CHAPTER 4

1K 110 0
                                    


Sowon yang mendengarnyapun juga ikut merasa sedih terhadap apa yang yang di alami oleh Pangeran Seokjin.

Tapi dia juga tidak bisa membantu apa-apa karena memang ia tidak pernah tau jalannya pemerintahan di kerajaan.

"Pangeran, maafkan aku karna aku tidak bisa memecahkan masalahmu tapi, aku hanya ingin mengatakan padamu, lakukankalah apapun yang menurutmu benar, karna aku tahu kau adalah pria yang sangat bijaksana dan apapun keputusanmu, aku akan terus berada di sampingmu pangeran" ucap Sowon dengan terus memandang wajah pria yang sebentar lagi menjadi suaminya itu.

Jawaban Sowon sungguh membuat Seokjin terpukau bukan hanya parasnya yang cantik tapi hatinya juga begitu, dia bahkan tidak pernah berharap menjadi putri mahkota dan menjadi ratu selanjutnya, itulah yang membuat Seokjin langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini, Sowon selalu bisa membuat perasaan nya menjadi labih baik.

"Kau selalu saja bisa membuatku merasa lebih baik, aku sangat beruntung karena bisa mendapatkan wanita sepertimu" ucap pangeran Seokjin dengan menatap dalam wanita di hadapannya dengan senyuman yang terus mengembang.

"Kau terlalu menyanjungku pangeran" jawab Sowon dengan menundukkan kepalanya, pipinya pun kini sudah memerah karena malu di tatap oleh pangeran seokjin, pangeran Seokjin yang melihatnya pun merasa gemas karena Sowon sangat terlihat lucu jika sedang malu seperti itu.

Pangeran Seokjin sudah menyerahkan semuanya pada takdir, karena dia yakin, sekuat apapun ia berusaha melawan takdir, takdir itu pasti akan menghampirinya dan yang akan menjadi masa depannya kelak, hanya ada satu yang dia harapkan yaitu wanita yang saat ini berada di hadapannya, akan menjadi takdirnya dan masa depannya kelak, sampai di kehidupan selanjutnya.

***

Udara yang terasa sejuk dan sedikit dingin di iringi suara kicau burung yang menandakan pagi yang akan segera datang.Eunha terbiasa terbangun sebelum matahari singgah di tahtanya, bahkan sekarang Eunha sudah rapi, dia memang terbiasa untuk bangun di pagi hari dan bergegas menuju padang dan mengambil bunga untuk di rangkai, Eunha sangat menyukai bunga dan harumnya, biasanya di jam-jam seperti ini bunga akan mekar sempurna dan terlihat segar.

Setelah bersiap, Eunhapun melangkahkan kakinya menuju padang bunga, dengan balutan hanbok sederhana berwarna putih dengan bagian bawah yang sedikit berwarna kebiruan, dengan hiasan dan tatanan rambut yang senada, membuat Eunha terlihat cantik dan mempesona pagi ini.

Eunha berjalan menyusuri jalan dan menikmati suasana pagi yang indah dan sejuk, Eunha melewati beberapa rumah, pasar, dan istana, memang jarak padang bunga dengan rumah Eunha cukup jauh, tapi Eunha tidak merasakan lelah karena menikmati perjalanannya.

Setelah melewati pasar, Eunha pun juga melewati istana dan berhenti tepat di depan gerbang istana Joseon, bayangan kenangan kembali hadir ke dalam pikirannya, kenangan Eunha saat pertama kali masuk istana di mana dia akhirnya di pertemukan dengan pemuda tampan yang menyebalkan, pria yang ternyata bisa membuatnya merasakan cinta yang indah.Eunha sedikit tersenyum kala mengingat kejadian saat dia bertemu Pangeran Taehyung, tapi gurat kesedihan kembali terukir di wajah cantik Eunha, saat teringat bahwa orang yang sedang ia pikirkan sekarang sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Air mata Eunha hampir saja jatuh membasahi pipinya, tapi setiap kali Eunha akan menangis ataupun sedih, dia akan teringat surat terakhir Pangeran Taehyung untuk tidak akan bersedih atau pun menangis dan harus selalu merasa bahagia, Eunha akan selalu mengingatnya.

Eunha kembali melanjutkan perjalanannya dan manik matanya menangkap sosok gadis cantik yang di kenalnya dengan baik, lebih tepatnya sahabat yang sudah seperti saudaranya, Eunha melihatnya keluar dari gerbang utama istana.

"Eonnie Sowon..,"

"Eunha-ya..," jawab gadis cantik bernama sowon itu.

"sedang apa kau disini pagi-pagi?, oh..iya aku lupa jika pagi seperti ini pasti kau mau ke padang bunga, iya kan?," lanjut sowon menebak.

"Iya, aku akan ke padang bunga,"

"Eunha-ya kita sudah lama tidak bertemu bagaimana kalau kita duduk dan minum teh di rumah ku? Sebelum kau pergi ke padang bunga , apa kau tidak merindukanku Hm..," ucap sowon dengan wajah sedikit membujuk.Eunha pun menjawab dengan anggukan.

Mereka pun akhirnya berjalan menuju kediaman sowon.

***

Eunha dan Sowon sudah sampai di kediaman keluarga kim, mereka segera menuju ke dalam rumah. Eunha melihat sekitar halaman rumah sowon dan teringat akan masa kecilnya. ya, Eunha adalah sahabat sowon dari kecil dan mereka sering bermain di halaman rumah sowon.

Setelah sampai di dalam rumah Eunha di sambut dengan pelukan ibu sowon, Eunha sedikit terkejut karena pelukan yang tiba-tiba, tapi setelah itu Eunha membalas pelukan wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

Setelah melepas rindu dengan ibu Sowon, Eunha di antar ke kamar sowon dan di persilakan duduk oleh si empunya kamar.Mereka pun berbincang panjang lebar di temani minuman khas keluarga ini yang di siapkan ibu Sowon.

"Eunha-ya bagaimana keadaanmu sekarang?, apa kau sudah baik-baik saja?,"

"Aku sudah tidak apa-apa eonni, aku merasa lebih baik sekarang, ya..meskipun aku belum bisa percaya tentang kematiannya,"

"Syukurlah.., kesibukan apa yang sedang kau lakukan sekarang?"

"Akhir-akhir ini aku sedang suka membaca eonni, dan saat ini aku sedang membaca buku yang sangat aneh, aku sangat bingung tapi aku juga penasaran..," Eunha pun menceritakan apa isi lembar terakhir buku itu, Sowon medengarkan dengan seksama apa yang di ceritakan gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Sowon dengan setia mendengarkan apa yang di ceritakan Eunha, Sowon sedikit familiar dengan apa yang di ceritakan Eunha tentang sebuah buku aneh, Sowon merasa ibunya pernah menceritan sebuah buku aneh dan ciri-cirinya sama dengan apa yang Eunha ceritakan, tapi Sowon lupa tentang apa kegunaan buku itu.

Setelah bercerita panjang lebar raut wajah Eunha berubah menjadi bingung "Sebenarnya apa fungsi buku ini, aku sama sekali tidak mengerti maksud buku ini,"

"Eunha sepertinya aku tau sesuatu tentang buku itu, tapi aku lupa apa itu," ucap sowon dengan menyatukan kedua alisnya dan mencoba mengingat sesuatu tentang buku itu.

"Ahk....aku lupa Eunha, begini saja kita bertemu siang besok di taman bunga, jangan lupa bawa buku itu dan besok pagi aku akan bertanya pada ibuku soal buku itu, bagaimana?"

"Baikalah Eonnie kita bertemu besok,"jawab Eunha cepat.

"Aku akan pulang sekarang, terima kasih untuk teh dan makanannya dan terima kasih juga sudah mau mendengar ceritaku tentang buku itu."

"Tidak masalah Eunha, aku pasti akan selalu mendengar semua ceritamu, sedih,senang atau apapun, kau jangan pernah ragu untuk bercerita padaku," ucap Sowon dengan mengedipkan mata ke arah Eunha yang langsung membuat Eunha tertawa sekaligus bersyukur karena mempunyai sahabat yang akan selalu menemaninya.

"Sampai jumpa besok..," Sowon yang mendengarnya membalas dengan senyuman dan lambaian tangan .

Tbc.

Sorry kalau ada Typo

Jangan lupa vote and comment kritik atau saran juga boleh...😊

SEE YOU NEXT CHAPTER....

WHO IS MY DESTINY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang