Happy Reading 😊***
"Apa kau sangat mencintai Gadis itu?," tanya Jin
***
Jungkook langsung terdiam saat mendengar pertayaan saudara sepupunya itu, bagaimana bisa Jin tau tentang perasaannya yang sangat mencintai Eunha.
"Kenapa kau hanya diam, Hmm.., benarkan, kalau kau sangat mencintai gadis itu,"
"Siapa namanya?, Eun.., ya..Eunha...gadis manis itu, kau sangat mencintainya kan?" tanya Jin lagi yang sangat ingin mendengar sendiri dari mulut adiknya jika dia sedang jatuh cinta.
Karena Jin tau, adiknya bukanlah type pria yang akan mengakui perasaanya secara langsung, dia akan cenderung bersikap dingin dan tidak peduli pada orang yang dia suka, entah apa yang membuat adiknya bisa memiliki sikap seperti itu, tapi ini mungkin karena selama ini Jungkook hidup sendiri dan jarang bergaul dengan orang lain selain kedua sahabatnya yaitu Jimin dan Taehyung.
Di dalam hatinya, Jungkook ingin sekali menjawab ya, tapi mulutnya sekarang terasa kelu, seperti ada sebuah lem kenyataan yang membuatnya tidak bisa mengucapkan dua huruf itu.
"Tidak Hyung, aku hanya kasian padanya dan lagian dia juga teman sekaligus pembantuku, jadi aku harus menolongnya," jawab Jungkook ragu dan tidak berani menatap mata Hyungnya.
Meski Jungkook berkata tidak, tapi di lihat dari gerak tubuh dan mata Jungkook, Jin bisa pastikan jika adiknya sekarang sedang berbohong.
"Jungkook tatap aku, dan bilang kalau kau tidak mencintai Eunha," ucap Jin memegang kedua pundak Jungkook dan sedikit mengguncangnya.
Dengan ragu-ragu Jungkook menatap mata Hyungnya, Jungkook tau Jin akan dengan mudah mengetahui jika dia sedang berbohong hanya dengan melihat matanya.
Jimin yang melihat suasana mulai serius, memutuskan untuk keluar dari ruang inap Jungkook, meninggalkan percakapan yang sangat pribadi itu.
"Aku..., aku mencintainya Hyung...," jawaban jujur akhirnya keluar dari dua belah bibir Jungkook, Jungkook menundukkan kepalanya yang di iringi dengan jatuhnya setetes air mata, ungkapan hati yang selama ini dia kunci rapat-rapat.
"Aku mencintainya Hyung, bahkan aku sangat mencintainya, tapi dia bukan bagian dari takdirku Hyung, dia takdir orang lain," lirih Jungkook dengan di selingi tarikan nafas dalam.
Inilah sifat Jungkook yang sebenarnya, ia adalah pria baik dengan hati yang begitu lembut, namun selama ini ia menutupinya dengan sikap sedingin es.
Jin merasa sesak mendengar penuturan adik sepupunya itu, di tambah dengan suara parau, karena Jungkook masih terus meneteskan air matanya dan juga dalam keadaan yang memang masih sangat lemah.
Jin juga bisa melihat ada tatapan keputusasaan dari dalam mata Jungkook, Jungkook seperti prajurit yang menyerah sebelum menghadapi peperangan.
"Kenapa kau selemah dan sepengecut ini Jungkook, adikku tidak seperti ini, adikku adalah orang yang tidak pernah menyerah dan selalu yakin pada dirinya sendiri," emosi Jin saat melihat Jungkook dalam keadaan yang sangat rapuh.
Selama ini Jin sangatlah dekat dengan Jungkook, tapi sekalipun Jungkook tidak pernah menunjukkan sisi lemahnya seperti ini di depan Jin.
"Tidak semudah itu Hyung, jika aku mengatakan tentang perasaanku padanya, aku bisa menghancurkan segalanya, aku sudah bahagia seperti ini saja, melihatnya tersenyum dari jauh sudah cukup bagiku," ujar Jungkook menghapus air matanya dan tersenyum semanis mungkin, untuk meyakinkan Hyungnya jika dia baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS MY DESTINY✔
Fiksi Penggemar#1- euntae 28-12-18 Aku mengalami penderitaan di saat kebahagian ada di depan mataku. Kenapa TAKDIR selalu menyudutkanku. Kenapa TAKDIR seperti tidak mengijinkanku untuk bahagia. Aku bahkan harus mencari sumber kebahagiaanku sendiri. Mengejar apa ya...