I won't leave you, even when it hurts.~Raka
****
"Raka?""Kayla?"
"Lo.. Kok ada di sini?"
Satu pertanyaan yang terlontar begitu saja ketika Raka melihat sosok perempuan yang sudah tak asing baginya.
Kayla berdiri setelah menyambut uluran tangan Raka. Gadis itu tersenyum manis membuat Raka terdiam seketika.
"Gue pindah lagi ke sini, emangnya kenapa?"
Raka mengerjap, merasa tak percaya dengan kehadiran Kayla yang terasa begitu tiba-tiba.
"Bukannya lo udah dikeluarin dari sini? Terus kenapa sekarang--" Ucapan Raka terpotong ketika Kayla memegang tangannya seraya berkata,
"Papa gue bisa lakuin apa aja buat gue, lo tau kan disini dia siapa?"
Ketua Yayasan.
Dia bisa keluar masuk sekolah ini karena papanya. Pantesan.
"Oh." Balas Raka cuek.
Cowok itu melepaskan tangan Kayla yang tengah menggenggam tangannya. "Kalo gitu, welcome."
Setelah mengatakan ha itu Raka langsung berlalu meninggalkan Kayla yang terdiam menatap kepergiannya.
Gue kembali Raka, dan kali ini gue gak akan lepasin lo begitu saja.
***
"Mil!"
"Hah? Apa?" Milenia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menghela napas panjang.
"Lo mikirin apa sih? Dari tadi perasaan kok bengong mulu. Lagi ada masalah?"
Milenia menggeleng pelan, ia tersenyum pada Ataya. "Gue gak apa-apa."
Gadis itu menatap batagor Bi Endut dengan tidak minat. Selera makannya telah hilang karena memikirkan kejadian semalam dan.. Tadi.
Jujur, Milenia penasaran dengan seorang perempuan yang ia temui tengah berbincang dengan Raka di koridor tadi. Mereka berbicara layaknya seperti telah kenal lama.
Apa mungkin itu teman Raka yang lain? Jika benar, lalu kenapa Milenia baru melihatnya sekarang?
"Mil, buat gue aja yah batagornya. Gak lo makan ini," Sabrina menatap batagor milik Milenia.
"Makan aja." Milenia menyodorkan piring berisi batagor tersebut kepada Sabrina.
Ataya yang melihat itu mengernyit heran. "Gak biasanya lo gak nafsu makan batagor. Itu kan makanan kesukaan lo. Lo lagi sakit ya?"
"Enggak kok. Gue cuma.. Kepikiran."
"Kepikiran? Kepikiran siapa?"
"Raka."
"Uhuk!" Sabrina tersedak, ia langsung meraih teh botol milik Sabila membuat gadis itu langsung mengalihkan pandangannya dari buku novel yang sedang ia baca.
"Main minum aja!" Kesalnya, segera ia meraih teh botol tersebit dari tangan Sabrina.
Sedangkan Sabrina seperti biasa tidak perduli dengan omelan Sabila, ia justru menatap Milenia tak percaya seraya berbicara dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Seriusan? Lo gak nafsu makan gara-gara si Raka? Demi apa Milee? Lo mulai demen sama dia? Wahh jangan-jangan lo ngidap Brother complex lagi. Ini gak bisa dibiarin! Ini gak bisa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka's Missions! [COMPLETED]
Fiksi Remaja[TAHAP REVISI] Is it possible to fall in love when all you know is hate? Milenia baru saja kehilangan Ayahnya, dan harus tinggal bersama keluarga Andara yang tak lain adalah keluarga Raka. Serangkaian rencana yang Raka susun untuk mengusir gadis itu...