2. Taman

8.7K 342 4
                                    

Aisyah, kini sedang berada di taman komplek, tak jauh dari rumah nya. Duduk di bangku taman dengan menatap lurus ke depan.

Biasanya ia tak di izinkan jika keluar tanpa bodyguard. Tapi Aisyah selalu keluar lewat jendela kamarnya yang kebetulan ber-arah ke belakang rumah, pantang untuk ia ketahuan.

Tangisan tak bersuara hingga isakan kecil keluar dari mulutnya. Sedari tad, meruntuki semua alur yang tercipta dihidupnya

"Kalau aja Daddy di sini..." Lirihnya.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar taman.

"Shh.." Aisyah meringis, tangannya kini tengah memegang tumit kepalanya. Ia berjalan dengan semua energi yang masih tersisa.

Setelah berada di luar taman seorang lelaki menabraknya membuat tubuhnya terjatuh ke tanah.

"Aw"

"Ya ampun, sorry-sorry gue gak sengaja"

Sebuah uluran tangan, Aisyah menerima itu.

Lelaki, pemilik tangan tafi dengan cepat mengambil tangan Aisyah. "Tangan lo bedarah? Sini duduk, gue obatin." Mereka duduk di sebuah bangku depan taman.

Lelaki itu terlihat mengeluarkan kotak P3K di dalam tasnya. Ia kembali memegang tangan Aisyah dan mengobati tangannya.

"Aws.." Aisyah meringis saat lelaki itu memberikan obat merah di tangganya.

"Tahan, sakit nya sebentar kok nanti juga lo sembuh. Bay the way maafin gue yah."

Terlihat sedikit lengkungan di bibir Aisyah. "Iya gak pa-pa"

"Selesai deh." Lelaki itu kembali memasukan kotak P3K kedalam tas nya.

Lagi-lagi Aisyah tersenyum.

"Kok lo senyum?"

Aisyah menggelengkan kepalanya serta menjawab, em, tidak, balik bertanya lebih tepatnya. "Emang gak boleh ya?"

"Eh-eh boleh ko, boleh banget malah. Soalnya lo cantik kalo senyum." Bisa aja

Kini lengkungan di bibir Aisyah terlihat jelas sekali.

Aisyah, baru pertama kali bertemu dengan seorang lelaki asing yang menurutnya sangat lucu. Apalagi saat melihat lelaki itu fokus mengobati tangannya tadi, menurut Aisyah ekspresinya yang serius itu menjadi bahan kehumoran nya.

Aisyah melihat jam tanggan nya yang sudah menunjukan pukul 13:15. "Ya ampun!"

Aisyah berdiri dan sedikit berlari meninggalkan taman itu.

Merasa bingung, lelaki itu berteriak dari kejauhan. "Nama lo siapa??"

Tak ada jawaban, Aisyah kini terus saja berlari karena sepuluh menit kakak Aisyah pulang.

Aisyah kini sudah sampai di belakang rumah dan memasuki kamarnya lewat jendela.

Ia memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian. Sebab, pakaian yang ia pakai kini sedikit kotor karena terjatuh tadi.

Tok tok.

Aisyah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah bersih.

"Sebentar" teriaknya.

Ia berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamar nya.

Aidan.

"Halo adik gue tercintaa!".

"Kak, berantakan dong." rengeknya.

Aidan terkekeh melihat sikap manja Adik nya. Walau selalu menyendiri dan selalu saja menitihkan air mata, di balik itu semua Aisyah adalah seorang gadis ceria,dan juga manja.

KEHILANGAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang