Jika aku tiada nanti, apa kau akan bertahan? Kenapa? Berikan aku alasan?
~Raka
****
Apa katanya tadi? Tulus?Ingin sekali Milenia membalikan meja yang ada di hadapannya sekarang.
"Tulus? Seharusnya kalo emang tulus, gak mungkin lo mainin gue."
Raka tau, Raka sadar betul Milenia sangat marah, kesal padanya. Tapi mau bagaimana lagi? Ini semua karena ulahnya dulu, karena dulu ia sangat menginginkan Milenia pergi dari rumahnya.
Tapi sekarang tidak lagi, Raka bersungguh-sungguh ia telah menerima Milenia sepenuhnya. Jujur, ia merasa sangat menyesal karena memperlakukan Milenia dengan buruk. Dan Raka berniat merubah sikapnya sekarang.
"Itu dulu Mil, tantangan yang lo sebut permainan itu gue setuju ngelakuin itu dulu waktu gue masih benci sama lo."
"Dan sekarang gue nyesel. Bener-bener nyesel. Tolong maafin gue, gue janji bakal memperlakukan lo dengan baik. Seperti adik gue sendiri."
Milenia menggeleng, bagaimana pun ia tidak bisa terlalu marah kepada Raka. Meski perbuatannya salah, Milenia harus tetap memaafkan cowok itu.
"Oke. Gue maafin, dengan syarat. Lo harus memperlakukan gue dengan baik anggap gue adek lo sendiri, dan.. Jangan pernah lo bikin gue jatuh cinta. Karena hal itu gak akan pernah terjadi diantara kita."
Bohong. Milenia mengatakan hal itu supaya perasaannya terhadap Raka akan bisa hilang. Miris memang bila mengingat kenyataanya bahwa mereka tidak lebih dari seorang adik kakak.
Raka mengangguk lalu tersenyum. Senyum yang belum pernah ia tunjukan kepada Milenia.
"Oke, gue bakal lakuin semua syarat dari lo."
Esok harinya Milenia tak pernah menyangka jika Raka benar-benar melakukan semua syarat yang ia berikan.
Cowok itu pagi-pagi buta telah membangunkan dirinya, menyuruhnya untuk segera mandi sebelum turun ke lantai bawah untuk sarapan. Bahkan ketika mereka akan berangkat sekolah pun, Raka memakaikan helm untuk Milenia.
Kalo gini yang ada perasaan gue bukannya ilang, malah makin nambah.
"Nah udah sampe," Perkataan Raka menyadarkan Milenia.
Gadis itu langsung turun dari motor Raka dan hendak melepaskan helmnya, namun Raka terlebih dahulu melepaskannya.
"Jangan kenceng-kenceng, nanti kepala lo ikutan kecabut."
Raka tertawa pelan mendengar ucapannya sendiri, sedangkan Milenia hanya mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan wajah Raka begitu dekat dengannya.
"Weh! Liatin apa?"
Milenia tersadar, buru-buru ia berjalan meninggalkan Raka.
"Heh tunggu! Malah ninggalin." Raka berseru saat Milenia berjalan semakin cepat meninggalkannya. Ia menggeleng lalu mulai menyusul Milenia.
Saat hampir dekat dengan gadis itu, Raka langsung merangkulnya. Membawanya mendekat.
"Jangan jauh-jauh dek, nanti lo diculik siapa yang khawatir? Ya kakak lo ini lah."
Milenia tertegun seketika saat Raka menyebutkan kata adik dan kakak.
"Siapa juga yang mau nyulik gue? Kurang kerjaan banget."
"Ada. Buktinya si Fino."
"Ya tapi itu dulu kan? Sekarang mah mana ada."
Raka tersenyum miring. "Kata siapa? Ada kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka's Missions! [COMPLETED]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Is it possible to fall in love when all you know is hate? Milenia baru saja kehilangan Ayahnya, dan harus tinggal bersama keluarga Andara yang tak lain adalah keluarga Raka. Serangkaian rencana yang Raka susun untuk mengusir gadis itu...