40. Ketakutan

6.3K 310 23
                                    

Mari kita saling mencitai sebelum saling melukai.

~Milenia

****

Milenia membawa bunga mawar pemberian dari Raka dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Ia dan Raka sedang dalam perjalanan menuju tempat dimana teman lama Milenia berada.

Meski di luar ia tampak tersenyum, sebenarnya dalam hati Milenia ingin menangis. Ingin rasanya ia memutar waktu, tapi sayangnya dia tidak bisa. Yang hanya bisa Milenia lakukan adalah menghela napas pelan sebelum menolehkan kepalanya menatap Raka dari kaca spion.

"Makasih," Ucap Milenia tiba-tiba, membuat Raka mengurangi kecepatan motornya.

"Makasih buat?"

"Udah mau nganterin gue."

Raka tersenyum sebelum menolehkan kepalanya, menatap Milenia sekilas. "Sama-sama."

Tak ada lagi percakapan diantara mereka, sisa perjalanan itu mereka habiskan dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju.

Milenia mengikuti Raka yang sudah berjalan terlebih dahulu di depannya. Hingga pada satu titik Raka berhenti, membuat Milenia yang sedari tadi mengikutinya ikut berhenti.

"Udah sampe,"

Milenia menatap nanar ke depan, perlahan air matanya turun begitu saja. Dia semakin berjalan maju ke depan, memegang tas selempangnya erat lalu terduduk lemas di dekat sebuah nisan.

"Regaf.." Milenia menatap tak percaya gundukan yang ada di hadapannya ini.

"Apa kabar?" Milenia bertanya seolah ia memang sedang berbincang dengan cowok itu.

Gadis itu mengusap pipinya yang basah sebelum tersenyum sendu. Mengusap nisan tersebut, lalu mulai mendoakan sahabat masa kecilnya.

Raka yang melihat itu langsung membalikan badannya. Menyembunyikan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Gimana kalo gue suatu saat nanti pergi ninggalin lo kaya Regaf, Mil? Apa lo bakal rela?

"Amin.." Milenia mengusap wajahnya setelah berdoa untuk Regaf, memohon agar cowok itu mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

Makasih udah mau jadi sahabat gue Gaf.

Milenia meletakan bunga mawar yang tadi ia bawa lalu berdiri dengan wajah sendu.

"Rak?" Tanyanya.

Raka berbalik, terkejut menatap Milenia yang terlihat kacau. Ia langsung tersedak ludahnya sendiri sebelum batuk beberapa kali.

Milenia menatap Raka khawatir. "Lo.. gak apa-apa kan?"

Raka berdeham keras, ia tersenyum menatap Milenia. "Gue gak apa-apa, keselek tadi hehe." Ucapnya diiring kekehan. Milenia menggeplak bahu Raka keras.

"Ngeselin! Bikin khawatir tau gak?!"

"Ciaaa yang khawatir, sini peluk kalo khawatir." Raka merentangkan tangannya lebar-lebar, menggoda Milenia untuk memeluknya.

Milenia langsung menjitak jidat Raka keras yang langsung dihadiahi pelototan gratis dari cowok itu. "Apa-apaan sih? Sakit tau."

"Suruh siapa bicara kaya gitu?" Milenia melipat kedua tangannya di depan dada, merasa sebal dengan tingkah Raka.

"Ye tadi kan bilangnya khawatir.." Cowok itu langsung pergi meninggalkan Milenia yang melongo di tempat.

"Dih, marah."

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang