9. Toko Roti

7.8K 444 11
                                    


Jika bukan karenamu, mungkin aku tidak akan bisa menangani luka sebaik ini sendiri.

~Milenia

****

Sepulang sekolah Milenia dan Raka disuruh Nida untuk pergi ke toko roti miliknya.

"Iya, sekalian ajak Mile ya. Jangan tinggalin dia sendirian di rumah ajak ke sini juga, mama tunggu." Nida menutup sambungan telepon sebelum Raka hendak berbicara.

Raka berdecak kesal, ia lalu meraih kunci motornya dan bergegas turun ke lantai bawah.

"Mama nyuruh ke toko sekarang, mau ikut gak?" tanya Raka saat ia melihat Milenia sedang asyik menonton televisi.

"Ke toko?"

"Iya, ikut gak?" tanya Raka kesal.

"Ikut!!" seru Milenia senang, ia bergegas menuju kamarnya.

"Dasar bocah." Raka duduk di sofa, sambil menunggu Milenia mengganti bajunya.

Sepuluh menit berlalu membuat Raka berdecak kesal.

"Woy! Cepetan! Jadi ikut kagak?!"

"Bentar!" teriak Milenia dari dalam kamarnya, membuat Raka langsung berdiri.

"Gue tinggalin nih!"

Milenia keluar dari kamarnya, ia memakai rok dan kaos putih yang dipadukan dengan jaket pink untuk outfitnya.

"Ngaret banget jadi orang." Kesal Raka setelah itu ia langsung pergi keluar rumah diikuti Milenia di belakangnya.

***

"Wuihh.." kalimat pertama yang keluar dari mulut Milenia saat memasuki toko roti milik ibu angkatnya.

Nida berdiri di dekat meja kasir dan bercakap-cakap dengan pegawai di sana sebelum pandangannya melihat Milenia dan Raka datang. Ia memutuskan untuk mendekati keduanya.

"Udah nyampe aja, cepet banget." Nida tersenyum melihat keduanya.

Sedangkan Milenia hanya melirik Raka kesal.

"Cepet dong mah, kan Raka jalanin motornya kenceng." Milenia tersenyum miring melihat Raka.

"A-apaan?! Engga kok mah! Fitnah." Raka menatap Milenia kesal.

Nida seketika langsung menjewer telinga Raka, membuat cowok jangkung itu melenguh kesakitan.

"Ah! Adu-duh ma! Sakit!"

"Raka? Udah mama bilang kan? Jangan pernah bawa motor di atas kecepatan rata-rata."

"Iyaa! Iya!" Nida melepaskan tangannya dari telinga Raka lalu merangkul Milenia untuk masuk ke dapur.

"Mile mau tau cara pembuatannya engga?"

"Mau!" Seru Milenia senang tanpa melepaskan pandangannya dari Raka.

Makan tuh sakit!

Milenia terkikik geli saat melihat Raka menggerakkan tangannya, seolah-olah dia ingin memukul Milenia.

"Ini dapurnya. Kamu bisa kesini kapanpun kamu mau bikin roti, mama dengar kamu senang masak ya? Apalagi bikin kue?"

"Hehe iya, mama tau dari mana?"

"Mama tau dari ayah kamu, dulu dia kalo main ke rumah mama sama papa suka bicarain kamu terus, malah dia pernah ngusulin gimana kalo Raka dan kamu dijodohin."

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang