Life must go on, even when you get hurts. That's not ending from your life.
~Raka&Mile
****
Milenia ingat betul hari itu, hari dimana saat Raka memeluknya di halte bus. Namun bukan itu yang menjadi bahan pikiran Milenia, melainkan perkataan Raka yang terasa sangat ganjil untuknya waktu itu.
"Mungkin aja seseorang yang bakal kehilangan gue, bukan sebaliknya?"
Awalnya Milenia tak paham, namun sekarang ia paham. Ini yang dimaksud Raka saat mengatakan hal itu.
Dia tersenyum kecut, memandang seseorang yang sudah 3 hari tak sadarkan diri.
"Mil, mama sama papa mau ke rumah bentar. Kamu jaga Raka ya,"
Milenia mengerjap, ia menoleh pada ibu angkatnya yang telah siap-siap. "Iya ma." Setelah mengatakan hal itu, Milenia melihat Nida langsung pergi meninggalkannya diikuti Sanjaya.
Ayah angkatnya itu, belum juga bersikap seperti biasanya. Sejak Milenia pindah lagi ke rumah mereka, Sanjaya sudah tidak berbicara kepadanya bahkan untuk barang menyapa sekalipun.
Milenia mencoba untuk berpikir positive, mungkin Sanjaya sedang tidak ingin berbicara kepadanya karena memikirkan Raka. Ia tahu, Sanjaya masih menyayangi Raka walau bagaimanapun juga.
"Raka.. bangun.."
"Kamu gak kangen sama aku? Udah tiga hari loh kamu tidur, gak pusing apa?" Ia berbicara sendiri. Tangannya tak pernah lepas dari tangan Raka.
Memegang tangan cowok itu sedikit membuatnya merasa lebih baik. Walau perasaan takut, masih terus menghampiri.
Milenia takut jika Raka pergi untuk selama-lamanya.
"Mikirin apa sih?!" Milenia memukul kepalanya kesal. Mencoba menghiraukan pikiran buruk tentang Raka.
Gadis itu menghela napas berat, sebelum menyimpan kepalanya di dekat tangan Raka. Menatap kuku cowok itu yang mulai memanjang. "Raka kalo kamu udah bangun nanti, kuku kamu aku potong ya. Gak enak liat nya."
Milenia kembali berbicara, seolah-olah Raka bisa mendengarnya. Semalaman ia menjaga Raka, berharap Raka terbangun hari itu juga, tapi sudah 2 hari ia tidak tidur, Raka belum juga sadarkan diri.
Seharusnya Milenia meminum kopi, tapi sayang karena kantuk yang tak bisa ia tahan, Milenia langsung tertidur pulas.
***
Milenia mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum menguap lebar. Ia merentangkan tangannya, mencoba merilekskan seluruh badannya yang terasa pegal-pegal.
"Udah bangun?"
Milenia membeku. Ia langsung menolehkan kepalanya, gadis itu semakin membeku saat seseorang yang sudah 3 hari ia tunggu, kini membuka matanya. Tersenyum tulus kepadanya.
"Raka?! Kamu udah sadar?"
Raka semakin tersenyum menatap Milenia yang seolah-olah tak percaya dengan penglihatannya. "Iya, kenapa? Kamu kangen?" Bukannya membalas perkataan Raka, gadis itu langsung bangkit dan berbalik hendak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka's Missions! [COMPLETED]
Jugendliteratur[TAHAP REVISI] Is it possible to fall in love when all you know is hate? Milenia baru saja kehilangan Ayahnya, dan harus tinggal bersama keluarga Andara yang tak lain adalah keluarga Raka. Serangkaian rencana yang Raka susun untuk mengusir gadis itu...