersama keluarga Andara yang tak lain adalah keluarga Raka. Serangkaian rencana yang Raka susun untuk mengusir gadis itu...