26. Rahasia yang terbongkar (3)

5.4K 309 21
                                    


Aku gak mau main-main sama kamu. Kamu bukan mainan yang pantas aku mainin. Kamu itu makhluk tuhan
yang seharusnya aku jagain.

~Raka

****

Setelah kejadian kemarin, seharian ini Raka sebisa mungkin menghindari bertemu dengan Milenia.

Raka benci jika ada orang lain yang mengetahui bahwa ia adalah anggota geng garuda. Terutama Milenia. Gadis itu pasti akan memberi tahu orangtuanya tentang hal ini.

Jika sampai orangtuanya tahu, maka mereka pasti akan sangat marah, terutama Sanjaya, ayahnya. Dari dulu Sanjaya menginginkan Raka menjadi seperti dirinya, menjadi murid teladan di sekolah sehingga mengharumkan nama baik keluarganya.

Tapi tidak. Raka terlalu capek mengikuti semua keinginan Sanjaya, ayahnya terlalu banyak menuntut kesempurnaan darinya, sehingga membuat Raka merasa tertekan dan memerlukan pelampiasan. Meski Raka bergabung dengan anggota geng garuda, tapi ia tidak pernah sekalipun melakukan hal lain yang diluar batasnya, hanya sebatas tawuran dan itupun sangat jarang.

"Lo jangan buat yang aneh-aneh deh Rak. Udah dua bungkus itu, lo pengen mati?" Tanya Zico. Saat ini mereka sedang berada di rooftop, membolos pelajaran Bu Rima untuk yang kesekian kalinya.

Raka yang baru saja menghabiskan rokok terakhirnya langsung terbatuk hebat.

"Tuhkan apa gue bilang!" Kesal Zico, cowok itu memasukan sebungkus rokok yang masih tersisa kedalam saku celananya.

"Udah lah lo jangan ngerokok lagi, nanti tambah parah."

Raka berdeham keras sebelum batuknya berhenti.

"Capek gue Zic." Ucap Raka tiba-tiba membuat Zico menoleh.

"Udah gue bilang, ngerokok tuh jangan kebanyakan batuk kan lo."

"Bukan itu goblok!" Raka menggetok kepala Zico keras.

"Gue capek aja harus jadi murid teladan. Lo pikir murid yang suka juara satu di kelas ini gak butuh pelampiasan?"

"Dih sombong, mentang-mentang juara satu."

"Gue capek Zic, harus jadi nomor satu."

"Kalo capek istirahat, gausah belajar biar ranking lo turun. Lo cape jadi nomor satu kan?"

"Yeh si kampret! Serah lo dah capek gue ngomong sama lo."

"Dih ngambek, kaya cewek yang lagi PMS." Ejek Zico membuat Raka menatapnya tajam.

"Hehe piss!" Zico mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf 'V' seraya nyengir kuda.

Baru saja Raka menyadari rokoknya telah hilang, seseorang memanggilnya.

"Raka, ikut gue bentar."

Raka menoleh dengan halis bertaut, untuk apa Sean memanggilnya tiba-tiba seperti ini.

"Ada apa?" Raka mengikuti langkah kaki Sean.

Sean sendiri tidak menjawab, ia justru semakin mempercepat langkahnya membuat Raka semakin bertanya-tanya.

Sean membawa Raka ke ruangan Kepala Sekolah. Disana Raka semakin mengerutkan dahinya heran saat ayahnya duduk di kursi yang telah disediakan.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang