Happy Reading...
***
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku, kenapa aku kasian padanya, aku biasanya tidak peduli dengan orang lain," batin Jungkook yang masih menatap ke luar jendela.
Jungkook akhirnya sampai di halte pemberhentian di depan kuliahnya, Jungkook segera berlari karena dia tau karna kejadian di rumah tadi sangat menyita waktunya, dia bisa saja telat masuk mata kuliah pertama hari ini, Jungkook memang termasuk anak yang bisa dibilang pintar bahkan jenius karna dia selalu mendapat nilai hampir sempurna bahkan sempurna di mata kuliah apapun, dan tentunya jungkook juga anak yang sangat rajin.
Jungkook yang melihat pintu kelasnya segera mempercepat larinya, tapi Jungkook merasa tiba-tiba badannya ditarik seseorang.
"Jungkook. Ini aku,"
"Dasar ikan buntal, kau mengagetkan saja," marah Jungkook yang masih dengan posisi badan seperti salah satu juru karate.
"kau jahat sekali Jungkook, aku ini punya nama. Namaku Jimin," ucap Jimin kesal.
"Iya, iya, sekarang kau mau apa?, narik-narik orang sembarangan. Untung aja aku nggak langsung memukulmu tadi, ada apa? Kalau nggak penting, aku mau masuk kelas,"
"Tunggu-tunggu, dengar dulu dong penjelasan orang. begini, hari ini tuh pak choi nggak masuk, jadi kita bisa santai sekarang, gimana kalau kita pergi ke cafe deket rumahmu? dan kau yang harus mentraktirku," jelas jimin dengan tidak tahu diri.
"Nggak, aku lagi nggak punya uang," jawab Jungkook cepat.
"Ya ampun Juki..., jahat banget sih..., nggak mau neraktir sahabat sendiri, sesekali gitu,"
"Bener Jim, aku lagi nggak punya uang, dan satu lagi jangan paggil aku Juki,"
"Aku heran deh kook, kamukan anak salah satu orang terkaya di Korea Selatan, pemilik perusahan brand terkenal korea (Jeon colection), yang memiliki cabang perusahaan di mana-mana dan punya departemen store di hampir semua kota besar di Korea Selatan. Tapi, meneraktir sahabatmu sendiri saja nggak mampu," Ujar Jimin yang meruntut asal-usul Jungkook.
"Udah, ngomongnya.," Jimin hanya menggangguk.
"Kau tau semua kan Jim, kalu aku mau mandiri, aku nggak mau hidupku tergantung dengan kekayaan dan ketenaran nama orang tuaku, dan kau juga taukan, aku bertahan hidup dengan tabungan dan aku juga bekerja paruh waktu di cafe," Ucap Jungkook menjelaskan.
Jungkook memang lahir dari keluarga konglomerat, tapi sejak dia kuliah, dia tidak ingin lagi tergantung dengan orang tuanya, dan memilih mandiri. Sekarang Jungkook mencoba hidup sendiri dengan tinggal di salah satu apartemen miliknya, dan memenuhi kebutuhan dari kerja paruh waktu dan tabungan yang dia dapat dari hasil menabung sisa uang jajannya selama ini.
Tujuan Jungkook mandiri hanya satu, saat dia mau tidak mau harus memegang semua perusahaan keluarganya, dia tidak akan sombong dan hanya bermalas-malasan, dengan cara ini juga dia tau bahwa mencari sepiring makanan itu sangat susah, dia harus bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan untuk mendapatkan hasilnya.
"Iya maaf..,"ucap jimin dengan menundukkan kepala merasa bersalah.
"Nggak papa, kalau gitu karena guru mata kuliahku hari ini nggak masuk, gimana kalau sebelum aku kerja, kita ke cafe biasanya, aku yang teraktir,"
"Bener kook? Wah.... kau memang sahabat terbaikku, maaf soal perkataanku tadi," sesal Jimin.
"Nggak papa, ayo berangkat,"
Jungkook dan Jimin meninggalkan universitas dan pergi ke cafe yang selama ini di datangi olehnya dan Jimin jika ingin mengerjakan sesuatu atau hanya untuk sekedar bersantai, dan pemilik cafe itu juga teman dekat mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS MY DESTINY✔
Fanfiction#1- euntae 28-12-18 Aku mengalami penderitaan di saat kebahagian ada di depan mataku. Kenapa TAKDIR selalu menyudutkanku. Kenapa TAKDIR seperti tidak mengijinkanku untuk bahagia. Aku bahkan harus mencari sumber kebahagiaanku sendiri. Mengejar apa ya...