38. Kehilangan

5.8K 286 11
                                    


Kali ini aku kehilangan seseorang untuk yang kesekian kalinya.

~Milenia

****

Kita diciptakan untuk kembali, segala sesuatu yang hidup suatu saat pasti akan mati. Tanpa terkecuali.

Seperti sekarang, awan mendung telah ikut menambah suram suasana pemakaman. Diantara jejeran batu nisan di sana, terlihat satu gundukan tanah yang baru saja ditaburi dengan berbagai macam bunga.

Satu orang menangis tak terima, dan yang lainnya menunjukan wajah muramnya. Raka, cowok itu tak menangis sedikitpun meski ada rasa sesal di dalam hatinya.

Menyesal karena keadaan sebelumnya. Sean, dan temannya yang lain ikut menemani Raka di pemakaman, tak lupa juga Nida beserta Sanjaya.

"Gue gak percaya ini terjadi.." Kenzo menatap nanar makam tersebut.

Zico yang berada di sebelahnya menyahut. "Ini takdir yang Maha Kuasa, segala sesuatu yang terjadi sekarang pasti telah direncanakan oleh-Nya."

Raka menghela napas panjang, meski keadaannya belum sepenuhnya membaik ia ingin melihat seseorang yang dulu pernah hadir dalam hidupnya untuk kali terakhir, mendoakan orang itu supaya ia bisa tenang berada disisi-Nya.

"Mama gak percaya dia pergi secepat ini, baru aja kemarin mama liat dia pah," Nida menatap sendu makam tersebut sebelum Sanjaya merangkulnya erat.

Nida mengusap pundak seorang wanita yang tengah menangis di bawahnya. "Sabar mbak, semua pasti ada hikmahnya." Ia mencoba memberi energi positive kepada wanita tersebut.

"Regaf.. Saya gak pernah nyangka kalo anak saya bakal pergi secepat ini." Wanita itu menunduk, memeluk nisan anaknya.

Tiba-tiba saja rasa sesak menghampiri Raka. Bagaimana jika yang terkubur di sana adalah dirinya? Apakah ibu dan ayahnya akan rela menerima itu semua?

"Gimana kalo umur gue gak lama lagi?" Tanya Raka pada Zico, setengah berbisik.

Zico menoleh dengan cepat. "Ngomong apa sih lo?!" Kesalnya.

"Ya.. bisa jadi kan? Umur siapa yang tau? Regaf yang sehat-sehat aja sekarang udah pergi lebih dulu ninggalin kita. Terus gue yang udah gak sehat kaya gini?"

Zico menatap Raka kesal sebelum mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Ngomong nih sama ketek gue!"

"Gue gak terima kalo itu terjadi Rak. Jadi jangan pernah ngomong kaya gitu lagi, lo bilang umur siapa yang tau? Gimana kalo ternyata lo berumur panjang? Tuhan masih punya rencana lain di depan sana Rak." Lanjut Zico.

Raka mendengus seraya memalingkan mukanya. Ia masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Kemarin ia mendapat kabar jika mobil yang dikendarai Regaf dan Milenia mengalami kecelakaan parah saat pulang menuju Jakarta.

Ayahnya yang seorang TNI langsung pergi ke lokasi kejadian saat itu juga. Regaf telah meninggal di tempat sedangkan Milenia.. gadis itu koma, dan banyak mengalami luka serius di bagian kepala. Sebenarnya Raka ingin sekali marah pada Regaf yang telah membawa Milenia pulang dengan keadaan seperti itu, tapi tidak mungkin pula ia marah pada orang yang telah meninggal.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang