CHAPTER 8

761 93 4
                                    


Hati-hati Typo...

Happy Reading......😊


Flasback on

"Sowon eonnie," ucap Eunha terkejut.

"Kenapa eonnie di sini? dan eonnie tau dari mana,kalau akau masih hidup,"

"kau tidak perlu bertanya aku tau dari mana Eunha, yang terpenting sekarang kau harus pergi dari sini, disini sangat berbahaya buatmu ,"

"Kemana eonnie?Kemana aku harus pergi?, semua orang membenciku dan keluargaku. Aku lebih baik menyusul kelu-," sebelum eunha menyelesaikan perkataannya Sowon membekap mulut Eunha dengan tangannya.

"Apa yang kamu katakan Eunha, kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Kamu harus terus melanjutkan hidupmu dan bersabarlah," Eunha sudah tidak kuat lagi menahan berat badannya, karena sekarang hatinya terasa sesak bahkan untuk bernafas saja sakit, Eunha yang jatuh langsung di peluk oleh sowon dan mereka sama-sama menangis untuk menyalurkan rasa sakit mereka.

"Bersabar..hah..Bersabar..." Eunha mengucapkannya dengan sedikit tersenyum dan setelahnya hanya isakan yang terdengar.

"Eunha kau ingat apa yang pernah kuceritakan padamu tentang buku yang sekarang kau pegang itu?," Eunha hanya menjawabnya dengan anggukan lemah.

"Menurutku kau harus mencobanya Eunha, jika ini berhasil kamu pasti menemukannya, menemukan cinta sejatimu, dan inilah sekarang tujuanmu, dan alasanmu untuk terus hidup," Eunha langsung mendongakkan kepalanya dan melihat Sowon.

"Benarkah eonnie, apa itu mungkin?," Sowon menjawabnya dengan aggukan yakin dan senyuman manisnya.

"Ini adalah hari festival lampion dan hari ini juga adalah bulan purnama, lakukanlah Eunha, aku selalu besamamu dan mendukungmu dan satu hal lagi aku juga dengar dari ibuku kalau kau bisa kembali ke zaman ini jika kamu masih memiliki buku itu dan melakukan hal yang sama saat kamu kesana," Eunha langsung memeluk Sowon dan sekarang ada sedikit senyuman di wajahnya karna menurut Eunha apa yang di katakan Eonnienya itu benar dan dia harus melanjutkan hidupnya.

Seseorang yang sedaritadi masih setia memendang dua orang yang berbicara, dia menggenggam tangannya sendiri dan tentunya dengan perasaan marah

"Jika dia melakukannya, bagimana aku bisa mendapatkan buku itu? Haiss...," ucap laki-laki itu dengan nada marah.

***

Malam hari tiba, dan Eunha sudah menunggu bulan purnama sejak tadi di pinggir sebuah jurang.

Eunha yang melihat bulan, segera membuka buku yang di pegangnya dan membuka halaman yang isinya terdapat gambar sebuah pintu.

"O.. iya barang tanda cinta, apa ini bisa,"ucap Eunha dengan melihat cincin batu safir merah yang tepasang di jari manisnya, cincin itu adalah pemberian dari Pangeran Taehyung.

Eunha melihat cahaya bulan yang menyinarinya, dia merasa cahaya itu semakin mendekat dan membentuk sebuah jalan dan pintu, Eunha segera mengikuti cahaya itu dan masuk kedalamnya dan tiba-tiba Eunha merasa matanya gelap dang kepalanya pusing dan akhirnya kehilangan kesadarannya.

Flasback of

***

"Pangeran taehyung..," ujar Eunha terkejut karena melihat orang yang di carinya, Eunha segera berlari dan berusaha mencari orang yang baru saja di lihatnya.

"Hai..mau kemana kau," ujar jungkook sedikit berteriak, melihat wanita yang bahkan dia tidak tau namanya itu tiba-tiba berlari.

Eunha berlari kesana kemari dan terus melihat sekelilingnya, berharap dia bisa menemukannya.

"Kemana kau pangeran?, kenapa kau pergi?,"

"Hei kau, kenapa kau tiba-tiba lari, kau membuatku harus berlari juga dan kau tau aku sekarang sangat lelah karena kau," jungkook mengatakannya dengan raut kesal.

"Maafkan aku tuan a-a maksudku Jungkook, aku tadi melihat orang yang selama ini ku cari, tapi aku kehilangan jejaknya," Eunha mengucapkannya dengan wajah yang sedih dan hampir menangis.

"Baiklah kali ini aku memaafkan mu,"

Mereka berdua segera melanjutkan perjalanannya, dan Eunha masih saja memikirkan apa yang di lihat tadi dan tanpa sadar Eunha menangis karena bahagia.

"Aku tidak percaya bisa secepat ini bertemu denganmu pangeran, sekarang aku harus lebih semangat dan aku akan lakukan apapun untuk bisa menemukanmu dan bersamamu," batin Eunha dan mengusap air matanya.

"Hei ngomong-ngomong aku belum tau namamu,"

"Namaku Eunha, Jung Eunha,"

Akhirnya mereka sampai di apartemen yang selama ini di tinggali Jungkook, dia sebenarnya adalah anak dari CEO Jeon Company dan pewaris tunggal keluarga Jeon tapi, jungkook lebih memilih tinggal di sebuah apartemen dan hidup mandiri.

"Masuklah," ujar jungkook.

"Apa ini rumahmu? Wah apa ini rumah di masa depan, sangat tinggi, dan kita harus menaiki besi kotak untuk kesini, hebatnya besi itu bisa berjalan ke atas wah.. masa depan sangat luar biasa ya..," ujar Eunha kagum.

"Kau bicara apa sih Eunha, aneh sekali dan besi kotak itu namanya lift, akh..sudahlah cepatlah masuk," Eunha hanya menanggapi perkataan pria bernama jungkook itu dengan mengangguk, dan masuk ke dalam rumah.

"Kau duduklah dulu aku akan menaruh tas ku dan berganti baju,"

"Terima kasih tu- akh...maksudku Jungkook,"

Jungkook langsung menaiki tangga menuju kamarnya dan meninggalkan Eunha sendiri di ruang tamu. Eunha melihat sekelilingnya dan merasa aneh dengan barang-barang yang tidak tau nama dan fungsinya itu, Eunha yang tidak tau duduk di mana akhirnya memilih duduk di lantai.

Eunha masih memikirkan kejadian beberapa jam lalu, saat dia melihat pangeran Taehyung di jalan, Eunha merasa bahagia karena meski dia tidak sampai bertemu pangeran Taehyung, minimal dia tau kalau Takdir nya itu berasa di sini dan dia akan terus berusaha mencari keberadaannya.

Beberapa menit berlalu jungkook akhirnya turun dan dia bingung sekaligus tertawa heran karena melihat gadis aneh yang lebih memilih duduk di lantai dari pada di sofa yang nyaman.

"Kenapa kau duduk di bawah?,"

"Maaf Jungkook, memangnya aku harus duduk dimana kalau tidak disini?, lagian aku selalu duduk dilantai,"

"Terserah kau sajalah. Kamar mu ada di situ, bersihkan sendiri dan di situ juga ada pakaian kakak perempuanku pakailah, bajumu sangat kotor dan aneh," Ujar jungkook menunjuk ke arah kamar sebelah tangga.

"Aneh, aku selalu memakai pakaian seperti ini setiap hari,"

"Terserah kau, yang penting sekarang masuklah, ganti baju dan tidur lah Eunha-shi karena aku mau istirahat".

"Sekali lagi terima kasih Jungkook-shi," ucap eunha dengan membungkukkan badannya berkali-kali lalu berjalan masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.

Jungkook hanya melihat punggung Eunha yang mulai menghilang, dan tidak tau kenapa jungkook merasa kasian dan penasaran tentang seseorang yang baru beberapa jam di kenalnya dan sekarang sudah tinggal di rumahnya.

"Kenapa aku bisa menolongnya ya, bahkan aku menyuruhnya menginap di sini, kenapa aku merasa aku harus menolongnya, dan kenapa dia sangat aneh?bahkan di zaman yang moderen seperti ini dia tidak tau lift, darimana sebenarnya dia berasal?," masih banyak pertanyaan di benak Jungkook tentang Eunha.

"Sebenarnya siapa kau.....?,"

Tbc.

See you next capter....😊

WHO IS MY DESTINY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang